Tuesday 12 July 2011

Srategi Mempersiapkan Dana Pendidikan

This is the story :)

Tahun ajaran baru sudah mulai. Status para ibu tentang mengantar anaknya ke sekolah bertebaran di jejaring sosial. Artikel-artikel yang mengulas mutu dan biaya pendidikan juga bermunculan di sebuah situs favorit Bunda. 

Terkait dengan pendidikan, usia Azka saat ini 2 tahun 8 bulan. Setahun lagi, insyaALLAH Bunda ingin memasukkan Azka ke pendidikan formal (TK). Dana pendidikan juga mulai kami siapkan. Sebenarnya, apakah memperoleh pendidikan yang bagus menjadi momok yang menakutkan? Yuk kita belajar dari pengalaman beberapa orang.

Seorang teman mengatakan, bahwa mempersiapkan dana pendidikan, baik tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi, sebenarnya tidak repot kok. Strateginya adalah mempersiapkan dari jauuuuuuuuhhhh hari. (wah, bukannya ini udah strategi umum ya? he..he..). Iya, sudah menjadi tips umum, tapi sudah umum juga saat tahun ajaran baru, ramai berita melaporkan bahwa pegadaian menerima banyak barang gadaian,  banyak ibu-ibu complain tentang uang pangkal.

Ya itulah realitasnya. Pendidikan yang belum berpihak pada rakyat. ok ok... di sini bukan tempatnya misu-misu atau mengeluh keadaan. Di sini tempatnya kita mengubah arah sayap, dan tidak protes terhadap arah angin (ngutip quotes di bukunya Reza Syarif).

Yuk kita mulai ubah arah sayap kita yah...Ini buat yang gajian ya... karena pengalaman kami di posisi orang gajian, belum menjadi orang yang berwirausaha. Doakan, insyaALLAH bisnis Bunda akan bisa ajeg (bisnis yang mana Bun??? Ahh bunda kurang tekun niyh)

Buat kita yang gajian, setiap bulannya kita sisihkan minimal 10 % untuk ditabung. Jangan ditaro di ATM. Tapi ikutlah produk yang mirip deposito yang jangkanya pendek, minimal setahun. Jadi di tanggal kita gajian, jadikan tanggal itu untuk didebet di tabungan 'mirip deposito tersebut'. Kalau gajiannya ga masuk ke rekening, boleh juga  tuh beli celengan plastik (harganya variatif 5000 - 10000), masukin deh ke situ. Nah, kalau udah setahun, investasikan ke bentuk lain. Mungkin ada yang suka reksadana, mungkin ada yang suka logam mulia. Pokoknya, jangan diendapkan!. Karena nilainyabisa tergerus inflasi. Tapi, tahun kedua, upayakan dana yang disisihkanmeningkat, 11 %, 12 %, dst. Memang sih, konsekuensinya ada yang dikorbankan. Pasti jajan di luar akan berkurang. But it's ok... we still canlive without such 'hedonism' seduction right???

Selain gaji bulanan, kalo karyawan suka ada bonus dan THR. Nah, sisihkan juga dari sumber ini untuk pendidikan. Tapi sekali lagi, jangan disimpan dalam bentuk uang di tabungan. Harus diinvest!. Seberapa besarnya, silakan diskusikan dengan pasangan.

Kalau ikat pinggang sudah kencang tapi kok sepertinya tidak ada celah untuk saving, berarti strateginya adalah mencari ikat pinggang yang lebih longgar. Alias mencari tambahan penghasilan. Nah, dalam hal ini, jangan sampai kepentok mindset kalau bisnis perlu modal lho. Manfaatkan aja kemampuan yang Anda miliki. Kalau suka bikin kue, mulailah terima pesanan. Kalau suka nulis, coalah ikutan pembuatan buku antologi. banyak celah deyh.

And above of all, ALLAH adalah Pemberi rizki. Awali dengan niat yang baik, ikhtiar, dan doa yang sungguh-sungguh untuk minta sama ALLAH.
ALLAH is Ar Razzaaq الرزاق,  The Ever Providing.

Moga berguna,,, dankalau ingin browse yang lebih ilmiah, silakan gugling situs2 financial planner.

happy saving all :)
Powered By Blogger