Friday 27 April 2012

Ritual Malam Sebelum Tidur

This is the story :)

kapan awalnya kebiasaan ini dimulai, Bunda juga ga ingat. Tapi yang jelas, Azka punya ritual kalo waktu sudah menunjukkan pukul 21.30. Oh ya, untuk informasi, Azka baru benar-benar mengantuk jam 23.00 atau jam 23.30.

Ritual apakah yang dilakukan jam 21.30? Ritual itu adalah... ngemil. Tiba-tiba saja saat masih main Azka minta kue atau minta digoreng telur atau roti, biskut, atau susu cair. Kadang Bundanya yang udah 5 watt rada sebel (dalam hati) juga sih, aduuhhh nih toddler udah malem kok ya ga ngantuk-ngantuk. he..he.. Tapi kemudian Bunda ingat, Bunda harusnya bersyukur, Azka lambat laun mulai bisa minta camilan. Kalau selama ini dia paling menyentuh beberapa jenis makanan saja, sekarang sudah mulai merambah ke yang lain. Misalkan selama ini hanya biskuit tertentu saja yangia suka, sekarang Azka mulai suka brownies, soup buah ala Azka (apel dicampur susu b**r br*nd). Well. khusus untuk soup buah ini, Bunda pikir rasanya aneh. Cuma pas Bunda coba, rasanya rich juga. he..he.. Susu plain campur ape yang manis.

Nah, setelah ritual ini, apakah Azka langsung tidur? Hm... belum. Dia masih main, atau nonton film dokumenter atau minta dongeng. Lalu.. benar-benar menjelang tidur, Azka akan minta susu anget atau susu formula hangat, dengan quantity 2 x 150 ml. Setelah minum susu, unda mewajibkan Azka untuk minum air putih atau kumur-kumur, supaya gula di sufor itu ga kelamaan nempel di gigi, biar giginya ga tambah grepes. he..he..

Nah.. baru deh abis itu tidur. Tidurnya pun ada intro, cari-cari posisi yang enak, minta peluk Bunda, sabil Bunda bacakan doa tidur. Lalu lama-lama tidur pulas. Kalo Azka tidur pulas, Bundanya yang kemudian bingung, cari posisi yang enak. Karena kadang tersisa di pinggir saja, mepet banget pinggir kasur. Kalo Abi... wah.. jangan tanya, Abi udah nge-book posisi nyaman dari jam 21.00 dan sudah melayang ke Kapuk Island.

Kalo adiknya Akza udah lahir, formasinya jadi gimana ya? ha..ha.. Jangan-jangan beneran nih Bunda tergusur jadi tidur di lantai pake kasur tipis. Ouh kaciaaannn.

Katalog

This is the story :)

Dulu, waktu masih single, kalau ke supermarket mendampingi Uti dan Akung, Bunda ga perhatian sama sekali dengan katalog yang bertebaran. Bunda pikir, ituhanya price list barang-barangnya supermarket dan kalaupun ada promo, toh barangyang promo pun nampaknya tidak / belum Bunda butuhkan waktu itu.

Itu dulu... Kalo sekarang, berbalik 180 derajat. Apalagi untuk keperluan Azka seperti susu dan diapers (dulu, waktu belum lepas diapers), Bunda dan Abi seringnya cari-cari info supermarket yang mana yang promo. Kalaupun kami tidak mendapat katalog, kami membeli di supermarket yang harga normalnya relatif lebih miring dibandingkan supermarket yang lain. 

Kebiasaan ini ternyata bukan milik kami berdua. Teman kantor Bunda, sebut namanya Don, rajin membuka e-newspaper, karena seringkali promonya supermarket diiklankan di koran. Si Don ini, seringnya browsing untuk susu, karena susu anaknya lumayan yang mahal. Mau ganti ke merk lain denan harga di bawahnya, khawatir ada efek samping seperti diare, sembelit, atau alergi.

Serunya berburu barang promo. he..he..

Dan menurut Bunda, ini adalah salah satu cara ALLAH mencukupi rejeki anak. Dilebihkan rejeki dalam bentuk nominal insyaALLAH iya, tapi ada juga dalam bentuk lain, yaitu 'ilmu' hunting yang seperti ini.

ok ok... siap-siap beli susu Azka.
Sssttt...  di Supermarket yang aslinya dari negaranya si Zinedine Zidane itu, harga susu formulanya Azka lagi diskon sekitar 22%. Alhamdulillah... 

Thursday 26 April 2012

Tentang Rumah

This is the story :)






gambar diambil dari http://realbetter.blogspot.com/2010/11/home-sweet-home.html

Bunda mau ceritain tentang rencana teman Bunda yang ingin membeli rumah. Sebut saja nama teman Bunda itu Ken.

Pada suatu weekend, Ken beserta istri dan anak bayinya jalan-jalan keluar rumah. Mereka iseng  ingin beli jajanan di luar. Pulangnya, mereka melewati sebuah cluster rumah yang sedang dalam pembangunan, tapi sebagian ada yang sudah dihuni. Ken dan istrinya tertarik, karena model rumahnya bagus, dan daerahnya cukup nyaman. Kemudian, masuklah mereka ke kantor pemasaran. Tanya ini itu, ambil brosur dan price list. 

Ternyata rumah yang masih tersisa adalah tipe-tipe besar. tipe yang paling kecil sudah sold out. Namun, kata sales nya, ada sebuah rumah tipe kecil yang calon pembelinya masih 'ngambang' antara iya dan tidak. Kalau mau, Ken boleh nge-book dulu. Cabcus, Ken langsung setuju.

Keesokan harinya, masih belum ada konfirmasi dari si pembeli rumah, yang berarti masih ada peluang Ken untuk memiliki rumah tersebut. Ken pun ngobrol sama Bunda dan beberapa teman-teman mengenai historical kami membeli rumah dan 'seninya'. Intinya sih... untuk aset jangka panjang seperti itu, modalnya adalah azzam yang kuat, Bismillah & Biidznillah, atau istilah umumnya MODAL NEKAT. Lalu, ken coba-coba hitung-hitungan DP yang jumlahnya cukup besar. Terus dia coba telepon ke mertuanya, dan Alhamdulillah si mertua mau meminjamkan soft loan untuk sebagian DPnya. Sebagian DP lain ken merencanakan pinjam ke koperasi kantor. Intinya, insya ALLAH sumber-sumber dana sudah kelihatan.

Tapi kemudian, dua hari setelahnya, si calon pembeli rumah yang diidamkan Ken menyatakan konfirm untuk meneruskan pemeblian rumah itu. Yaaahhh... penonton kecewa. Bunda juga agak sedih sih, karena Bunda mendukung Ken untuk membeli rumah tersebut. Tapi, Bunda 'flat' aja menanggapinya. "Cari lagi yang lain", itu kata Bunda.

Dari sini, Bunda berkesimpulan rumah itu bukan sekedar transaksi jual beli, ada uang ada barang. No..no.. Rumah itu ternyata ada 'jodoh'nya juga. Kaya orang aja, misalkan udah pacaran bertahun-tahun, kalo emang bukan jodohnya, maka mereka ga akan nikah. Tapi ada yang baru kenal beberapa bulan, udah klik, mantap, nikah deyh (ehhm.. ehm... nyengir sendiri). Bunda juga ingat cerita Eyangnya Azka bagaimana mereka membangun rumah. Modal yang dimiliki tippiiiisss banget. Tapi mereka yakin ada rejeki. pertama rumah utama dibangun, interior masih blong, terus yangpenting pasang pompa air, sisanya (sampai rumaah lengkap) sedikit-sedikit. Alhamdulillah, sekarang rumah Eyang udah final yang nyaman buat penghuninya.

Jadi, yang sudah ketemu 'jodoh'nya, bersyukur yah... Bersyukur untuk segala kelebihan dan kekurangan. Kalao yang belum ketemu 'jodoh'nya, jangan putus asa, tetap mencari, minta, dan ini sebagai adventure.

Bagaimana dengan rumah kami?
Not much to say lah... Kami seperti keluarga pada umumnya, ada ikhtiar, ada nekat, Alhamdulillah ada jalan juga yang dikasih ALLAH,yang jelas, we're not in group of people who have zero loans. hha...haa.. :))

Tuesday 24 April 2012

Itu Mah Selera Orang Bund...

This is the story :)

Hm.. gimana ya, Ya, iya sih, Bunda juga tau, selera / passion  orang beda-beda. Cuma...

Hah.. cuma mau nulis nyerempet curcol dikit. Kan Bunda jadi marketing buku paket eksklusif dari sebuah penerbit, yang harganya emmang cukup mahal, dan takes more effort to afford them.

Pada suatu hari ada seorang prospek yang Bunda tawarkan produk tersebut... Menurutnya harganya kemahalan. Anaknya biasa beli buku second atau buku yang ngecer ajah. Ga masalah sih, kebutuhan orang masa sih kita atur? Tapinyaahh... kok kebutuhan dia pribadi (hm.. kebutuhan yang berhubungan sama dunia wanita siyh, kaya baju, sepatu, tas, dll) kok cukup besar porsinya untuk menarik perhatiannya? Maksudnya, ibarat ngelihat makanan, kalo ngelihat pakaian n asesoris dll itu bagai melihat rendang pedas yang menggugah selera, dibandingkan melihat buku yang seperti bubur bayi yang anyep rasanya itu.
Pikiran lain di luar pikiran yang sedang menulis :
waakss.. emang ini urusan Bunda Ya iyalah... kan jualan Bunda nih, profit oriented :D. kan memiliki sarana belajar anak yang bagus sangat penting lho. he..he..
Oh ya, ada cerita lain dari teman Bunda yang juga marketing. Prospeknya dia menolak buku jualan kita dengan alasan mahal. Padahal anaknya pintar, dan kelihatan punya ketertarikan pada produk buku yang kami jual itu. Eh ga taunya/... si prospek malah membelikan gadget untuk si anak, yang harganya mungkin lebih mahal daripada produk buku kami. Heuuhh... jadi ngelus dada. 

Emang bener kata supervisor Bunda. Kita itu bukan sales yang orientasinya jualan, tapi kita adalah book advisor, yang tugas utamanya adalah meng-edukasi betapa pentingnya memiliki sarana belajar yang comprehensive untuk anak. Mengenai harga mahal, hm... kalo seminggu sekali di mall, trus satu kali jatah jalan-jalanke mall dialihkan ke buku jadi ga berasa berat kan?

Ah sudah ya, daripada mengundang kontroversi. Selera orang tuh beda-beda, ga boleh disamain. Harus semangat! Justru itulah serunya, jualan yang peminatnya (kayanya) ga sebanyak barang kebutuhan fashion / asesoris. Kalo Bunda dapet customer, berarti itu customer yang benar-benar membeli value dari produk Bunda.

Ayo Bund... semangat jualan eh, semangat bersyi'ar untuk menyebarkan buku-buku keluarga muslim yang contentnya bagus banget.

Smangattt!!

Tiga Bulan Bertiga

This is the story :)

InsyaALLAH pekan depan, Abi akan dinas ke Kuala Lumpur, rencananya sekitar tiga bulanan. Jadinya, kami bertigaan aja di rumah : Azka, Bunda, Mba Upi.

Pastinya ada yang berubah dengan tidak adanya Abi di rumah. Salah satunya adalah jadwal serta teknis Bunda berangkat & pulang kantor. Yang biasanya PP barengan Abi, kalau Abi dinas, perginya jadi naik omprengan. pulangnya nebeng temen Bunda sampai tol Jatibening, lanjut naik bus.

Teyus, yang biasanya Ahad pagi kita jalan-jalan ke Pur Gading, kali ini jalan-jalannya sama Mba Upi. Dalam hal menu, kita juga bisa lebih variatif, karena Abi sukanya sayuran yang berkuah, jadi tiap hari kita ikutin seleranya Abi. Kalo Abi lagi dinas, kita sekali-kali bisa masak masakan tumis, atau dibuat lalap. he..he.. Tumis kangkung, Sayur pare, leunca pake oncom, ikan goreng sambal + lalap, pokonya back to Indonesian original menu lah. ha..ha..

Semoga urusan Abi di KL lancar, Bunda & Azka di rumah sehat n baik2 aja, dan.. oh iya.. ntar Bunda periksa hamilnya sendirian deyh. Hm.. yo weis lah, tak apa-apa. Abi terima reportnya aja dari Bunda. Moga baby n kehamilan Bunda sehat selalu. Amiin.

Bon Voyage Abi... semoga ilmunya nambah dalam, experiencenya lebih kaya, dan kariernya makin bisa kasih kontribusi lebih buat semua pihak. Amiin.

Monday 16 April 2012

Mertuaku Adalah the Success Couple dalam Membesarkan Anak

This is the story :)

Edisi ini, Bunda mau ngomongin orang. he..he.. Yang diomongin itu, mertua Bunda sendiri, alias orang tuanya Abi. Sssttt... baca yang bener ya. Seru!

Di mata Bunda, Eyangnya Azka ini adalah orang tua yang sukses dalam membesarkan / mendidik 5 anaknya.
Parameter (versi Bunda) adalah :
1. Semua anak-anaknya komitmen dalam shalat & rukun islam. Alhamdulillah Abi termasuk dalam orang yang shalatnya tenggo, alias pas adzan teng, langsung go untuk wudhu trus shalat (Alhamdulillah.. bisa jadi 'contekan' buat Bunda).
 2. Tiga anak laki-lakinya tidak ada yang merokok --> keren banget kan??
3. Dan yang paling penting, di mata Bunda, anak-anaknya mertua Bunda ini memiliki karakter yang okeh punya, yaitu ;
  • percaya diri. nyaman banget sama keadaan dirinya, ga ngebanding-bandingin dengan orang lain.
  • selalu bersyukur.
  • optimis, ga khawatir sama masa depan, as long as kita berusaha.
  • hard worker dalam definisi wajar, weekend nya juga berleyeh-leyeh siyh. he..he..
  • Ga irian sama orang laen. 
  • Empati sama sodara gede.
  • Tau apa yang mereka mau & enjoy ngejalanin pilihannya. Hm.. ini case nya si bungsu Tante Mala. DItawarin kuliah, tapi maunya langsung kerja. Walaupun kerjanya cape (di bagian QC sebuah pabrik, dan ada shift malem nya), tapi tante Mala ini enjoy banget.. ga pernah ngeluh. 
Oh ya, bagaimana profil mertua Bunda (Eyang kung & Eyang ti) ini siyh...
Apakah mereka KB? No... anaknya 5.  Ini mematahkan teori, kalau dengan KB (2 anak saja) semua anak mendapat perhatian. Tapi toh kelima anaknya ini ter-handle kok, bahkan sampai mereka dewasa, kalo butuh apa-apa, Bapak & Ibu mertua Bunda ini selalu ada (he..he.. ini mah anaknya yang kebangetan, ngerepotin ortu).
Apakah mereka sekolah psikolog, rajin ikutan seminar parentinf? No. Bunda analisa sih ilmu mereka adalah dari pengajian plus intuisi sebagai orang tua.
Apakah Eyangkung seorang yang welfare sehingga Eyangti hanya fokus ngusrusin anak-anak, dan urusan rumah dibantu asisten? No. Dari awal merantau, Bapak & Ibu mertua Bunda adalah pekerja keras. Kerja apapun yang halal dilakoni.

Karakter-karakter yang bagus itu most likely 'dicontohkan' dari bagaimana mertua Bunda mendidik anak-anaknya siyh. Apakah mereka psikolog dan ngerti teori-teori parenting-an? Noo... Kalo Bunda analisa, mereka mengandalkan intuisi sebagai orang tua, sehingga peka sama apa maunya anak. Ini seperti teorinya Dr. Sears dalam bab pengasuhan bayi oleh ibu yangbaru lahiran. Ga usah pusing-pusing teori A, B, C, yang terkadang saling kontradiktif. Dengar aja insting & naluri kita sebagai orang tua.Insya ALLAH akan terjadi hubungan yang harmonis antara anak & ortu.  Karena... Tiap anak beda gaya, dan tiap ortu punya karakternya sendiri.

aahh.. udah yea. cukup segini. Semoga Bunda & Abi bisa jadi ortu yang asiik di mata Azka PLUS ortu yang amanah dalam penilaian ALLAH SWT. (AMIIIINNN). Dan moga Bunda & Abi bisa menyerap semua yang baik dari Eyangkung & Eyangti.

Tuesday 10 April 2012

Has to Have VS Has To Read

This is the story :)

Dalam bidang perbukuan, Bunda mengkategorikan menjadi 2 : Has to Have dan has To Read.

Yang has to have adalah buku-buku yang menurut Bunda content-nya 'berisi'. Cara menulisnya enak, dan cukup 'ramai' dibicarakan pada saat buku itu terbit. Adapun author / judul buku yang Bunda kategorikan buku-bukunya sebagai Has to Have adalah :
1. Dewi Lestari dengan Supernova nya
2. Andrea Hirata dengan tetralogi laskar pelangi
3. A. Fuadi dengan trilogi Negeri 5 Menara nya
4. Dan Brown dan 5 bukunya yang udah terbit
5. Harun Yahya.
6. Ensiklopedi Bocah Muslim pelangi MDS (insya ALLAH akan invest ini saat Azka masuk SD)
7. Nabiku Idolaku pelangi MDS
8. Paulo Coelho (Dulu, waktu masih single, sekarang sih ngga).
9. Michael Crichton
10. Novel-novel pemenang pulitzer (baru punya 2 siyh : kapten march & to kill a mockingbird).

Adapun yang has to read, lebih banyak. Nah, gimana read nya kalo ga have. Caranya adalah : pinjam temen atau cari e-booknya. he..he..

Kenapa has to read ga menjadi has to have?
Buku itu menurut bunda adalah invest. invest secara physical & secara isi pemikirannya. Nah.. kalo secara isi pemikirannya nge-klik abis dengan personality Bunda, maka itu adalah harga lebih yang pantas untuk diinvest selain physical buku tersebut.

oks... kalo gitu, sudahkah kita 'membuka' pikiran kita untuk invest ke buku selain invest ke LM, properti, & reksadana? Kalo belum, hayuu kita mulai deyh.


Tempe & Sambal Pecel

This is the story :)

Setelah makan malam, di ruang tamu.

Mba (M) : Azka, mau tempe goreng ga?
Azka (A) :  Mau
Bunda (B) : Pake sambel pecel ya Ka, enak deyh...
(kebetulan si mba masak pecel hari itu)
A : Iiihh kan sambel pedeesss.
B : Justru itu, pedes biar makannya enak.
A : Azka kan masih kecil, kan ga doyan pedes.
B : Terus mau doyan pedesnyakapan?
A : Ntar, kalo Azka udah gede.
B : Udah gedenya kapan?
(berharap Azka menjawab : nanti, kalo udah sekolah. he..he..)
A : Udah gedenya besok siang.
B : ^%*%*
(related sih, pertanyaan kapan, dijawab dengan timing. cumaaannnn kok.. gimannaaa gitu. wkwkw).


Monday 9 April 2012

Energi Dari Niat

This is the story :)

Innamal A'malu BinNinniyat.
Segala sesuatu bergantung pada niatnya.

Subhanallah... Bunda ngerasain juga lho. Saat kita berazzam / berniat melakukan sesuatu karena menikuti perintahNya, hasilnya energi yangluar biasa, yang bahkan bisa menerabas hutan semak belukar sekalipun (lebayy dikit ahh).

Tapi saat niat itu tanggung / setengah setengah, yang ada ga pernah kesampean, karena ga bersungguh-sungguh untuk meraih kebaikan di dalam niat itu, walaupun hal yang pengen diraih itu sangat mudah.

Jadi, untuk beberapa cita-cita Bunda, mustinya Bunda menanamkan niat / azzam / kesungguhan tekad yang benar-benar seriuuussss.

Bismillah.. yuuk mulai serius.


What Kind of Persons Are We

This is the story :)

Senen pagi.... rada mau ngeluarin uneg-uneg dikiiiitttt.

cabcus ajah!

Saat ada teman (tepatnya neighbor) berkomentar terhadap khadimat yang kami miliki, komentarnya tentang pada si 'mba'. Gini nih kira-kira :

'Enak ya.. mba nya telaten momong anak.'
'Mba nya udah dewasa sih ya, jadi ngerti kerjaan rumah.'

de el el.. yah, kami mensyukuri dikasih rejeki seorang mba yang telaten momong anak (apalagi dalam hal nyuapin Azka. trick nya jempoll deyh).

But do they ever wonder what did we do to our 'mba'? istilahnya, What kind of majikan are my husband & I ?

Frankly speaking (not to ask you, the readers to give us compliment), we're kind of a house owner who don't expect a high KPI (key performance indicator) to our mba.

This is how we're doing :
We never expect her to finish the house stuff things finished by the time we go to office (well, several friends of mine have a quite strict rules about this),
 We never ask her regularly preparing our breakfast (It's not just about preparing breakfast, it's about her get up time, very early in the morning to prepare anything, untill the breakfast ready),
We never complain about what she cooked (for some 'emak-emak', they can't cook but they often complain about the taste of food),
We never complain about the dust she left in the corner of the room from her broom activity result (on the weekend, sometimes I did my 'beberes' activity. And fortunately, I found the pile of dust which hard to reach in regular brooming), well I never complain about that.

So... I think my husband and I are a kind of 'majikan yang asik' tho? he..he... Bukan congkak bukan sombong lho, si Mba juga pernah ngakuin, di tempat kerjanya yang dulu, tiap pagi, ada kewajiban siapin kopi / teh di pagi hari. While my husband & I ... ngga segitunyah. Secara my hubby juga ga ngopi, kalo mo anget-anget ya gwe juga bikin susu sendiri. Dibikinin teh ya qta minum, ga dibikinin kalo ga pengen juga kita cukup kok aer putih. We're a very simple spouse.

What about the salary??? I can't say that we give her at the amount above the market price. But I can say that she can spend 92% of her salary, nett!!! While her majikan is 0% of saving. wkwkwkw....


okay.. let's get back to my excel sheet. :)
Powered By Blogger