Friday 30 December 2011

Enjoy Ajahh

This is the story :)

Oo begini toh rasanya hamil? *%$#&)
silly question isn't it? secara ini udah kehamilan bunda yang ke-3. (pertama : azka, ke-2 : abortus spontan complete, ke-3 ongoing).

Kenapa tanya seperti itu, karena waktu hamil azka ga berasa apa-apa. ALhamdulillah ga ada nausea, pusing, de el el. Hamil kedua pun cenderung santai (walopun usianya cuma 6 minggu). Nah.. hamil ketiga ini, bener-bener seru. Walopun ga setiap hari 'huwek-huwek' kaya Tante Arie, teteup aja  perut ini rasanya campur aduk, mulutnya berasa anyep-anyep. Hm.. anyep-anyep itu maksudnya rasa mulut saat kita sakit panas gitu. agak-agak pait asam gimannaaa gitu.

Tapi Alhamdulillah nya... makan masih masuk (walopun cenderung memilih yang enak buat lidah Bunda). Moga apapun yang bunda masukkan menjadi gizi buat baby. Amiin.

Nah, rasanya hamil yang lain yang ga kalah seru adalah... maleessss banget dandan. Emang sih, Bunda bukan tipe perempuan yang dandan ala lenong lengkap semua detail riasan. But at least bedak n lipstik nempel di muka untuk riasan harian. Sekarang mah.. wahh, don't care. Rasanya muka ini jadi panas-panas gimannaaa gitu.

Di sisi lain kehamilan yang didominasi rasa-rasa aneh tadi, Bunda punya kepengenan yang sangat membuncah.. yaitu, bikin masakan. Beberapa hari ini kebayang (bahkan browsing2) resep chesecake, trus ngebayangin bikin spagheti 'praktis' buat sarapan dengan bumbu jadi. Lucu yah.

Jadi kalo mau maen tebak-tebakan, baby nya cewek atau cowok hayo??? atau mungkin dua-duanya. he..he.. (ngayal dot com)

Tuesday 27 December 2011

Afternoon Sickness

This is the story :)

Adalah wajar kalau hamil trimester pertama mengalami morning sickness,  alias huwek-huwek muntah ga jelas di pagi hari. Tapi kalo sickness nya sore-sore gimana? wajar juga sih. he..he.. cuma namanya aja yang ga keren, bukan morning sickness, tapi afternoon sickness.

Lalu kalo lagi huwek gitu, apa yang dilakukan Abi? well, abi cuman nyengi2 ngetawain Bunda. Mungkin menurut Abi lucu kali ya, atau wajar ajah, ngikutin trend orang hamil muda, ikutan huwek-huwek.

sudah dulu ya.. lagi males ngapa2in, bahkan juga males nulis. :)

Cars

This is the story :)

Ahad kemaren kami bertiga nonton cars the movie di TV. Tujuannya sih nemenin Azka ajah, ga terlalu wandering sama jalan ceritanya. Eh ternyata.. Bunda dan Abi yang jadi penonton setia, dari awal sampe akhir film.

btw, ini kan film lama ya. he..he.. tapi bunda baru bahas ini sekarang.

Menurut Bunda, film cars ini moral of storynya keren banget.


Friday 23 December 2011

Different Thing Grows the Love

This is the story :)

Sebelumnya bunda berfikir bahwa ini adalah kekurangan abi, tapi sekarang bunda melihat ini sebagai kelebihan abi yang jaaarrraaanng banget dimiliki orang lain.

Menurut Bunda Abi itu thinking out of the box,  low risk manajemen. he..he.. Jadinya, Abi menjalani hari-harinya dengan sangat easy going, bersemangat, penuh kesyukuran. He never bothers what will happen on the next day. He;s just running things he can right now, at the best portion. Subhanallah ya.. Ke depannya seperti apa, Abi menyerahkan ke ALLAH, dan yakin ada jalannya.

Ini yang beda 180 derajat sama Bunda. Bunda (berkali-kali Bunda cerita di posting2 sebelumnya) suka mengkhawatirkan hal-hal yang akan terjadi di depan.. Padahal belom tentu kejadian. Udah gitu yang dibayangin adalah hal-hal yang risky.

Terkait dengan rencana 2012 ini, insya ALLAH agenda besar keluarga kami adalah ..pindah rumah, lahiran adiknya Azka, sekolahin Azka. wouuw kelihatannya those all 'ribet' things to be done yah. ha..ha.. Tapi ngga buat Abi. Abi melihat semua hal itu dengan posistif. Semuanya adalah episode baru yang seru, dan semua adalah pintu-pintu rizki (apapun bentuknya).

hayooo songsong 2012 dengan optimis, cool, confident, dan pastinya tawakal.

Wednesday 21 December 2011

Preggers

This is the story :)

Setelah abostus spontan complete lalu, Alhamdulillah sekarang Bunda jadi 'preggers'lagi, alias hamil lagi. he..he..

Kalo mo dibanding-bandingkan, hamil yang ini sama hamil Azka rasanya beda.
Hamil Azka
1. Usia bunda 27 tahun
2. Badan masih fit dan langsing
3. Ga morning sickness sama sekali. cuek beybeh
4. Perhatian banget sama makanan. Terutama asupan sayur, buah, dan susu.
5. Ga ada kepengenan makan / minum sesuatu.

Hamil Sekarang
1. Usia bunda 31 tahun
2. Starting berat badannya di n + 6 (kg). n = berat badan awal waktu hamil Azka.
3. Morning n afternoon sickness, apalagi kalo lagi laper. ga sampe jackpot sih, cuma bunyi 'huweekkk' gitu.
4. Cenderung makan yang membuat Bunda nyaman. Tapi teteup... ga makan mie instan, minimize msg, mentah2, bakar2an. Susu sejauh ini susu UHT yang (menurut bunda) rasanya lebih seger daripada susu hamil.
5. Ada kecenderungan pengen makan yang seger (gurih, berkuah, berkaldu) dan minuman yang manis.

Moga-moa, apapun style hamilnya, Bunda dan baby diberikan kesehatan dan lancar di persalinan nanti, dan mudah mengasuh dua buah hati rejeki ALLAH ini. amiin.

Monday 19 December 2011

Hati dan Berhitung

This is the story :)

Alhamdulillah, Sabtu 17 Desember 2011 lalu Abi dan Bunda sudah terima kunci untuk rumah pertama kami yang lokasinya di Puri Duren Asri 4, Jati Asih Pondok Gede.

Setelah ini, rencananya adalah mengisi barang-barang rumah tangga, lalu pindah. 

Ada yang pro dan kontra mengenai Bunda dan Abi membeli rumah. Kalo orang tuanya Abi, sangat pro, malah meng-encourage, dan cukup memberikan bantuan finansial pada kami. Kalo orang tua Bunda (akung n Uti) yang agak kontra. Karena mereke menginginkan keluarga Bunda menempati rumah mereka yang di Pulo Gebang.

Rumah, untuk sebuah keluarga adalah sesuatu yang urgent. Feel nya beda antara rumah sendiri dan rumah orang tua, walaupun mungkin, rumah orang tua lebih besar, fasilitas sudah lengkap, dan lain-lain. Tapi menurut kami, rumah sendiri adalah ada berkah di dalamnya. Ada kenyamanan yang tidak bisa ditakar dan diukur dengan hitung-hitungan matematis. Ya.. walaupun juga ada ujiannya tersendiri sih, misalkan ... yang biasanya cuek ngurusin dapur (beras, gas, dll) kalau sudah rumah sendiri harus aware terhadap masalah-masalah itu. Dan justru di situ letak pembelajarannya. Pembelajaran untuk dewasa, mandiri, dan tentunya.. bertanggung jawab.

Insya ALLAH setelah menempati rumah baru, ada wacana Bunda akan resign dari kantor. Untuk masalah ini, sejujurnya Bunda suka up and down.Satu sisi Bunda pengen full mengurus rumah, anak, dan Abi. Di sisi lain, Bunda termasuk orang yang dibesarkan dalam pemikiran 'risk manajemen' yang tinggi, alias sering dibayang-bayangi rasa worried yang rada lebay. Efeknya, Bunda suka berfikir 'saya harus mempersiapkan sesuatu untuk masa depan, untuk berjaga-jaga.'. kalau Bunda resign (asumsi tidak berpenghasilan), Bunda ada kekhawatiran ada perasaan ketidaknyamanan yang diakibatkan egoisme dan konsumerisme Bunda.

Solusi yang (rasanya) tepat untuk kendala ini adalah... Bunda tetap musti punya penghasilan di rumah. Bunda sudah terfikir ada beberapa bidang yang di dalamnya Bunda bisa berkarya. Deep inside my heart, Bunda insya ALLAH yakin itu pilihan tepat, karena Bunda suka bidang yang akan dijalani itu.

Mengenai rencana Bunda resign dari kantor, Abi sudah mantap akan rencana ini. Tapi kalau ditanya kapan, Abi jawabnya 'kalau situasi sudah kondusif'. Definisi kondusif itu apa, Abi ga men-state secara kuantitatif.  Abi hanya bilang ya... kalo semua sudah siap. Nah, di sini hikmahnya Bunda dan Abi jadi spouse (cieh...) Bunda yang melengkapi definisi kuantitatifnya.

Anyway.. sekarang kita jalanin semuanya dengan optimis, ceria, dan yakin bahwa episode baru insya ALLAH akan memberikan semangat baru dan berkah yang lebih besar dan banyak untuk semua pihak. amiin.

Wednesday 14 December 2011

Meracau

This is the story :)

Ada kebiasaan lucu Azka yang Bunda melihat ini sebagai sesuatu yang 'unik'. Azka suka secara sengaja mengubah suatu kata yang sudah pakem.
Misalnya niyh...

Lagu Kereta Api
Versi asli : Naik kereta api.... ke Bandung, Surabaya, dst ...
Versi Azka : Naik kereta api.... ke Bandung, ke jalanan, dst ...

Doa Mau Makan
Versi Asli : Allahumma Bariklanaa Fiima Rozaqtana wa Qina Adzaabannaar
Versi Azka : Allahumma Bariklanaa Fiima Rozaqtana wa Qina Adzaabannii

Semakin kita shock dengan kesalahannya, dia semakin seneng (carper banget deyh...)


Terus ada lagi kata-kata yang lain :
susu anget --> koko angket
uhuk uhuk (menirukan bunyi batuk) --> otob-otob
Akung --> Bapak Akung (penggabungan, Bunda manggil Akung dengan Bapak, Azka manggil Akung dengan Akung, digabung jadi Bapak Akung)
Abi --> Bang Abi (penggabungan, Abi suka manggil Azka dengan Bang Azka dalam rangka mempersiapkan Azka jadi kakak, digabung jadi Bang Azka)
Aunty --> Amte

Kadang Azka juga meracau bababap atau kukuku.. atau ngoceh macam apalah semau dia.

PR nya adalah... mengarahkan dia untuk meracau ke hal-hal yang baik. Misal : mengulang hafalan surat al fatihahnya lagi, atau menambah hafalan suratnya.

Thursday 10 November 2011

Belum Jadi Punya Adik

This is the story :)

30 Oktober tahun ini usia Azka genap 3 tahun. Menurut Bunda dan Abi, usia ini sudah cukup rasanya Azka untuk memiliki Adik. Kami pun berikhtiar. Bulan Juli 2011, Bunda lepas IUD.

Lalu, di bulan Oktober, Bunda tidak mendapatkan menstruasi lagi. Alhamdulillah melalui testpack di hari Sabtu, 29 Oktober 2011 hasilnya positif, atau Bunda hamil.

Untuk memastikan, hari rabu tanggal 2 November 2011 kami periksa ke Dr. Dwi Rasyanti SpOG. Melalui USG Transvaginal, Alhamdulillah hasilnya positif.

Kamis keesokan harinya, Bunda ngantor seperti biasa. Bersama Abi, naik motor. Siangnya di kantor Bunda keluar flek coklat, tetapi sedikit sekali. Bunda ignore hal tersebut. Sorenya Bunda dan Abi sebelum pulang ke Supermarket, membeli susu Azka.

Lalu... Menjelang maghrib, masya ALLAH, ternyata bunda keluar flek pendarahan seperti haid. Malamnya pun berlanjut seperti itu.

Jumat pagi, Bunda memutuskan ke dokter. Diagnosanya adalah abortus imminen. hari itu, Bunda berlinangan air mata. Sedihhh banget. Bunda diresepkan obat progesteron, obat berbentuk peluru, yang penggunaannya langsung dimasukkan ke (maaf) vagina atau rectum.

Bunda bedrest... Tapi pendarahan tak kunjung berhenti. Bunda dan Abi udah pasrah. Ga tau cara mempertahakannya gimana. Perut masih kram juga..

Selasa, 8 November 2011 Bunda cek lagi ke dokter. Setelah di-USG transvaginal, kantong rahimnya sudah tidak ada... Bunda mengalami abortus spontan complete. Masya ALLAH, sedihnya macem-macem. Sedih karena kehilangan, sedih karena merasa bersalah karena careless menjaga rahim, sedih karena mungkin ga bisa menjaga emosi, kurang banyak berdoa, dll.

Dari sini, Bunda lebih bisa memaknai bahwa anak itu adalah rejeki. Rejeki karena ibunya diberi kesehatan fisik dan psikis dari ALLAH, janinnya diberi kekuatan, dan rejeki.. ALLAH yang memberikan penjagaan yang sempurna dan paripurna untuk janin tersebut.

Ya ALLAH, ampuni kami ... Kami pasrahkan semuanya padaMu. Amiin.

Tuesday 18 October 2011

Cake Bayam

This is the story :)

Sabtu lalu Bunda buat cake bayam. Resepnya dari sebuah tabloid wanita. Bikin cake ini memang dalam rangka dibawa untuk acara pengajian Bunda dan teman-teman. Ini resepnya :

1. Bayam 200 gram
2. Susu 75 ml
3. Telur 4 butir
4. Gula pasir 225 gram
5. Terigu 250 gram
6. Margarine 250 gram
7. Baking powder 1/2 sdt

Cara pembuatan :

  • Kukus bayam. lembutkan.
  • Campurkan gula pasir dan margarin, kocok sampai lembut
  • Masukkan telur ke dalam kocokan gula pasir - margarin, kocok
  • Masukkan terigu dan 1/2 sdt baking powder ke adonan nomor 3, sambil di ayak, aduk rata.
  • Masukkan bayam yang sudah dihaluskan beserta susu cair. Aduk rata
  • Panggang di oven suhu 180 dercel selama 35 menit. 
 Setelah discuss dengan teman Bunda yang punya bisnis kue, namanya Mba Ambar, ada beberapa tips dari dia :
1. Gula yang digunakan adalah gula pasir yang putih, contoh, merk gulaku yang di bungkusnya ada warna hijau.
2. Untuk tau margarine + gula itu sudah halu atau belum, cara ngetesnya adalah dipegang, kalau masih berasa kristal gula, berarti belum halus.
3. Kocoknya pake mixer di level 3.

Monday 17 October 2011

Kumpul Sama Sodara

This is the story :)

Tanggal 9 Oktober 2011 lalu Tante Ita (sepupunya Abi) lamaran. Jadilah kami sekeluarga besar Eyang ke rumah Mbah Darman (orang tua Tante Ita) untuk menyaksikan prosesi itu. ALHAMDULILLAH.. senangnya kalau bisa silaturahim kaya gini. Dan habit ini adalah sesuatu yang musti dirutinkan, karena hubungan keluarga seharusnya akan terus berlanjuta sampai keturunan ke-sekian.

Seperti keluarga Akung, ALHAMDULILLAH sampai generasi Bunda, kita masih saling mengenal, padahal runutan hubungan di atasnya adalah sodara sepupuan Alm. Eyang kung nya Bunda. Hah.. ribet ya ngejelasinnya. he.he..

Nah, saat ini rasanya tugas Bunda dan Abi untuk me-maintain hubungan kekeluargaan ini.Mulai dari mana ya? he..he.. mungkin dari fesbuk. Jadi kalo silaturahim ke sodara, yang diupdate selain nanya kabar dan bagaimana-bagaimananya, tanya juga update nama facebooknya. ha..ha..

Eh ya, ini ada foto-foto Azka waktu kumpul di rumah Tante Ita. Berengan Tante Lauren, dan Mas Irwaan.






Friday 14 October 2011

Foto Azka n Irwan

This is the story :)

Di blog ini artisnya kan Azka.. Tapi foto Azka kalah banyak dibanding  tulisan. he..he.. ini sih karena Bunda nya ga punya potensi narsis yang anytime anywhere merasa harus kudu wajib upload foto.

ini ada Azka lagi nunggu Abi yang mau berangkat arisan.




Kalo ini Azka dan kakak sepupunya, Irwan.


ALHAMDULILLAH .. Bunda bersyukur banget, anak Bunda cakep (ahh Ibu mana sih yangga bilang anaknya tercakep sedunia?) he..he..Moga cakep fisiknya juga dilengkapi dengan cakep kesholehannya. Amien.

Thursday 13 October 2011

Be Wise on Expressing Your Writting

This is the story :)

Pagi tadi emosi Bunda sempat terpancing dengan sebuah kalimat yang bunyinya :

1. Kerja : makin tingi jenjang karier, makin sikut-sikutan.
2. Bisnis = makin tinggi evel bisnis kita, semakin banyak org yang kita bantu untuk ikutan sukses.

Kalimat 2 = Overall agree, idealnya begitu.
Tapi ternyata ... ada juga kok pengusaha / perusahaan sukses yang memberikan gaji ke buruhnya hanya sebesar UMR, tanpa tunjangan kesehatan, tanpa jamsostek, tanpa status yang jelas kecuali kontrak tak berakhir. Contoh konkretnya, adik ipar Bunda yang bekerja di sebuah perusahaan perakitan sparepart vehicle. Dia bekerja dengan gaji UMR, tanpa jamsostek, tanpa kepastian status.

Kalimat 1 =
Bunda bisa terima statement itu apabila yang menulis adalah seseorang yang pernah berada di posisi up management level, dengan intrik2 sikut-sikutannya, dan beberapa kali di industri yang berbeda. Itu make sense. Atau ada hasil survey yang dilakukan AC Nielsen, atau Boston Consulting Group tentang itu.

Tapi kalau yang menulis tidak pernah berada di posisi itu, dan hanya dari 'katanya-katanya' atau cerita satu dua tiga orang, wahh... sangat tidak tepat menuliskan kalimat itu Karena :
1. Kalo Bunda mau lebay, Bunda bisa menyebut itu black campaign terhadap kalangan profesional, seolah mau memen-stig ma negatif kan kalau professional yang ada di up management level ga lepas dari sikut menyikut, entah disikut, atau menyikut. Heyy that's not how professional achieved! Kami atau siapapun bisa mencapai level up management karena (pastinya!) karunia ALLAH, melalui performa kerja yang diupayakan selalu good / excellent, belajar dari kesalahan, dll.
2. Secara implisit, kalimat pertama dibandingkan kalimat kedua mengesankan bahwa profesional di up management tidak bisa bantu orang banyak. ok, mungkin orang ngantor ga bisa bantu orang lain konkret dengan merekrut seseorang bekerja lalu punya gaji melalui dia. Tapi... up management level, jikalau dia mengimplementasikan zuhud (menahan dunia) dia bisa juga tho menjadi filantrop, dia bisa toh bikin panti asuhan atau ngasih modal ke saudaranya yang mau jualan, atau bikin masjid. 

The point is... kalau kita tidak menjalani sesuatu atau membenci sesuatu, ya ga usah ngejelekin yang ga kita suka. Apalagi di forum yang bisa dibaca oleh seluruh dunia, dengan akses tak bertepi. It's a bad manner, it has no ethics.

So... please not to judge something or give a bad opinion about something, unless U've been there and/or done that in many ways; and/or U can figure the accurate and reliable numbers survey about it.

Dan.. ga semua yang kita cap buruk adalah buruk 100 %, atau yangkita dewakan baik adalah baik 100 % tanpa cacat. Kesempurnaan adalah milik ALLAH SWT.

Please... be careful kalau menulis sesuatu ya...
(ini juga auto correction n suggestion buat Bunda yang ga boleh emosi kalo mau comment terhadap sesuatu).

Baiklah, mungkin itu sedikit renungan sore ini. Moga kita semua bisa jauuuuhhhh lebih wise mengontrol emosi, mengekspresikan diri, dan menjaga perasaan orang lain.

MK C3 - C4.

Wednesday 12 October 2011

Azka 3-Year

This is the story :)

InsyaALLAH tanggal 30 Oktober 2011 nanti usia Azka pas 3 tahun. Bunda masih ingat bagaimana hari itu Bunda melahirkan, amazing melihat adorable baby, kemudian ALHAMDULILLAH Bunda bisa menyusui eksklusif 6 bulan, dan berlanjut memberikan ASI ampai Azka 16 bulan.

Bunda tidak melihat menit ke menit perkembangan Azka, Ingat sekali waktu tengkurap, Uti yang SMS Bunda. Bunda ga mencatat kapan first word nya, kapan dia mulai berdiri, kapan dia ditatih,suapan pertamanya, de el el. Hm.. moga2 Azka mahfum dengan kondisi ini ya. He..he.. Sementara ada ibu-ibu lain yang mencatat semua hal pertama dari anaknya, Bunda mis atau tidak telaten untuk mencatatnya. But overall, Bunda bersyukur Azka tumbuh dan berkembang secara sempurna. Oh ya, seperti kita, Azka juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan rasanya tidak bijak untuk membandin-bandingkan Azka dengan anak lain. Kita pun ga mau dibanding--bandingkan tho, walau dengan saudara kandung kita sendiri.

Di sini, Bunda ingin sekali menuliskan kebisaan Azka yang terbaru : sudah hafal doa mau makan dan surat al Fatihah. Subhanallah.. atas kemampuan yang ALLAH berikan pada Azka. Karena sesungguhnya kami belum pernah melihat Azka benar-benar menyimak hafalan yang kami / Uti / Tante ARie / Rusyda ajarkan. Dia ngedengerin sambil lalu saja. Tapi, kemudian dia bisa hafal. Hm... mumpung daya hafalnya cepat, Bunda jejelin aja ya surat-surat lain. Biar nanti kalau besar hafalan suratnya sangat banyak. he..he.. (eits.. jadi malu, hafalan Bunda dan Abinya aja ga komplet, bahkan untuk 1 juz, juz ke-30).

ALHAMDULILLAH gaya makan Azka membaik, walaupun masih tergolong picky eater untuk main course. Untuk camilan, perbendaharaannya sudah mulai banyak. Semoga semakin dia besar, variasi makanannya semakin banyak, dan makin doyan sayur. Saat ini sayur yangbisa ditelan oleh Azka baru kentang. ha..ha..

Untuk emosi, it same still, Azka manja kalau Bundanya di rumah. Terus, ada kecenderungan dia ga bisa dilarang. Kalau dilarang dengan suara yang agak keras, dia akan nangis. Untuk masalah emosi ini, menjadi PR Bunda juga, bagaimana Bunda harus tenang menghadapi Azka.

Untuk emosi, Bunda bisa bilang kalau empati Azka cukup ada. ok, next time insyaALLAH diterusin deyh tulisan ini.


Thursday 6 October 2011

Nge-Date Dengan Abi

This is the story :)

Seneng banget jam istirahat tadi bisa nge-date bareng Abi. he..he.. Setelah sekian lama load kerja Abi sangat tinggi, bahkan untuk makan siang pun terburu-buru.

ok, Nge-date Bunda - Abi dimulai di meeting point : Bank Muamalat The East. Kami ingin minta penjelasan mengenai tabungan haji. Oh ya, sekalian info, ini dia summarynya :

1. Tabungan haji muamalat (produk Arafah) akadnya adalah 'oenitipan' atau wadiah. Jadi ga kena pajak, ga ada bagi hasil juga. Kalopun ada bonus, itu kebijakan perusahaannya.
2. Tabungan haji muamalat berbeda dengan pembiayaan yang lain, yaitu ga ada jaminan. Berbeda dengan produk simpanan lainnya karena dana tidak bisa ditarik. Kalau ditarik, maka itu berarti account ditutup.
he..he.. ya iyalah.. kalo ditarik, gimana duitnya ngumpul. he..he..
3. Satu account untuk 1 orang. Jadi kalau suami istri, maka 1 account istri dan 1 account suami. Karena, porsi atau jatah kursi yang didaftarkan ke depag adalah untuk perorangan, juga untuk asuransi jiwa.
4. Bank akan mendaftarkan ke Depag agar nasabah mendapatkan porsi, jika simpanan nasabah sudah menyentuh sekitar 25 jt. Waiting list dari pendaftaran porsi tsb sampai hari-H berangkat haji untuk tahun ini adalah 6 tahun.
5. Muamalat membantu skema perencanaan nasabah agar mencapai simpanan sekitar 25 jt itu. Plan-nya dari setahun sampai 10 tahun. Kalau mau setahun kemudian didaftarkan porsinya, maka per bulan mulai saving sekitar Rp. 2.890.830, Kalau sepuluh tahun maka per bulan mulai saving Rp. 289.580.
6. Setoran pertama Rp. 250.000. Setoran selanjutnya Rp. 50.000
7. Persyaratan fotokopi identitas saja.

Bismillah, kami ingin menunaikan kewajiban ini. Untuk hitung-hitungan nominal, kami percayakan pada matematikanya ALLAH semata. Karena kalau pakai rumus-rumus excel, takutnya malah mundur teratur. Maksudnya, pokoknya kami memotivasi menjemput rizki dan ikhtiar agar mampu menunauikan kewajiban kami. Amien.

Ok, demikian infonya. Mudah2an bermanfaat.

Lanjoot cerita...

Abis dari muamalat, kami memutuskan makan siang bareng. Pilihannya adalah... nasi padang. he..he.. Bunda pake ayam bakar, Abi pake ayam goreng.

Eh... sssttt sambil menuju tempat nasi padang enak itu, Bunda sama Abi ga lepas gandengan tangan lho. He..he.. Salah satu tujuannya biar mesra, sambil ketawa-ketiwi, tapi tujuan lainnya adalah.. biar Bunda tetap sejajar jalannya sama Abi. Soalnya kalo ga dipegangin, Abi bakalan ngacir jalannya. ha...ha.. Langkah Abi kan panjang dan cepat-cepat. Sementara langkah Bunda pendek-pendek dan sedang (maklum, wanita :) ).

Selama makan, Bunda dan Abi ga banyak ngobrol. Kalo Bunda ga banyak ngobrol sih karena 'mengejar' tempo makannya ABi, biar nanti abisnya bareng. Kalo pake ngobrol, pasti lama. Kalo Abi ga ngobrol karena Abi tipe orang yang mengerjakan sesuatu harus fokus, ga bisa nyambil Beda dengan Bunda. Kalau di rumah, Bunda bisa makan dengan main hp, baca buku, atau ngobrol.

Selesai makan siang, Bunda sama Abi beli buah. Penjual buahnya udah kakek-kakek tua. Hm... Selain karena style Abi yang kalau setelah main course harus ada dessert, Bunda berkeyakinan kalau Abi beli buah for the sake untuk sedikiiiitttt nolong penjual tua itu. Note : Abi itu tipe yang suanggaaaattt welas asih. Semoga menurun ke Azka, dan Bunda (hwekss... Bunda ga welas asih yah? ha..ha..).

Setelah itu... Bunda dan Abi melepaskan gandengan di belokan menara danamon. Abi langsung masuk kantor, Bunda naik bus shuttle balik ke kantor.

Hm... pengen lagi ah cari kesempatan nge-date sama Abi. Kalau load kerja ga tinggi, insyaALLAH bisa nge-date lagi. Asalkan perhitungkan watu istirahat ya.. Jangan sampai bos manyun karena kita telat masuk. he..he.. (note : Kalau bos Bunda ALHAMDULILLAH asik, fine-fine aja untuk urusan masuk setelahistirahat. Kalo bos Abi rada streng gitu deyh. he..he.. Maaf ya Pak DWP, di'colek' sama Bunda.)

ok, back to numbers again.

A9 Unit C3-C4

Wednesday 5 October 2011

Lembur

This is the story :)

Hari ini Bunda sama Abi lembur. Tadinya hanya Abi yang lembur. Tapi karena Bunda baru selesai meeting jam 4.30an, belom lagi ada 'tugas' setelah meeting tadi, maka Bunda juga memutuskan overtime.

Sebenernya sih udah diminishing returns, alias udah jenuh. Tapi ga papa lah. Pelan-pelan diselesaikan kerjaannya.

Hm.. semoga Azka di rumah enjoy. Bunda tau sih, dia bakalan sedih Bunda sama Abinya pulang malem. Yah.. moga2 he's getting used to with this. Amien.

hayo semangattt!

btw, Bunda jadi lucu sendiri.. kalo lembur gini, shalat yang ga dikejain di kantor jadinya cuma subuh. he..he.. dzuhur, ashar, maghrib, isya (kalo masih rame) dikerjain di kantor. 

Tuesday 4 October 2011

Kapan Pensiun

This is the story :)

Seorang teman kerja Bunda terserang sedikit 'kepanikan' saat suaminya berucap : Aku kerja sebelas tahun lagi lho. Usia suaminya sekarang sekitar 45 tahun. Jadi sebelas tahun lagi ia akanmemasuki usia pensiun.

Teman kerja Bunda ini terseran 'mini panic' itu karena sekarang ia sedangmengandung anak ke-empatnya. Langsung saja ia berhitung : sebelas tahun dari sekarang, anaknya baru akan masuk SMP. Tapi kepanikan sesaat itu segera terusir karena ia percaya bahwa rejeki ada hitungannya sendiri dari ALLAH.

Mendengar hal ini, Bunda ingat sebuah artikel yang ada di geraidinar.com mengenai usia pensiun. Di artikel tersebut seolah pikiran kita dibuka dari box nya.Ini ceritanyah ...

Sekarang niyh, kita dirasuki sebuah pemikiran bahwa pada usia pensiun, which is 56 tahun, adalah usia 'akhir' untuk produktif. Penghasilan hanya mengandalkan uang pensiun dari kantor lama, post power syndrome, dan penyakit yang mulai menggerogoti. Karena itu, sejak sekarang beberapa nasihat finansial yang pernah Bunda baca menyarankan kita untuk menyiapkan dana pensiun. Tujuannya agar di usia dimana kita tidak lagi berpenghasilan, kita masih punya dana.

Kesan yang ditangkap dari pemikiran ini adalah usia pensiun adalah usia dimana seseorang sudah tidak bisa menghasilakn sesuatu, atau tidak produktif. Tak heran, dengan mindset yang tertanam seperti ini, sering Bunda lihat saudara, tetangga, yang sudah pensiun hanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal kesukaan, sepertimain sepeda, aktif pengajian, nnton TV, baca koran, seolah kegiatannya hanya untuk mengisi waktu. Ga salah sih, bermanfaat kok. Tapi rasanya tidak musti begitu. Apalagi ada beberapa orang yang Bunda kenal yang masuk usia pensiun tapi fisiknya masih segar bugar, pikiran dan analisanya masih tajam. Pasti dia masih bisa produktif kan??

Dan di artikel yang Bunda baca di geraidinar itu, diceritakan bahwa Rasulullah, Abu Bakar, menjalankan 'tugas besar' dalam hidupnya di usia-usia pensiun itu.
Ambil contoh, Nabi Muhammad SAW. Beliau menerima wahu usia 40 tahun. Menyebarkan dakwah selama tiga belas tahun sampai akhirnya Islam jaya, berarti usia Beliau menginjak 53 tahun. Kemudian berkembang khilafah ke berbagai penjuru dunia, sampai Beliau meninggal di usia 62 tahun. Setelah itu digantikan oleh Abu Bakar Sidiq, yang usianya pun menginjak sepuh.

Kalau becermin pada sejarah Rasul, semustinya mindset bahwa grafik produktivitas seseorang kalau sudah mencapai usia pensiun akan turun, itu dihilangkan. Dari sekarang harus ditanamkan mindset dan feeling bahwa memasuki usia pensiun kita akan sangat produktifnya dan malah bisalebih bermanfaat untuk orang banyak.

Akung sendiri, ALHAMDULILLAH dengan fisik yang masih ok, yah.. paling masalahnya di pegel linu, masih bisa berkarya di koperasi tempatnya bekerja. Dan Akung pun enjoy sekali menjalani rutinitas pergi pagi pulang sore nya di Bandung, seperti tahun-tahun saat ia masih produktif sebagai karyawan.

Jadi, yuk kita sambut pensiun dengan banyak manfaat yang bisa kita sumbangkan untuk diri, keluarga, dan lingkungan. Amien.

MK Unit C3 - C4


Tuesday 27 September 2011

Melow Day

This is the story :)

Barusan Bunda nangis. Nnagis karena kangen Azka. Tadi malem Bunda dan Abi pulang malem, dan Azka udah bobo. 

Selain nangis ini, juga karena satu kelemahan Bunda yang masih perlu dilatih berkali-kali. Yaitu kepercayaan diri Bunda.

Jadi gini... Bunda di-assign oleh manager Bunda untuk suatu tugas. Biasanya tugas itu dilakukan oleh dept lain.Nah, Bunda lakukan sebisanya apa yang bisa Bunda lakukan. Dan yang dari dept lain pun terbantu dengan sangat, karena loads-nya pun sedang over. Tapi... Bunda rada heran juga, atasan Bunda menanyakan lagi, kok yang mengerjakan tugas itu Bunda, bukannya oleh dept lain itu? Wah, kalau udah gini, Bunda khawatir aja kalo kesannya Bunda 'nyerobot' kerjaan orang. Sungguh, ga maksud untuk itu, apalagi melanggar wewenang. Nggak.

Ahh sudahlah.. Bunda udah lega nulis ini. Dan Bunda pun udah cerita sama Abi tentang hal ini. InsyaALLAH Abi setuju, selama ada assignment ya dikerjakan.

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Dan Bunda bersyukur ALLAH memberikan cukup kemudahan untuk Bunda melaksanakan tugas tersebut. Moga ini menjadi baik dan berkah untuk semuanya ya.

Amien

Monday 19 September 2011

Mendingan Buat Beli Beras

This is the story :)

Selepas Maghrib, kami berkumpul di ruang tengah. Ada Akung lagi duduk dengan bantal pijatnya, Uti sedang membereskan kuitansi pembayarantetek-bengek rumah, Azka lagi main, Tante Arie lagi wira-wiri ngeberesin keperluannya dinas ke Bogor, Rusyda yang juga sedang ngelihatin Azka main. Bunda di dekat Azka, duduk lesehan bersandar ke tembok sambil membaca buku barunya Tante Arie : Sahabat ... Salam Indonesia Bunga Rampai SMS Dr. Darwin Zahedy Saleh (2008 - 2011).

Bunda : De, bukunya gue baca duluan deh. Gue lagi ga ada bacaan nih, buat baca di motordaripada gue ngantuk.

Tante Arie : No respon

Akung : Itu loh... Prabowo nulis buku, terus terbit lagi bukunya Wiranto, terus ada lagi ga balasannya?
(Note : Akung emang kelihatan suka denan buku-buku yang beraroma politik / sejarah yang seperti ini).

Bunda : Yah Pak... Buku kaya begitu mah pusing doang, mendingan beli novel Pak. Novel klasik Jane Austen masih lebih bagus.

Uti (nyeletuk dengan asiknya) : Mendingan juga beli beras. Tuh beras abis tuh.

Bunda : Ha..ha.. Berarti profit aku jualan lulur buat beli beras dunk Bu.

Ya ampyuuunnn... emang common banget sih tipe ibu-ibu kaya Uti ini. Lebih prioritas dapur ngepul. Eh,  bukannya Bunda ga mentingin dapur ngepul lho... Tapi maksudnya, harusnya dapur dan 'bacaan' bisa in line derajatnya. Keduanya sama penting.Kalau Uti sih, dapur dan fashion yang inline. Tipe orang emang beda-beda ya :)

Merefleksi reaksi Uti yang kaya tadi, Bunda jadi ga heran kalau minat bangsa ini terhadap bacaan atau buku belumlah setinggi bangsa lain yang maju, apalagi sesuai dengan standar tuntunan islam.Dalam islam, membaca, dalam konteks membaca aksara atau mengamati alam, menjadi wahuy pertama surat Al Quran. membaca, seperti dua sisi mata uang dengan menulis. Dan di Al Quran pun Al 'Alaq mempunyai tandem, yaitu surat Al Qalam.

kalau bicara literatur islam, SUBHANALLLAH... merinding. Ambil aja satu contoh. Tafsir Fi Zhilalil Quran yang ditulis Sayyid Qutb. Cetakan sekarang ada 13 jilid, dan masing-masing jilid ada 630 an - 920 an halaman. SUBHANALLAH....Beliau menuliskan dalam jangka waktu sepuluh tahun selama di penjara sebelum akhirnya bertemu syahid di tiang gantungan.

Kalau menulis buku itu, mungkin analoginya seperti air yang dituang dari poci. Kalau mau menuang 100 ml, poci itu musti memiliki (minimal banget) 100 ml. Itu belum termausk adhesi-mya titik-titik air yang nempel di dinding poci, let's say 1 ml lah. Nah... bayangkan, apabila seorang Sayyid Qutb bisa menulis 13 jilid, dengan rata-rata 600 - 900 halaman, bagaimana dengan kedalaman ilmunya?

Itu Sayyid Qutb lho, hamba ALLAH yang shaleh...Bayangkan lagi, bagaimana kedalaman ilmu yang terkandung dalam Al Quran dan yang 'dijembreng'kan ALLAH di alam semesta ini, No words can describe it. 
QS Luqman (31) : 27
Dan seandainya seluruh pohon yang ada di bumi berubah menjadi pena, dan seluruh air laut yang sangat banyak itu menjadi tinta untuk digunakan untuk menuliskan ilmu Allah (kalimt), niscaya pena-pena itu akan rusak dan air laut itu akan habis sebelum habisnya ilmu Allah. Karena Allah Mahaperkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya; Mahabijaksana, tidak ada sesuatu pun yang keluar dari ilmu dan hikmah-Nya. Maka ilmu dan hikmah- Nya tidak akan ada habisnya. 
Inget juga lirik nasheed nya Gradasi :
How great our Lord creates it
Words can never can describe it
....
See... Jadi bagaimana kita mau belajar ilmu-ilmu ALLAH untuk lebih cinta padaNya, kalau disebut 'kunci' nya aja, yaitu membaca, kalah dengan urusan beras?

MK C3 - C4

Ada Prosesnya

This is the story :)

Pagi ini, ALHAMDULILLAH Bunda berkesmpatan membca artikel di bawah ini. Terus, langsung Bunda merasa nyess, karena yang disampaikan di artikel ini juga pernah dibahas di komunitas menulis Bunda.

Memang, akhir-akhir di Indonesia ini banyak bermunculan penulis-penulis baru. Bahkan banyak pula penulis-penulis yang produktifitasnya sangat tinggi. Tapi, melihat jenis produknya sedemikian tadi, ada rasa miris melihatnya. Ternyata fenomena banyaknya muncul penulis baru, tidak serta merta membawa angin segar kemajuan dunia literasi di Indonesia. Ya, karena ternyata banyak penulis yang tidak tahu bidang apa yang seharusnya ia tulis.

Ini kutipan lainnya ...
Background penulis harus diperhatikan oleh seorang penulis ketika akan menulis. Karena kualitas bobot dari tulisannya apakah bisa dipertanggung jawabkan atau tidak, itu berasal dari sejauh mana penulis menggelutinya. Jika tidak intens menggelutinya dan dengan mudahnya ditulis begitu saja, tentu akan sangat membahayakan pembacanya.

Artikel lengkap dengan judul 'Penulis dan Tulisannya' yang ditulis R.W. Dodo (Direktur Literary Agency Mata Pena Writer) ada di sini.

Untuk sementara ini, Bunda lagi ga kepengen comment. Bunda hanya ingin bersyukur bahwa ALLAH memberikan Bunda suatu 'bacaan' yang membuat Bunda semakin percaya bahwa sesuatu itu harus mengikuti prosesnya. Ga bisa instan. Dan yang lebih cihuyyy, ALLAH memberikan nilai untuk proses yang kita lakukan, bukan untuk hasil yang kita (insyaALAH) akan raih,

ALHAMDULILLAH...

MK C3 - C4

Friday 16 September 2011

What If Wrong and The Other What

This is the story :)


What if...
I quit my job and start the job I love?


What if ...
The bread only comes from a winner.


What if...
There is no more Azka's crankies in every morning I go to the office.


What if...
I keep asking myself whether I am ready or not, to deal with every household things.


What's wrong ...

With my envious of seeing several office mates who signed out this year.


What's wrong ...
My 'weak' calculation tells me that my family still needs the numbers I earned.


What a gorgeous thing if I play my current role and thank God for every happiness and blessed HE bestowed us.


Thursday 15 September 2011

Ibu Bekerja (Ngantor di Luar Rumah) Itu Kesalahan?

This is the story :)

Semalam di kamar Uti yang sejuk, sambil nemenin Azka dan Rusyda bermain, Bunda dan Tante Arie terlibat diskusi yang tidak berimbang. Maksudnya ... banyakan Tante Arie yang ngomong, sedangkan Bunda mendengarkan. Ini dia isi diskusi antara Bunda (B) dan Tante Arie (A)

A : Gue sebel deh, kalo gue udah pulang, terus Mba Diah masih handle Rusyda. Gue tuh maunya kalo gue di rumah, semua urusan Rusyda gue handle sendiri. Bikin susu, pipis, maen, apapun.

B : Ya... Mba Diah kasian kali sama lo. Baru pulang kerja, cape, udah digerecokin Rusyda. Mungkin Mba Diah pengenkasih loe waktu untuk mandi dulu, shalat, makan, kalo udah rapi baru deh lo handle Rusyda.

A : Gue sih ga masalah dengan gue cape karena pulang kerja. Gue rela berepot-repot untuk Rusyda. Apalagi yang bisa gue bayar untuk dia. Bekerja di luar aja udah kesalahan. nah, apalagi kalau waktu gue hanya sedikit yang dihabiskan untuk Rusyda? Gue takut Rusyda lebih milih Mba Diah daripada gue.

B (dalam pikiran n hati)  : hm... gue sih ga papa Azka dihandle sama yang lain dulu selama gue 'membereskan' diri gue. Kok mikirnya sebegitunya yah?

B : Ya nggak lah. Azka juga kalo gue pulang langsung gelendotin gue. Langsung ga mau sama siapa-siapa. Padahal seharian maen sama nyokap n Mba Upi.

A : Ya itu kan Azka.

A : Terus gue juga paling sebel kalo misalkan anak ga mau pake baju, ga mau makan, terus mba nya yang ngalokin. Sini, sama mba aja. Tugas ibu tuh ngurusin anak, pake baju, makan, sampe bener-bener beres.

B (salam pikiran n hati) : oh gitu ya. ha..ha.. Gue santai dunk. kalo Azka ga mau gue suapin atau dipakein baju, terus mempan sama Mba Upi, ya udah... yang penting goalnya tercapai : dia makan, baju kepake.

B : Hm...

Kemudian diskusi berhenti karena Azka mulai rewel dengan mainan sajadah Uti yang dibuat menjadi jalanan mobil. Hm.. kayanya Azka udah ngantuk. Dan diskusi pun tidak menghasilkan suatu komitmen baru untuk Bunda. he..he..

Malamnya, Bunda share diskusi ini ke Abi. Tanggapan Abi (Bunda ga bilang Abi atau Bunda bener, tapi Bunda sepaham dengan pemikiran Abi).Ini tanggapannya ,,,

Bekerja di luar aja udah kesalahan. nah, apalagi kalau waktu gue hanya sedikit yang dihabiskan untuk anak?
Jadi Uti dulu bekerja itu kesalahan?
Kalau ga berkeja gimana, kalau ga bisa kuliah, lebih kesalahan juga atau ngga?

Terus gue juga paling sebel kalo misalkan anak ga mau pake baju, ga mau makan, terus mba nya yang ngalokin. Sini, sama mba aja. Tugas ibu tuh ngurusin anak, pake baju, makan, sampe bener-bener beres.

Abi : Ga bisa gitu. Anak ga bisa dikekang dia maunya apa. Kalau suatu waktu dia lagi mau sama orang lain yang bukan ibunya, ya biarkan saja.

Bunda : Iya ya Bi... toh tetep aja kok posisi kita sebagai ibu ga tergantikan. Azka tetep aja gelendotan cari aku. Biarpun Ibuku dulu kerja, rasa respect aku dan posisinya sebagai Ibu juga ga tergantikan kok, sama orang lain.

Abi : Yah.. pikiran orang beda-beda sih ya. Mungkin Arie sangat idealis.

Bunda : Iya.. kalo kita nyantai ya Bi. he..he..

So, lagi-lagi, jangan membuat sulit posisi 'ibu yang bekerja' ya. Semuanya ada porsi dan kepentingan masing-masing. Menjadi ibu rumah tangga adalah dambaan pekerjaan setiap ibu pastinya. Namun, suami - istri yang menyepakati istrinya untuk juga menjadi 'bread winner' tetaplah hal yang musti dihargai.

Ya ALLAH... kami mohon ridhoMu untuk apa yang kami (para istri) kerjakan untuk keluarga (suami dan anak) kami Ya ALLAH. Amien.Ya Robbal Alamiin.

MK C3-C4


Wednesday 14 September 2011

Bidadari-Bidadari Surga by Tere Liye

This is the story :)

 Bunda coba re-tell ya... tentunya dengan versi dan sudut pandang Bunda.

Bidadari-Bidadari Surga (kita singkat BBS ya...) menceritakan perjalanan hidup keluarga Mamak Lanuri. Tokoh yang ditonjolkan dan yang dijadikan BBS di sini adalah Kal Laisa.

Mamak Lanuri tinggal di lembah Lahambay. Ia menikah pertama kali dengan duda beranak satu usia enam bulan. Usianya waktu pertama menikah adalah 16 tahun. Duda itu diceritakan sebagai suami yang tidak bertanggung jawab. Kerjanya hanya mabuk, dan berjudi. Harta peninggalan keluarga Mamak Lanuri yang banyak itupun habis untuk digadaikan karena kebiasaan judinya. Istri pertama dari duda itu juga meninggal karena ulahnya.

Bayi bawaan duda itu bernama Laisa. Usianya enam bulan. Mamak Lanuri sayang sekali padanya, merawat bagai anak sendiri. Saat Laisa usianya dua tahun, duda itu meninggalkan Mamak dan Laisa. Mamak terus bertahan hidup, mengasuh Laisa, hingga tiga tahun kemudian, saat Laisa berusia sekitar enam tahun, Mamak menikah lagi.

Mamak Lanuri kemudian menikah lagi dengan Babak. Keluarga ini dikaruniai empat orang anak : Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, Yashinta (btw, namanya kok panjang panjang yah. he..he..). Mereka hidup dalam kesederhanaan di Lembah Lahambay.

Keluarga ini dibesarkan dalam culture yang sangat baik : taat pada ALLAH (termasuk di dalamnya bersyukur, tidak mengeluh, sabar), suka bekerja keras, pantang mencuri, ringan tangan menolong sesama.

Saat Mamak sedang hamil anak keempat (yashinta), Babak Meninggal diterkam harimau di Gunung Kandeng. Sejak saat itu Mamak semakin bekerja keras memghidupi keluarganya, termasuk untuk menyekolahkan anak-anaknya. Sampai pada suatu waktu, Saat Laisa berumur sebelas tahun (kelas empat), Laisa meminta pada Mamak untuk berhenti sekolah. Hal itu dilakukan agar Dalimunte yang usianya tujuh tahun bisa masuk sekolah. Begitu pun dengan ketiga adiknya yang lain. Laisa sadar bahwa mamaknya tidak punya cukup uang untuk menyekolahkan mereka berlima. Dan karenanya Laisa mengalah dan memutuskan membantu Mamak.

Note : Hm... in the real world beneran ada ga sih... anak sebelas tahun udah bisa ngalah seperti ini dan berfikir dewasa kaya gini? Subhanallah... 2 thumbs up untuk yang mendidiknya.

Selanjutnya cerita mengalir dengan penggambaran keseharian hidup mereka. Buanyyaakk banget ceritanya. Ada jadwal rutin Mamak yang bangun pagi sekali, merebus gula aren, dan seterusnya, ada Dalimunte yang udah hobi bikin eksperimen kincir air untuk irigasi, ada Ikanuri dan Wibisana yang badung yang suka kabur bolos sekolah, ada Yashinta yang senang sekali tiap diajak jalan-jalan Laisa ke hutan.

Waktu berjalan, dengan kedisiplinan (mungkin tepatnya galak kali yah..) Laisa mendidik adik-adiknya menyelesaikan sekolah, semua adik-adiknya sukses menamatkan sekolah. Bahkan Dalimunte sudah meraih gelar Doktor dan Profesor, Yashinta lulus gelar master di Belanda, Ikanuri dan Wibisana (yang passion nya ngutak-ngatik mesin mobil) 'terpaksa' lulus S1 juga.

Oh ya... sebelum lupa. Bunda cerita dulu profil nya Laisa ini. Dia perempuan pekerja keras. Dia sangat dekat dengan alam. Dia sangat menyayangi adik-adiknya, bahkan rela berkorban untuk adik-adiknya. Perawakan tubuhnya tidak tinggi, agak gemuk, kulit gelap. Atau kalau dideskripsikan secara umum, Laisa bukan termasuk perempuan cantik (cantik dengan kriteria kulit putih, hidung bangir, rambut panjang, tinggi semampai, bisa meringkik.eh maaf, abis Bunda suka sebel sama stereotype perempuan cantik dengan definisi yang disebuttkan tadi.)

Saat semua adik-adiknya sudah mapan, Laisa pun sudah menunjukan eksistensi diri dan kesuksesannya di Lembah Lahambay itu. Kebun strawberry nya berhektar-hektar (hasil kerja kerasnya belajar bertanam strawberry dari kakak-kakak kuliah yang KKN), rumah Mamaknya sudah mulai diperbaiki, mengelola sekolah untuk anak-anak. Tapi... saat satu persatu adiknya menemukan tambatan hati, Laisa tak juga bertemu dengan jodohnya. Nah... bagian ini yang  ditulis sangat jujur dan natural, untuk semua tokoh-tokohnya. Hm.. kenapa Bunda concern di bagian ini, karena Bunda dikelilingi teman-teman yang sudah 'berumur' yang -pastinya atas kehendak ALLAH- belum bertemu jodohnya.

Sssttt... Bunda juga pernah berada di fase ini. he..he.. Dan pernah ada rasa ketidaknyamanan juga berada di fase ini. Tapi ALHAMDULILLAH, pas usia Bunda 27 tahun, doa Bunda dijawab ALLAH dengan menghadirkan seorang Abi yang ganteng, tinggi, gagah eh maksudnya Abi yang sholeh, lembut, perhatian, penyayang, humoris, senang bantu istri dan keluarga istri, generous, ga doyan buku dan baca. brand-minded untuk baju kaos dan celana jeans nya, ngefans manchester united, mantan drummer dengan temen-temen rumahnya, ha..ha.. ada sesuatu bangett deh antara Bunda dan Abi  (LOL)

Lanjoooottt....


Keempat adik Laisa ini, demi mengetahui pengorbanan Laisa yang begitu besarnya untuk mengantarkan mereka pada gerbang kesuksesan, enggan melintas (istilahnya ngelangkahin atau menikah duluan sebelum kakaknya menikah) Laisa. Nah, di sini Tere Liye mampu menggambarkan Laisa yang berimbang. Laisa yang diam-diam suka memandang kebun strawbery, yang berfikir juga tentang jodohnya, Laisa yang rasional yang ga mau mikirin apa yang dipikirin orang mengenai statusnya sebagai 'gadis tua', dan dari ke-rasionalan yang bijak iu kemudian lahir keikhlasan Laisa untuk dilintas oleh keempat adiknya. Ini kalimat yang Bunda suka dari laisa :

Buat  apa  kau memikirkan  apa  yang  dipikirkan  orang  atas  pernikahan  kau.  Buat  apa  kau  memikirkan  apa  yang  dipikirkan  orang  atas  Kakak-mu.  Buat  apa  kau  memikirkan
kekhawatiran,    rasa  cemas,    yang  sejatinya  mungkin  tidak  pernah  ada.  Hanya  perasan-
perasaan. Lihatlah, Kakak baik-baik saja.
Selain itu, di Bab 27, lebih detail lagi mengenai perasaan Laisa tentang kesendiriannya. Tapiiii bukan perasaan melankolis, cengeng, menye-menye lho. Ini perasaan yang hm... rasional, yang nyadar bahwa apapun stuasi Laisa sekarang, dia masih punya banyak hal yang musti disyukuri pada ALLAH. Selengkapnya, silakan baca sendiri yah....

Dalimunte, adiknya, enggan melintas Laisa. Bahkan sampai Cie Hui, wanita pujaan hatinya hendak berangkat ke China untuk dijodohkan oleh kerabat orang tuanya. Akhirnya Dalimunte pun melamar Laisa, last minute saat keluarga Cie Hui memasuki 'belalai pesawat'.

Ikanuri dan Wibisana pun 'terpaksa' melamar gadis pilihan mereka. Ini juga setelah Laisa mengatakan bahwa kalau keduanya ingin melihat Mamaknya -yang waktu itu sedang sakit- bahagia, maka segeralah menikahi gadis pilihan mereka itu.

Nah, untuk Yashinta, pernikahannya menjadi ending cerita pada ending kehidupan Laisa. Silakan dibaca sendiri di bab 44. Bab yang sukses membuat Bunda berlinang air mata.

Lalu, bagaimana dengan ikhtiar menjemput jodoh untuk Laisa?

Bunda seneng waktu ada bagian Laisa 'gagal' bertaaruf sama temannya Dalimunte, duda tanpa anak. Dikisahkan temannya Dalimunte itu adalah seniornya di kampus dulu. Orangnya  shalih, aktif di masjid kampus -please note this!!!-, dan mempunyai pandangan bahwa kriteria wanita pilihan untuk dijadikan istri adalah cantik akhlaknya. Dalimunte girang banget ada pria yang seperti ini. Menurutnya temannya ini cocok dengan Laisa yang salihah. Setelah membaca biodata Laisa dan melihat fotonya, temannya mengiyakan untuk bertemu Laisa. Namuuunnnn.... ketika bertemu, temannya itu menolak taaruf tersebut. Udah gitu, alasan yang dipakai harus pulang mendadak isi ceramah. 2 thumbs up buat tere Liye yang berhasil mengangkat fenomena ini di novelnya. Emang nyebelin. Hipokrit. Katanya mentingin akhlak n keshalihan, tapi mana dunkk... tetep aja cantik. tinggi semampai, kuning langsat bisa meringkik jadi kriteria pertama laki-laki, pun termasuk aktivis masjid kampus.

Di sini Tere Liye menggambarkan Dalimunte yang sebelll dengan temannya itu. Karena 3 kriteria perempuan yang baik menurut Nabi sudah ada pada Laisa : shalih, nasabnya baik, bermateri bagus (punya kebun strawbery 2000 hektar).  Ini ada di bab 29 ya.
"Bukankah  Kak  Laisa  'cantik'  seperti  yang  kau  sebutkan  selama  ini  dalam  ceramah-
ceramahmu. Apalagi  yang kurang!" Dalimunte  sedikit  tersinggung, berkata ketus esok pagi
saat menyuruh salah satu sopir perkebunan mengantar kenalannya tersebut kembali lebih dini
ke kota provinsi.
"Tapi maksudku, setidaknya cantik adalah menarik hati" 
Cuuaaapppeee deyyyy.

Lalu selanjutnya, Tere Liye mengangkat isu poligami. Laisa akan dijadikan istri kedua oleh temannya Dalimunte. Poligami karena disuruh istri pertama yang belum dikaruniai keturunan.Poligami yang 'terpaksa' dilakukan karena ingin menuruti perintah istri pertama, meski sangat berat menjalankannya. Akhirnya temannya itu setuju untuk melanjutkan proses taaruf. Tapiiii... saat yang bersamaan, ada kabar bahwa istri pertamanya hamil muda. Temannya pun mengurungkan niat berpoligami, bahkan walau istri pertamanya tetap menyuruh untuk poligami.

Nah, mungkin ini gambaran poligami yang 'indah' kali yeaa...

Yang terakhir adalah ada orang yang serius melamar Laisa. Semuanya nampak sempurna. Tapi ketahuan bahwa dia adalah buronan yang menikah karena untuk mengeruk harta istrinya.

Itulah yang bisa Bunda re-tell. Sorry, alurnya loncat-loncat dan acak-acak. Walaupun dengan gaya penceritaan alur campuran (ada mundur dan maju), cerita ini ga akan dilepas dari pertama kita membacanya.

Bunda suka dengan cerita ini karena :
1. Banyak lessons yang disampaikan : Taat pada ALLAH, kerja keras dan optimis, bersyukur, sayang keluarga, ringan tangan untuk membantu sesama, empati tinggi pada sesama.
2. Watak yang digambarkan pada tiap tokoh natural. Ada good and bad character.
Note : Bunda kurang suka kalau ada cerita yang tokohnya too good to be true.
3. Latar tempat dan waktunya detail.
4. Ga ada roman cinta menye-menye. he..he..
5. Bertaburan nasihat untuk pembaca tapi tidak mengurui. Terutama pelajaran mengenai syukur atas apa yang sudah dberikan ALLAH untuk kita.
Biasanya, kita seringnya mengeluh apa yang tidak kita unya, instead of mensyukuri apa yang ada pada kita, yang jumlahnya jaaauuuuhhhh lebih banyak.

Yang agak jadi pertanyaan Bunda nih :
1. Bunda belum nangkep latar belakan keempat kakak beradik ini bisa capcus menghentikan semua aktivitas mereka saat telepon dari Mamaknya (baik itu call atau SMS masuk).
Apa karena kabar 'darurat' bahwa Laisa sakit parah, atau memang ini menjadi culture keempat kakak beradik itu kalau ditelepon mamaknya pasti langsung meluncur ke TKP. Kalau menjadi culture keluarga ini, bagaimana cara mendidiknya? Sebab yang Bunda temukan (termasuk Bunda pribadi) terkadang hedonitas atau kesibukan duniawi untuk kepentingan kita pribadi seringnya mendapat posisi prioritas yang lebih tingi?
eh,,, ga penting juga sih pertanyaan Bunda, ga ganggu alur cerita kok. he..he.. Bunda wandering ajah.

2. Waktu Ikanuri dan Wibisana di Itali, lagi ada champions Juventus VS MU, ada umpatan 'sepakbola sialan' dari Ikanuri. Well, is that true or could that be happen? Cowok gitu lho... Di negeri surga bola... Merasakan crowdnya hingar bingar final piala champions?
Ini juga ga penting juga sih pertanyaan Bunda, ga ganggu alur cerita kok. he..he.. Bunda wandering ajah.

3. Endingnya Laisa meninggal karena kanker paru-paru stadium 4. Well, imagine... di area dengan udara bersih, gaya hidup sehat, fisik bergerak aktif, lalu ujug-ujug kena kanker paru-paru. Mungkin kalau dijelaskan ada 'habit' nya Laisa atau ada kondisi lingkungan yang bagaimana yang menyebabkan Laisa sakit kanker paru-paru, mungkin lebih enak kali ya. Emosi kita ga terlalu terguncang.
Hadeouuuhhh plis deyh Bunda.... bisanya comment ajah.
 
Yang kurang Bunda suka. Hm... apa yah... mungkin judulnya kali ya. BBS itu kok rasanya ngawang-ngawang banget, alias a bit fantasy, a bit imajiner getuh. It's too perfect to be presented, walaupun itu bisa ditemukan di sosok Laisa. Cuma... gimana ya??? Apa ini karena Bunda yang kurang imajinatif?

Overall, everyone must read the book. Kueeereen Abis. Standing applause buat Pak Tere Liye.

Ada sesuatu bangettt dengan buku ini.
[LOL tiap menuliskan 'sesuatu banget']

MK C4.

Membaca Novel Bidadari - Bidadari Surga

This is the story :)

Sebelum Membaca

Bunda lagi browsing-browsing tentang novel Indonesia. Lalu ketemu blog ini, dan menyebut beberapa penulis novel Indonesia yang saat ini menjadi perbincangan : Tere Liye, Ahmad Fuadi, Fahd Djibran.

Untuk Ahmad Fuadi, novelnya memang menjadi kandidat must have dan  must read untuk Bunda. ga papa telat, yang penting bakalan punya novel. he..he..

Untuk Fahd Djibran, Bunda baru denger namanya. Tapi kayanya mau baca bukunyajuga.

Untuk Tere Liye, tiap kecimpringan ke toko buku, Bund audah lihat buku-bukunya berjejer. Tapi ga tau kenapa, Bunda ga ignore sama buku Beliau. Nah, berhubung namanya kali ini disebut, Bunda coba browse lebih dalam tentang Beliau.

Selain Bidadari-Bidadari Surga, novel Tere Liye yang ngetop adalah Hafalan Shalat Delisa. Bunda cukup penasaran dengan Bidadari-Bidadari Surga. Tadinya, melihat judulnya, Bunda pikir, novel ini bercerita tentang wanita muslimah yang shalihah, cantik, taat suami, too good to be true lah, lalu karena satu dan lain hal, dia mengorbankan sesuatu yang sesuatu itu menjadi prasyarat masuknya surga.Atau cerita yang so - so gitu deyh.

Tapi ternyata Bunda salah besar!!!

Kemudian, dengan tidak mengurangi rasa hormat, Bunda download ebooknya. -senenggratisan mode on-.

Proses Membaca

Ebooknya terdiri dari 136 halaman. Tulisannya lumayan rapat. Bunda sebenernya bukan tipe pembaca digital. SOmehow, lebih enak baca buku yang berkertas daripada buku digital kaya gini. Tapi, dari awal baca novel ini, perhatian Bunda seakan manteng di sini. Hm... ALHAMDULILLAH juga sih, load kerjaan lagi medium aja.

Sore hari menjelang jam 4 Bunda belum selesai baca. Tadinya Bunda mau pulang sendiri naik kerea, tapi demi pengen lebih tau cerita novel ini, Bunda memutuskan untuk tunggu Abi yang lembur sampai jam 7. Akhirnya menjelang jam 7 malem, Bunda nyampe di halaman 113-an.

Selama membaca novel ini, kadang Bunda tertawa, memuji (ih keren...bener banget...) ada juga sih yang melipat dahi. Tapi dikit ajah.

Tadi pagi, sambil sarapan dan sedikit ngobrol sama temen Bunda, Bunda terusin lagi baca novelnya. ALHAMDULILLAH kelar juga. 

Setelah Membaca

Di halaman 136, tangankiri Bunda ambil tissue. Air mata udah mulai ngembang di mata. Tau-tau setetes, dua tetes, ngacir aja tuh air mata. Bunda diketawain sama temen Bunda, Mba Ambar yang tau dari kemaren Bunda lagi 'khatamin' novel.

Terus ga lama lagi temen Bunda yang namanya Maya dateng, Bunda kasih tau aja... 'May, gue abis nangis nih. Baca novel keren banget. Gue kirim ke lo ya.'

Si Maya bilang... 'Gue sih belom pernah sampe nangis gitu Mba. Kalo film sih iya. coba aja deh.'

Dan langsung sent ke Maya.

Jadi... menurut Bunda pribadi yang (sok) melankolis phlegmatis ini, novel ini adalah kategori must read.

InsyaALLAH Bunda akan posting daleman novelnya di post yang lain.

Monday 12 September 2011

Tantangan Menulis

This is the story :)

Agak klise deh judulnya. Tapi memangitulahkenyataannya. he..he.. Menulis itu sulit. Kesulitannya bukan pada teknik menulis. Bunda ga bilang kalau Bunda sudah menguasai teknik menulis ya. he..he.. Tapi menurut Bunda, teknik menulis bisa dipelajari, dan melalui latihan yang kontinu, pasti semua orang (insyaALLAH termasuk Bunda ya... ) akan bisa menulis yang baik dan benar.

Sesungguhnya setiap orang bisa menulis. Termasuk Bunda. Bisa nulis. Nulis apaaaa saja. Mau itu jelek atau bagus, itu nomor 23 (so yang nomor 1 - 22 nya apa??). Nah, tantangan menulis yang Bunda rasakan adalah :

1. Menanamkan komitmen untuk menyediakan waktu untukmenulis setiap hari, dan konsisten melaksanakannya. Kata Ibu Indari Mastuti dalam sebuah web (sorry, lupa web nya yang mana). Sediakan waktu untuk menulis setiap hari dengan konsisten. Ga perlu berlama-lama, misalkan 10 menit, 1 jam, kalau konsisten dilakukan pasti akan menghasilkan sesuatu yang positif.

2. Mengalahkan mood 'males nulis', apalagi kalau idenya lagi mentok.

Untuk nomor 1 dan 2, sakit akutnya Bunda adalah... kalo nulis, ada ide, harus capcus ditumplekin semuanya. Kalo ngga, rasanya kaya orang laper ditahan gitu deh, ga nyaman. Kalo ditumplekin setengah-setengah, suka dihinggapi penyakit males atau ga mood. Berasa idenya ga se-fresh waktu awal tuh ide muncul. Konsekuensi yang terjadi adalah ... kalo start ngetiknya malem-malem, abis nungguin azka bobo, Bunda suka bablas sampe jam 3 pagi. Nah, besoknya kerja, jadi ga bagus deh efeknya. Ngantuk. EFek lain adalah ... Abi suka ga seneng lihat Bunda manteng depan komputer sampe dini hari gitu. Jadi, solusi terbaik adalah... Bunda musti disiplin nulis setiap hari dengan durasi waktu yang harus dibatasi. it's a must, for the benefits of all.

3. Telaten untuk me-rewrite tulisan yang udah pernah dibuat. Apalagi kalau tulisanitu sudah pernah direview oleh orang lain yang udah pengalaman nulis, untuk dilakukan perbaikan.

4. Merapikan file-file hasil ulisan. Biar ketahuan progress nya.

Jadi, empat hal ini menjadi PR Bunda mulai sekarang. Ayo smangat mulai!
Moga memberikan hasil terbaik. Amien.

Saturday 10 September 2011

Melatih Hati Melihat Status

This is the story :)

Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang (kayanya nih) dimiliki oleh hampir semua penduduk dunia yang bersentuhan dengan internet. Note : Tapi Bunda kenal lho, ada orang yang ga mau punya facebook. he..he..

Hm.. kalo mengupas facebook dan feature nya akan suangat panjang bahasannya. sedangkan di sini Bunda pengen berbagi hasil pengamatan.

Jadi, Bunda aktif buka facebook waktu pindah ke kantor baru. Di kantor lama, facebook ga bisa diakses, jadinya Bunda ga pernah buka-buka. Bunda bilang ke adik Bunda, males ah main facebook-an. Terus adik Bunda bilang kalau malesnya Bunda itu karena ga bisa ngakses. Kalau bisa ngakses, pasti jadi 'banci facebook' juga.

Dan ternyata... saat di kantor Bunda yang baru kita bisa akses facebook secara bebas, Bunda ga terlalu aktif facebook an, dalam arti suka ganti-ganti status wall, suka upload foto. Ngga, Bunda malas mengerjakannya. Dan menurut Bunda, hal-hal itu adalah privacy di mana ga semua hal yang kita kerjakan atau kita rasakan perlu diketahui orang banyak. Dan Abi pun setipe sama Bunda. Jadi Abi dan Bunda, adalah pemain pasif nya facebook. he..he.. Tapi memang ada feature nya yang kita manfaatkan. Seperti untuk silaturahim ke teman, update info atau berita baru atau unik, dan juga berbagi artikel yang menarik.

Salah satu feature unggulannya facebook adalah kita bisa nulis apapun di wall. Most likely, yang sering Bunda perhatikan status teman-teman adalah ... curhatannya baik itu seneng atau sedih, aktivitasnya lagi ngapain dan perasaan yang menyertainya, serta 'prestasi' atau 'pencapaian bagus' yang ia peroleh. Oh ya, feature lain lagi yang sering diupdate adalah foto.Kalo zaman dulu foto-foto digunakan untuk dokumentasi keluarga dengan cara negatif film nya dicetak, terus disimpan di album untuk suatu hari dikenang atau jadi bahan cerita, kalau sekarang foto-foto itu langsung dipamerkan ke dunia maya tak bertepi (pinjam istilahnya ibu Elly Risman waktu ceramah di kantor Bunda yang lama).

Untuk status, sah-sah saja seseorang mengabarkan dia abis ngapain, mau ngapain. Tapiiiii.... maaf-maaf nih, kadang ada status yang bikin 'jengah'. I mean... maksud Bunda gini... Kadangkala ada fesbuker yang masang status yang berkaitan dengan high llifestyle nya dia. Bunda sempat discuss dengan Abi beberapa contoh konkretnya, menurut Abi itu ujub kalau menurut Bunda itu snob. he..he.. sami mawon, Intinya, kadang ada status yang sifatnya memamerkan apa yang dia lakukan, yang tidak dilakukan orang lain dikarenakan ... keterbatasan untuk mengaksesnya. Hayyahhh pusing. Yah pokoknya gitu deyh. Misal gini :

I'llshop till I drop...
Enaknya abis spa...
otw to ujung dunia for honeymoon..

hm... mungkin Bunda salah juga. Bunda perlu koreksi hati juga sih jangan-jangan Bunda ga demen sama status fesbuker yang gitu karena iri kali yah.. ha..ha.. Ah, ngga juga sih. Karena, misalkan ada 2 fesbuker dengan status yang kurang lebih sama : 'abis spa di bla-bla-bla', Ada fesbuker yang Bunda ignore atau Bunda anggap aktivitas itu biasa untuk dia dan dia hanya mengabarkan keberadaannya; ada fesbuker yang Bunda anggap lebay alias bikin Bunda wandering... maksud loe apa nulis-nulis gitu???  Idiiihhh sirik banget deh nih hati.

Jadi intinya sih, ini nasehat untuk Bunda pribadi :
1. Hati-hati kalau bikin status. Jalankan apa yang sudah Bunda lakukan sekarang. Pasang status untuk berbagi berita, artikel, informasi. Hati-hati kalau mau memberitakan kabar gembira diri kita. Karena kegembiraan untuk kita, belum tentu suatu kegembiraan buat orang lain, malah mungkin mengundang jealousy di dalamnya.
2. Latih atau jaga hati saat baca status. Ga usah lebay saat baca status orang, ga usah diseriusin banget. Toh kadang yang nulis juga kadang iseng, tanpa maksud atau tendency apa-apa.
3. Kaga usah maen fesbuk (ha..ha..) Bisa aja sih, tapi kayanya belom mau. Karena ada beberapa hal yang menguntungkan yang bisa dioptimalkan lewat facebook.

Baiklah, sekian 'ngelemesin' tangan untuk malam ini. Moga tidak ada yang tersinggung dengan apa yang Bunda tulis. Kalaupun ada, Bunda mohon maaf ya... :) ga maksud kok. Ga sesuatu banget deyh. (jiiiaahahhh gayanya artis syapa tuch?

di kamar. setelah abi dan azka bobo.

Friday 9 September 2011

The Power of The Dream

This is the story :)

Alhamdulillah load hari ini ... santai menjuntai (??).
Bunda nulis deh, sambil lihat-lihat review buku klasik Emma nya Jane Austin, Little Woman nya Laousa May Alcott, sambil juga ngerjain laporan LKO postel. ha..ha..

Nyambi juga dengerin Lite FM 105.8. Terus ada lagunya celine dion, the power of the dream. Lalu Bunda cari contekan liriknya... Bagus. Ini liriknya :

Deep within each heart
There lies a magic spark
That lights the fire of our imagination
And since the dawn of man
The strenght of just "I can"
Has brought together people of all nations

There’s nothing ordinary
In the living of each day
There’s a special part
Every one of us will play

Feel the flame forever burn
Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
As the world gives us its best
To stand apart from all the rest
It is the power of the dream that brings us here

Your mind will take you far
The rest is just pure heart
You’ll find your fate is all your own creation
Every boy and girl
As they come into this world
They bring the gift of hope and inspiration

Feel the flame forever burn
Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
The world unites in hope and peace
We pray that it will always be
It is the power of the dream that brings us here

There’s so much strength in all of us
Every woman child and man
It’s the moment that you think you can’t
You’ll discover that you can

Feel the flame forever burn
Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
The world unites in hope and peace
We pray that it will always be
It is the power of the dream that brings us here

Feel the flame forever burn
Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
The world unites in hope and peace
We pray that it will always be
It is the power of the dream that brings us here

The power of the dream
The faith in things unseen
The courage to embrace your fear
No matter where you are
To reach for your own star
To realize the power of the dream



mau denger lagunya, coba setel di sini..

Membuat Passion di Pekerjaan atau Mengerjakan apa yang Menjadi Passion?

This is the story :)

bicara passion dan pekerjaan, Bunda akan me-related-kan dengan buku bagus yang ditulis Rene Suhardono yang judulnya Your Job is Not Your Carrier. Bunda belom baca bukunya. Bunda baca sekilas reviewnya. Intinya, carrier itu adalah sesuatu yang kita lakukan yang di dalamnya melibatkan passion kita. (sorry kalo salah, itu penafsiran bebas Bunda. he..he.. insyaALLAH ah gajian mo beli buku ini).

Nah, talking about passion itu, Bunda pengen mengevaluasi passion Bunda. ga tau yah... akhir-akhir ini Bunda kaya baru 'ngeh' kalo bunda punya passion (ga tau besarnya seberapa) pada bidang nulis. Terus, Bunda coba usut-usut dari zaman Bunda kecil dulu. Ternyata.... waktu Bunda kecil, Uti rajin membelikan buku. Uti belikan buku-buku dongen anak seperti rapunzel, cerita nabi dan sahabat, snow white, dan beberapa fabel. Juga Uti membelikan buku semacam ensiklopedi atau buku besar pengetahuan gitu. Selain Uti, Tante nya Bunda, namanya Tante Anik, cukup royal ngejajanin Bunda buku-buku cerita rakyat kaya Ande-Ande Lumut, Tangkuban perahu, dan lain-lain. Bunda baca semuanya. Walaupun, ada yang Bunda mengerti, dan Bunda ga mengerti. Pokoknya Bunda baca.

Beranjak SMP, Bunda suka buku cerita detektif remaja STOP, Lima Sekawan, dan langganan majalah Gadis. he..he.. Di SMP ini juga, Bunda suka pelajaran bahasa Indonesia. Kalau ada tugas mengarang, Bunda suka. Dan Bunda ingat punya teman sebangku yang suka bikin cerita. Namanya Nieka (sekarang dia jadi dokter gigi).

Beranjak SMA, dimana lagi puber-pubernya (taellahhhh penting ga sih???) karena Bunda termasuk orang yang 'introvert' atau tertutup, jadi ga semua hal Bunda ceritakan ke gank atau teman-teman dekat Bunda. Kalo ada hal-hal yang menurut Bunda private, Bunda akan menuliskan ke buku diary. Terus, di SMU ini, Bunda juga surat-suratan sama dua teman SD Bunda. He..he.. Beneran surat ditulis tangan, dikirim pake amplop. Pelajaran bahasa Indonesia juga Bunda masih suka. Tapi rada kalah pamor sama pelajaran fisika... he..he.. seneng banget Bunda kalo pelajaran fisika. Beneran...

Pas kuliah, dunia baca - tulis ini tidak terlalu Bunda hiraukan, udah ribet sama tugas kuliah. Pas udah kerja, (udah ngerasain penghasilan sendiri dunk. he..he.. berasa bebas menggunakan uang yang Bunda miliki), kalau banyak teman membelanjakan uangnya ke baju, sepatu, asesoris, Bunda belanja buku. Uti sampai sebel bukuuuu terus yang dibeli. Oh ya, genre bukunya fiksi. Tapi ga suka yang menye-menye gituh.Bahkan untuk baju kerja, Uti yang membelikan atau menjahitkan, Bunda terima beres, tinggal bayar bajunya ke Uti. Teyusss saat kerja ini juga Bunda berkenalan dengan blog. Seneng banget, nulis apapun pasti terdokumentasi. Blog nya ga pake identitas jelas Bunda. Pake samaran. he..he.. jadi mau nulis gaya apapun, bahkan ulisan yang isinya misu-misu atau bete sama bos atau temen kerja atau patah hati atau fall in love, dengan bebas bisa bunda tuliskan.

Tapi.... sampai saat bertemu blog dan suka nulis itu Bunda belom ngeh kalau Bunda punya 'passion' di bidang nulis. Barulah... akhir-akhir ini unda nyadar akan kehadirannya. jiaaahhh...

SUBHANALLAH ini semua skenario ALLAH yang maha indah. Lewat Liends, Bunda mendapat rejeki. Ceritanya, setahun yang lalu, di bulan Ramadhan 2010, Liends ngajak Bunda bikin komunitas menulis. Lalu dia hunting 'guru'. Dapatlwah waktu itu Mas Taufan E. Prast yang bersedia jadi tutir, dan Bang Muhammad Yulius. Cumaaannn kelemahan Bunda dan Linda adalah di komitmane. Kalau cita-cita udah bertubrukan dengan kesibukan harian kita, udah deyh... mimpi-mimpinya kadang ga digarap. Kemudian, di bulan Juli 2011, Bang Muhammad Yulius nyolek Mba Linda lewat yahoo messanger. Beliau menanyakan progress komunitas menulisnya. SUBHANALLAH... penulis kondang sekaliber beliau, maunyolek kita-kita, yang bahkan sebiji pun hasil nulisnya belom ada yang pernah dikirimin ke media??? whatta surprise.

Dari situ, Liends ngegarap lagi komunitasnya. Bunda diajak lagi, Liends arrange ulang milis danketemuan offline. Subhanallah... beberapa kali Bunda, Liends, dan teman-teman mengirimkan tulisan, semuanya direspon dan diberi masukan oleh Bang Yulius.

Kalau Bunda pribadi, yang sejauh ini Bunda pelajari adalah ... bagaimana menulis yang 'benar'. Ini belom membahas teknik penulisan EYD yang benar, tanda baca, grammar, dll. Belum... belum.. sampai situ. Menulis yang benar yang Beliau ajarkan adalah... awali dengan niat yang baik. Kemudian, kembangkan sebuah ide menjadi tulisan, ga sekedar reportase atau laporan saja.

He..he.. Trully, Selama ini, tulisan Bunda di blog adalah tulis suka-suka Bunda. Boro-boro ngikutin aturan penulisan, content nya aja suka-suka. Mau nyambung, mau ngga, mau isinya ngedumel, mau isinya berandai-andai ga karuan, semuanya Bunda tulis. Yangpenting Bunda fun. Tapi... ALHAMDULILLAH melalui komunitas ini, Bunda belajar bagaimana itu 'menulis' dalam artian sesungguhnya.

Oh ya... balik lagi ke passion and work tadi, kayanya nih, Bunda mulai punya passion dalam bidang nulis ini, Eh.. mudah-mudahan ini bukannya sok passion-passion nya ya... Tapi yang Bunda alami dan rasakan adalah... I'm craving so much time to write, terus kalo malem-malem mau bobo, kalo dibolehin sama Abi, Bunda akan nulis. kadang suka ga berasa, tau-tau udah jam 3 pagi.

Kalau dalam keadaan seperti itu, pas nulisnya sih asik. Tapi besokannya, kepala pusing, gara-gara telat tidur. Ga mungkin kan kerja dalam keadaan pusing? Ga konsen dan mengabaikan kewajiban kantor juga.

Nah, terus bagaimanakah sekarang???

Well, semua yang too good too be true itu hanya ada di surga. Bunda belum bisa (atau belum mau???) juga memilih untuk jadi full time writer dan ninggalin kantor. Sekarang, Bunda lakukan saja dua-duanya : ngantor dan menulis. Apa disambi apa, itu akan ter-defined tergantung situasi kondisi (phlegmatis mode on). Dan seperti judul tulisan ini, Bunda melakukan dua-duanya : membuat passion di pekerjaan dan mengerjakan apa yang menjadi passion.

Ok lah, semoga Bunda bisa handle kerjaan kantor dengan menghadirkan lebih banyak passion (kalo kerjaannya bagian hitung-hitungan, Bunda punya high passion kok. he..he.. numbers told themselve) di kerjaan Bunda, dan konsisten berlatih menulis untuk menyalurkan high passion tadi.

Ngomong-ngomong, definisi passion itu apa yah? ha..ha..

cekidot di sini aja ya...

jumat pagi di kantor taman c3.

Cheer My Mood Up, terima kasih ALLAH.

This is the story :)

Hari ini adalah hari pertama Bunda ngantor lagi setelah sekitar dua pekan cuti lebaran. Tadi malam, bunda berdoa... ya Alah, semoga hari ini Bunda mendapatkan sesuatu yang bisa membuat mood Bunda 'cheer up' lagi.

Sejujurnya tiga hari di rumah tanpa asisten dengan dua anak kreatif (Azka dan Rusyda) dan Uti yang selalu pengen rumahnya rapi jali bikin Bunda stres. Efeknya, Bunda jadi marah-marah ke Azka dan Rusyda. Semua teori parenting dalam manajemen marah ke anak yang pernah Bunda baca seakan hilang ga berbekas (duh, mau nangis nulis bagian ini). Plus, di siang itu Bunda dapet telepon dari manajer Bunda mennayakan suatu dokumen tender. Udah cuti capek, pas masuk kerjaan juga numpuk. Kayanya otak ini makin kusut saja. Malam itu, setelah shalat Isya, Bunda berdoa... Agar jikalau pekerjaan Bunda menumpuk, Bunda mendapat kemudahan. Dan hari ini Bunda mendapatkan sesuatu yang 'berharga' untuk diri Bunda.

Sore ini, di kantor sambil menunggu Abi yang lembur, di selang waktu Bunda 'berlatih' menulis sebuah fiksi, Bunda meng-add seorang teman di facebook. lalu Bunda buka blog nya. Subhanallah... tulisan di blog nya begitu tulus, inspiratif. Sepertinya tidak ada niatan untukblog itu dibuat demi mensukseskan adsense atau rating tertinggi atau untuk ngetop. Pure tulisan yang dibuat dari isi hati. Tuturnya teratur, bahasanya mudah dicerna. Di sini Bunda mendapat 'tamparan', Dua buah tanparan sekaligus. Untuk menyadarkan Bunda mengenai konsistensi berlatih menulis setiap hari dan meluruskan niat menulis. Niat yang tulus, bukan karena ingin masuk majalah / terbit terus dapat royalti terus pulitzer (mimpi dot com. Eh, boleh juga sih cita-cita kaya gini, tapi niat nulisnya musti dilurusin dulu). Niat yang tulus yang Bunda pernah state dalam hati dalam sebuah doa pada ALLAH, yang terinspirasi sahabat Bunda yang namanya Liends, bahwa kita ingin meninggalkan amal baik yang menjadi amal jariyah untuk life ever after nanti. Kalau Liends mungkin pahala amal jariyahnya dari ilmu bermanfaat yang ia sebarkan karena ia guru. Tapi karena Bunda bukan guru, mungkin Bunda bisa mengikutinya dengan cara lain, yaitu tulisan.

Adalah niat itu musti diluruskan selurus-lurusnya agar Bunda tidak menjual 'kesenangan' dalam menulis. Tapi ada message, ada pelajaran, yang membuat pembacanya menjadi (paling tidak) berfikir untuk menjadi lebih baik, atau paling tidak, untuk bisa mensyukuri apa yang sudah ia terima.

Ok, itu untuk niat menulis. Kembali ke blog yang Bunda baca tadi, Di blog tadi, sang penulis banyak bercerita keinginannya untukmemiliki anak. Ia sudah menikah sekitar tiga tahun. Setelah diperiksa, memang ada -hm... takut kalo Bunda bilang ini masalah- sesuatu yang musti di-treatment lebih lanjut. Ya ALLAH... Bunda jadi teringat, tidak hanya dia yangmerindukan punya anak. Dua sahabat Bunda, Liends, dan Hilda, serta teman se-gank Bunda waktu di kampus, Puan, juga belum memiliki momongan. Bunda jadi merasa dipertontonkan kesalahan klasik Bunda yang kerap diulang. Bagaimana mungkin, Bunda yang sudah dikasih seorang Azka yang ALHAMDULILLAH cakep, sehat, dan pintar, kenapa juga pernah ngomel-ngomel karena polahnya Azka? Toh bukankah ia lagi mengeksplorasi lingkungannya. Bahkan mengeksplorasi emosinya. Astaghfirullah Al Azhiim. Eh.. note ya, tapi ngomelnya Bunda insya ALLAH ga membentak lho... cuma menggerutu sendiri -sami mawon Bundssss-.

Tapi untuk soal ngomel mengomel ini, Bunda pernah berdiskusi sama Abi. Sebenarnya Abi dan Bunda adalah orang yang suka membiarkan Azka bereksplorasi. Mau main air sambil bantuin Abi cuci motor, nyemplungin segala macem barang ke kolam, acak-acak creambath terus diolesin ke ubin seperti finger painting, itu pernah Azka lakukan dan Bunda dan Abi membiarkan, karena ingin melihat reaksi Azka. Tapi, itu semua dilakukan di dalam kamar kami. Kalau sudah di luar kamar, dan sudah memasuki wilayah 'public' dari rumahnya Uti... jangan harap bisa bereksplorasi. Uti itu tipe orang yang ingin rmahnya selalu rapi jali. Bunda terbentur pada situasi membiarkan Azka mengacak-acak rumah lalu ditegur Uti karena membiarkan anaknya 'misbehave' atau Bunda melarang Azka untukmelakukan ini-itu. Hm... Idealnya sih, Bunda musti lebih kreatif mengarahkan arah eksplorasinya Azka. Dan idealnya lagiiiii.... Kami musti pindah ke rumah sendiri. ALLAHUMMA AMIEN.

Itu tadi soal pengasuhan Azka. Soal lain lagi yang menjadi 'tamparan' buat Bunda adalah.... trully, Bunda takut hamil lagi. Bukan proses hamil atau melahirkannya yang Bunda takuti. Kalau proses ini, insyaALLAH Bunda yakin everything's gonna be fine, karena ALLAH yang Maha Sempurna sudah mendesign sedemikian rupa tubuh wanita untuk mekanisme hamil, melahirkan, dan menyusui. Selama gaya hidup kita sehat (makan bergizi, tidak merokok, alkohol, olah raga  -he..he.. ini belom jadi gaya hidup Bunda-) semua akan nyaman dilewati. Yang Bunda takutkan adalah sindrom baby blues yang Bunda alami waktu Azka lahir. Bunda khawatir tidak bisa sabar dalam menghadapi Azka dan (insyaALLAH) adiknya nanti. Bunda khawatir psikologis Bunda ga siap.

Nah, mengenai kekhawatiran Bunda bahwa Bunda tidak siap ini, di blog itu penulis mencurahkan isi hatinya. Dia curhat ..


Orang-orang bilang, mungkin belum dipercaya sama Allah. Adakalanya pernyataan itu demikian menyakitkan bagi saya. Seolah-olah saya ini pendosa dan penjahat sekali sehingga Allah tidak percaya sama saya dan suami. Saya mengingat kata-kata itu, “belum dipercaya sama Allah”, pada suatu siang sepulang kuliah, saat M-16 yang saya tumpangi meewati kolong jembatan di bilangan Kalibata.
“Apa iya?” tanya saya dalam hati.
“Bagaimana dengan anak-anak legam yang tinggal di bawah kolong jembatan, yang tidak jelas siapa ayah bundanya? Bagaimana dengan anak-anak kecil yang menjadi kenek bus 62, yang rambutnya bercat pirang dan melinting rokok? Bukankah orangtuanya, jika memang ada ke-orangtua-an bagi mereka, sangat tidak bertanggungjawab dan ‘semestinya’ tidak diberi amanah anak keturunan?”
Jadi, pasti ada jalan yang Allah ingin saya mengikutinya dengan memberi saya ini semua. Jika ini adalah akibat dosa saya di masa lalu dan sekarang, bukankah manusia memang berdosa dan wajib bertaubat pada-Nya. Jika ini adalah ujian, bukankah hidup kita, senang dan susahnya adalah ujian-Nya. Saya tidak ingin meneruskan ‘buruk sangka’ saya pada Allah, karena Allah sebagaimana saya berpikir terhadap-Nya.
Saya dan suami saya, belum memiliki anak selama tiga tahun pernikahan, bukan karena kami belum dipercaya oleh Allah. Tapi karena kami sanggup melewati tiga tahun ini tanpa keturunan, dan ketika kelak kami diberi keturunan artinya kami memang (harus) sanggup untuk menjaga, mendidik, dan memeliharanya dengan baik. Bukan sebaliknya. Sungguh, dengan berpikir demikian, hidup saya lebih ringan. Hati saya lebih tenang. Karena saya percaya, seburuk-buruknya saya sebagai manusia, kasih sayang Allah tidak akan pernah habis. Tiga tahun dan masa-masa penantian yang mungkin akan saya lewati, adalah masa perbaikan diri yang memang harus saya dan suami lakukan, dengan atau tanpa anak. Pasutri lain mungkin di-didik Allah untuk menjadi dewasa dengan langsung memiliki anak sedangkan saya dan suami saya justru di-didik Allah untuk menjadi dewasa dengan masa bulan madu yang panjang.
Membaca tulisan ini, Bunda jadi 'ngeh'. Apapun yang dikasih sama ALLAH, itu  adalah karena Bunda sanggup melewati apapun yang diberikan ALLAH. ALLAH yan kasih ketenangan untuk Bunda dalam usaha mengatasi baby blues, dan ALLAH juga yang memberikan orang-orang yang sayang sama Bunda : Uti, Mba Rini -asisten rumah tangganya Uti waktu itu- Akung, Abi, semua diberikan kepada Bunda untuk mensupport Bunda mengurus Azka. Subhanallah... ALLAH memberikan satu paket lengkap : ujian dan solusinya.

Jadi... sekarang, Bunda belajar untukbisa menyerahkan semua 'skenario' hidup Bunda pada ALLAH. Bukan pasrah tanpa usaha nih maksudnya ... Tapi, saat ini, Bunda punya mimpi, berdoa dan berusaha mewujudkan mimpi tersebut, dan biarkan ALLAH yang menentukan hasilnya. Amien.

Semoga mood Bunda selalu terjada untuk selalu positif. Amien.

ALLAHUMMA INNI AUDZUBIKA MINAL HAMMI wal Hazan
WA A'UDZUBKIKA MINAL AJZI WAL KASAL
WA A'UDZUBIKA MINAL JUBNI WAL BUKHL
WA A'UDZUBIKA MIN GHOLABATIDDAINI WA QOHRIRRIJAAL

kantor taman C3.

Tuesday 2 August 2011

Sincerest Love

 Talking about the CRV, Your love is not about owning our own car
Your sincerest love is about how hard you work to earn it.

Talking about my career
Your love is not about fully support my overtime
Your sincerest love tells me about how to manage myself and everything

Talking about a shelter
Your love is not about take me into the sweet cozy home
Your sincerest love asks me to choose one, decorate it inside
Your sincerest love also shows how many overtime hours you have spent to get the one I chose

Talking about our child education
Your love is not about screening the international standard school
Your sincerest love just trust me as the best teacher for our beloved

For all the things and joys you have
Gratitude is the best thing I can share

For my lovely mas Agus Herdi, with bunch of love.
Hani

SMS Paling Romantis

This is the story :)

Sekarang, karena sedang dateline beberapa proyek, Abi diminta lembur hari Sabtu dan Minggu. Hari Sabtu kemarin, tepatnya 30 Juli 2011 adalah 2 hari menjelang bulan Ramadhan. Ramadhan Greetings bertebaran, baik di fb, SMS, dan mungkin BBM. Abi juga ternyata ga mau ketinggalan ... Abi kirim SMS yang bikin Bunda terharu biru bahagia. Begini bunyinya :

Semua yang kulakukan adalah untuk kebahagianmu. segalanya adalah untukmu. Hanya saja aku bukan lelaki yang sempurna selalu saja ada kata dan kesalahan yang mungkin bisa menyakiti hatimu. selamat berpuasa sayang, terimalah maafku. bersama 1000 cinta ...
Hwaaaa.... so sweet.
Bunda speechless, karena Abi bukan tipe pengumbar kata di SMS. Bukan ga sayang, tapi memang style nya Abi gitu, Abi senang mengungkapkan sayangnya secara lisan, baik ke Bunda ataupunke Azka, dan moment nya saat kami sedang ngumpul bertiga (Abi, Bunda, Azka).

Nah, lucunya, SMS itu dikirim jam 4.56 sore. Baru bunda bales jam 8.37 malem. (Note : Abi lembur dari pagi sampe maghrib, sedangkan Bunda dan Azka pergi ke rumah Mbah uyut dan Eyang uyut dari jam 10 siang sampai malam). bunda reply :
Luv U Bi, romantis banget
Abinya protes.

Kok baru bales sich?
 Bunda jawab :

Baru baca Bi, maaf ya...
ALHAMDULILLAH... rasanya ayem banget. Trus, di bulan Ramadhan ini, Bunda seneng karena Abi lebih ketat control-nya dalam hal ibadah harian Bunda. Abi ngingetin Bunda untuk bawa mushaf, dan sampai di rumah, Bunda dicek bacaan mushafnya sama Abi, udah tilawah belum? Maklum, tilawah Bunda masih ga bagus... kan mustinya sehari sekitar 1/2 jus, tapi Bunda kadang ga tiap hari, dan itupun kuantitasnya ga 1/ jus.

Semoga kita semua bisa optimal dalam menjal;ankan ibadah dibulan Ramadhan ini ya. Dan semoga kebiasaan itu terus terbawa seterusnya danmenjadi kebiasaan seumur hidup. Amien.

Tuesday 12 July 2011

Srategi Mempersiapkan Dana Pendidikan

This is the story :)

Tahun ajaran baru sudah mulai. Status para ibu tentang mengantar anaknya ke sekolah bertebaran di jejaring sosial. Artikel-artikel yang mengulas mutu dan biaya pendidikan juga bermunculan di sebuah situs favorit Bunda. 

Terkait dengan pendidikan, usia Azka saat ini 2 tahun 8 bulan. Setahun lagi, insyaALLAH Bunda ingin memasukkan Azka ke pendidikan formal (TK). Dana pendidikan juga mulai kami siapkan. Sebenarnya, apakah memperoleh pendidikan yang bagus menjadi momok yang menakutkan? Yuk kita belajar dari pengalaman beberapa orang.

Seorang teman mengatakan, bahwa mempersiapkan dana pendidikan, baik tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi, sebenarnya tidak repot kok. Strateginya adalah mempersiapkan dari jauuuuuuuuhhhh hari. (wah, bukannya ini udah strategi umum ya? he..he..). Iya, sudah menjadi tips umum, tapi sudah umum juga saat tahun ajaran baru, ramai berita melaporkan bahwa pegadaian menerima banyak barang gadaian,  banyak ibu-ibu complain tentang uang pangkal.

Ya itulah realitasnya. Pendidikan yang belum berpihak pada rakyat. ok ok... di sini bukan tempatnya misu-misu atau mengeluh keadaan. Di sini tempatnya kita mengubah arah sayap, dan tidak protes terhadap arah angin (ngutip quotes di bukunya Reza Syarif).

Yuk kita mulai ubah arah sayap kita yah...Ini buat yang gajian ya... karena pengalaman kami di posisi orang gajian, belum menjadi orang yang berwirausaha. Doakan, insyaALLAH bisnis Bunda akan bisa ajeg (bisnis yang mana Bun??? Ahh bunda kurang tekun niyh)

Buat kita yang gajian, setiap bulannya kita sisihkan minimal 10 % untuk ditabung. Jangan ditaro di ATM. Tapi ikutlah produk yang mirip deposito yang jangkanya pendek, minimal setahun. Jadi di tanggal kita gajian, jadikan tanggal itu untuk didebet di tabungan 'mirip deposito tersebut'. Kalau gajiannya ga masuk ke rekening, boleh juga  tuh beli celengan plastik (harganya variatif 5000 - 10000), masukin deh ke situ. Nah, kalau udah setahun, investasikan ke bentuk lain. Mungkin ada yang suka reksadana, mungkin ada yang suka logam mulia. Pokoknya, jangan diendapkan!. Karena nilainyabisa tergerus inflasi. Tapi, tahun kedua, upayakan dana yang disisihkanmeningkat, 11 %, 12 %, dst. Memang sih, konsekuensinya ada yang dikorbankan. Pasti jajan di luar akan berkurang. But it's ok... we still canlive without such 'hedonism' seduction right???

Selain gaji bulanan, kalo karyawan suka ada bonus dan THR. Nah, sisihkan juga dari sumber ini untuk pendidikan. Tapi sekali lagi, jangan disimpan dalam bentuk uang di tabungan. Harus diinvest!. Seberapa besarnya, silakan diskusikan dengan pasangan.

Kalau ikat pinggang sudah kencang tapi kok sepertinya tidak ada celah untuk saving, berarti strateginya adalah mencari ikat pinggang yang lebih longgar. Alias mencari tambahan penghasilan. Nah, dalam hal ini, jangan sampai kepentok mindset kalau bisnis perlu modal lho. Manfaatkan aja kemampuan yang Anda miliki. Kalau suka bikin kue, mulailah terima pesanan. Kalau suka nulis, coalah ikutan pembuatan buku antologi. banyak celah deyh.

And above of all, ALLAH adalah Pemberi rizki. Awali dengan niat yang baik, ikhtiar, dan doa yang sungguh-sungguh untuk minta sama ALLAH.
ALLAH is Ar Razzaaq الرزاق,  The Ever Providing.

Moga berguna,,, dankalau ingin browse yang lebih ilmiah, silakan gugling situs2 financial planner.

happy saving all :)

Sunday 26 June 2011

Plesiran ke Pekan Raya Jakarta

This is the story :)

ALHAMDULILLAH, Sabtu 25 Juni lalu Abi, Azka dan Bunda bisa jalan-jalan ke PRJ. PRJ ini lokasinya di Kemayoran, deket rumah Mbah putrinya Bunda / Mbah Uyutnya Azka. Gini cerita kompletnya ....

Berangkat dari rumah sekitar jam 10, naik motor. Sampai di rumah Mbah Uyut sekitar jam 11.30an, meleset 30 menit dari perkiraan, karena ada salah jalan sedikit :).

Di rumah Mbah Uyut, lagi persiapan acara syukuran pengajian dalam rangka khitanan Faiz (sepupu Bunda). Jadi di sana udah ramai sodara-sodara. Trus, setelah shalat Dzuhur, kita meluncur ke PRJ naik bajaj. Kenapa kita naik bajaj, karena :
1. Beberapa kali baca di suatu forum kalau parkir di PRJ mahal. Mobil bisa sampai rp. 50rb, motor Rp. 20rb. Dan mungkin benar, karena saat sampai di sana, ada pengumuman bahwa tarif parkir motor Rp. 8rb sekali masuk. Nah, untuk jam selanjutnya kita kurang tau juga sih, per jamnya dikenakan biaya berapa.
2. Parkiran pueenuuuuh banget. Apalagi kalau kita pulang sore. hadouhhh... bisa antri untuk keluar parkir doang tuh.
Tarif naik bajaj dari rumah Mbah Uyut Rp. 10rb. Pulangnya, karena macet dan kena biaya 'parkir' bajaj (entah pungli entah resmi) total Rp. 20rb.

Harga tiket masuk PRJ adalah Rp. 25rb untuk Sabtu, Minggu, dan hari libur. Hari biasa Rp. 20rb. Anak-anak tinggi 100 cm juga musti bayar parkir. Di sana ada indikator tinggi, pake plang kayu gitu. Azka sih tingginya belum ada 100 cm. Jadi dia gratisan...

Arena PRJ itu luaaass banget. Kita masuk dari pintu timur A2. Masuknya langsung menuju gedung utama (kayanya ya... :) ini deskripsi versi bunda aja). Gedung ini (kayanya lagi) ada 5 lantai, dengan eskalator dan elevator. Di lantai 1 produk yang banyak dipamerkan adalah produk banking, adda juga produk olah raga, dan.... operator seluler beserta bundling-annya dengan HP Cina.

Keluar gedung, ada plaza luas, dimana di sana stand motor dan helm berjejer besar-besar. Ini gambarnya ...





rame kan...?

Nah, di area ini Azka senang melihat balon-balon iklan.. kaya gini :



Tapi sebelum kita keluar di arena motor n helm, kita mampir lammmaaaa banget di stand mobil. Yah tau lah... Azka kalo dah liat mobil, kalo ga dialihkan atau diajak jalan lagi, bisa betah berjam-jam. Nih, makanya kita bertiga sempat foto-foto. Yang jadi artisnya, pastilah Azka. he..he..

Hm... segini dulu deyh ceritanya. It;s time to play with Azka.

Monday 20 June 2011

Hunting Sekolah TK

This is the story :)

Pertengahan tahun ini, Bunda, Abi,Uti, Tante Arie, sudah membicarakan mengenai sekolah Azka dan Rusyda. Usia Azka dan Rusyda saat ini di kisaran 2.5 tahun. Pengennya tahun depan sudah bisa menyekolahkan Azka ke TK. Untuk usia ini, mungkin Azka akan dilatih aja masuk ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang dikelola oleh Ibu-Ibu PKK RW.

Ok, Jadilah pagi ini Bunda menepon 2 kandidat sekolah di sekitar rumah kami.Memang tidak telalu dekat, tapi paling tidak, kami masih tau akses / daerah dari sekolah tersebut. Pilihan Bunda dan Abi adalah sekolah yang berbasis sekolah Islam Terpadu. Alasannya adalah... agar sedari kecil, terbiasa di lingkungan islam. Maksudnya, terbiasa shalat, melihat muslimah berjilbab, doa-doa, ucapan salam, mengaji, prilaku baik, dll. Dan di rumah pun, Bunda dan Abi juga musti lebih membiasakan keluarga berprilaku islami itu.

2 kandidat sekolah yang Bunda tanya via telepon adalah :

1. TKIT Ar Ridho Islamic School, Pulo Gebang.
    Total Rp. 4.200.000 dengan perincian :
  •     Uang pangkal   : Rp. 2.850.000
  •     SPP                 : Rp.    275.000
  •     Biaya kegiatan  : Rp. 1.000.000
  •     Form                : Rp.      75.000
2. TKIT Al Husnayain
    Total Rp. 2.580.000 dengan perincian :
  • SPP : Rp. 150.000
  • Uang pangkal (termasuk SPP, seragam, kegiatan, uang pangkal) : Rp. 2.430.000
Itu dari segi biaya ya... Bunda dan Abi musti survey dan tanya-tanya content isi kurikulumnya,

Semoga kami menemukan sekolah yang bisa bikin Azka enjoy ya... Amien.

Thursday 16 June 2011

Review kontrol ke DSOG

This is the story :)

Meneruskan tulisan sebelumnya, di sini Bunda mau ceritain kontrol ke DSOG kemarin. Bunda kontrol ke dr. Dwi rasyanti, SPOG. Beliau praktek di Hermina Bekasi, YPK Menteng, dan RS Haji Pondok gede.

Jam 4, Abi dan Bunda meluncur dari Mega Kuningan menuju Hermina Bekasi. Bukan main deg-degan rasanya. Membayangkan duduk di kursi kerajaan. Well, ini nih kebiasaan buruk Bunda. Suka membayangkan yang nggek-nggak. padahal, kenyataannya ga seburuk itu. ok, lanjut.

Kita sampai Hermina Bekasi sekitar jam 5.30. Daftar dan bla-bla, lalu nunggu deh di ruang tunggu. nah, Bunda di urutan ke-7. Lumayan juga sih nunggunya. he..he.. Tiap susternya buka pintu dokter, tiap itu pula Bunda berharap cemas. Kalo Abi sih... Hem... adem ayem aja nonton TV. cool... Malah ngeledekin Bunda. 'Halah, gitu aja takut. Kemaren ke dokter gigi berani.'. Wah, sebel kalo udah gini. Bunda bales aja, 'Ayo Abi kalo mau tes ke dokter gigi. kenapa Abi ga mau, takut ya?' Weleh.. yang ditanya cuma ngangguk.

Dan, setelah sekitar 5 orang pasien masuk, tibalah Bunda masuk. jreng-jreng ... Inilah percakapan kita di dalam antara Bunda (B), Abi (A), dokter (D) :

B : Sore dokter...
D : Sore, (sambil  lihat buku rekam medis Bunda).
B : Masih inget saya ga dokter, dulu waktu dokter Pudji dinas, saya kontrol abis melahirkan ke dokter.
D : senyum-senyum ...iya ... ada apa nih Bu?
D : Hah..? Inii beneran, pasang IUD nya 2008, sekarang baru mau kontrol?
B : Iya dokter. he..he.. abis takut kalo disuruh duduk disono (sambil nunjuk kursi kerajaan).
D : Ya nggak, kan di USG dulu. Trus, sekarang kenapa nih Bu, ada keluhan apa?
B : Kayanya saya mau lepas aja dok, abis perut bagian kanan bawah saya sakit. Mungkin posisi IUDnya ga bener kali ya.
D : Lagian, anak udah 2.5 tahun, ngapain juga KB? Hamil tuh, paling enak di bawah umur 35. Sekarang umur berapa?
B : Hm... udah mau 31 dokter. Saya masih punya space 4 tahun lagi kan? (Astaghfirullah Al Azhiim, pede banget sih, emang kalo lebas IUD langsung dikasih hamil sama ALLAH)
D : Lho, emang dikira lepas IUD langsung hamil, ntar ga jamil-hamil, tau-tau umur udah 35. Anak saya 2, sebenernya saya pengen lebih dari 2, saya ga KB, tapi ga hamil-hamil. Guru-guru saya semua pada nany... "Kamu nunda punya anaknya kelamaan sih ya? makanya lama dikasihnya kan?'
B : Ya.. kan nungguin kakaknya masuk SD dulu dokter. Ntar kalo kakaknya masih kecil, masih pengen disayang, pengen dimanja, trus udah ada adeknya kan kasian.
A : Emang nih dokter... pikirannya kolot.
B : Ih Abi, kok gitu sih?
D : Hemm (geleng-geleng kepala). Ya disayang dua-duanya lah... Anak, kalo terlalu jauh, dia ga jadi kawan. Ya.. paling ngga bedanya 2 tahun lah. Karena usianya berdekatan, mereka akan jadi kawan.
B : Tapi saya dan ade saya beda 2 tahun, suka berantem kok dokter. (dalam hati sih bener, pas udah gede, Bunda dan Tante Arie bisa jadi temen... life-theme kita relatif sama, karena usianya yang cukup dekat).
D : Mau anak beda 10 tahun, beda 2 tahun, cewek-cewek, cowok-cewek, cowok-cowok, pasti berantem. Biarin aja berantem, dengan berantem mereka belajar bersosialisasi.
D : ok, Ibu mau lepas IUD, lagi haid?
B : Ngga dokter
D : Enakan, kalo leas IUD itu pas lagi haid, 2 atau 3 hari haid deh.
B : Ihhh... lagi banjir-banjirnya? Emang ga geli dokter?
D: Nggak. (sambil ketawa-tawa) kan saya yang request. Jadi, kalo lagi haid itu, mulut rahimnya lebih lunak, saya ngambilnya lebih enak, dan Ibu lebih nyaman, ga sakit. Kalo sekarang mah susah, pasti sakit.
B : O gitu... Oh ya dokter? Saya perlu pap smear ga?
D : Ya perlu, paling ngga setaun sekali. Paling bagus itu, seminggu setelah haid, dan 3 hari tidak berhubungan. Karena kalau dekat dengan haid kadang masih terlihat darah, dan kalau setelah berhubungan, suka masih ada genangan.
B : Oo... Berarti, saya musti jadwalin lagi nih dokter. Saya haid untuk buka IUD, dan setelah itu pap smear.
A :  Misalkan kalo nanti haid buka IUD aja ga perlu pap smear gimana dok?
D : Pap smear itu perlu. 90 % dari sel-sel kanker mulut rahim yang ditangkep saat pap smear, kalo udah ketahuan, bisa diobati dan insyaALLAH ga jadi kanker. Ini penting banget karena tiap 1 jam, 1 orang wanita meninggal karena kanker mulut rahim.
A : Oo... ya udah pap smear aja sekarang. Kamu haidnya udah lewat seminggu kan?
B : Ih Abi... kan syaratnya juga ga boleh berhubungan 3 hari.
A : O iya ya... (nyengir).
D : ikutan nyengir juga... susternya juga nyengir.
D : Dah, yuk... sekarang silakan naik ke tempat tidur. Kita USG.

Di tempat tidur, sambil susternya ngolesin gel adem ke perut, dan dokternya nyalain monitor.
D : Sekarang kita lihat hasil USGnya dulu. Sambil lihat ke monitor. IUDnya baik-baik aja, letaknya bagus. bisik-bisik ke suster... Tau gini ga jadi lepas deh.
B : bisik-bisik juga.. pengennya gitu dokter.

Di meja konsultasi
D : Jadi, sakit perut di kanan bawah, jangan diremehkan. Bisa jadi usus buntu.
B : Tapi dugaan saya malah saluran kemihnya dokter.
D : Ya... salah satunya bisa itu juga, makanya kita lihat hasil pap smearnya.
B : Kalo hasil pap smear ok?
D : Saya akan rujuk ke dokter bedah. Nanti kan di rontgen, trus ditest.
B : ok deh dokter... Oh ya, selain di YPK dan di sini, dokter praktek di mana lagi?
D : Di rumah sakit Haji Pondok Gede.
B : Kalo di YPK lebih rame ga?
D : Karena prakteknya satu hari, jadi rame sih ya...

So...kesimpulannya, Bunda belum pap smear, dan belum lepas IUD juga. Tapi sebelum kesemuanya, Bunda mau make-sure dulu kalo semua test itu dicover sama asuransi.

Semoga semuua baik-baik aja. Amien.
Powered By Blogger