Wednesday 9 November 2016

ILC 8 November 2016, Setelah Aksi 4 November 2016

This is the story :)

Aksi Damai 4 November Demo Bermartabat
Aksi Damai Belas Islam 4 November

Tadi malam ada acara Indonesia Lawyers Club, mendiskusikanmengenai setelah aksi 4 November 2016.

https://www.youtube.com/watch?v=c6xjObhS9oM

Point yang bisa Bunda ambil adalah, acara tersebut mendudukkan kembali persoalan penghinaan Al Quran oleh ah*k,

Jadi, di tengah-tengah riuhnya komentar-komentar di sosmed, acara tadi malam mendudukkan kembali perkara ke tempat yang semestinya. Bahwa perkara iniadalah penghinaan terhadap suatu agama, yang melukai umat agama tersebut. Dan, ada Undang-undang atau payung hukum yang bisa dijadikan dasar bahwa pelaku harus diproses hukum. Ini bukan masalah kebencian terhadap kelompok SARA tertentu. Dan, spirit yang dibangun dari peristiwa ini adalah menegakkan keadilan, yang menjadi keinginan kita bersama.

Moga dengan banyak yang melihat acara ini, semakin banyak yang mendukung gerakan untuk mendukung ah*k diproses hukum dengan adil. Tidak dibela secara taklid, dan Ummat Muslim pun tetap tenang, hormati proses penegakkan hukumnya, kawal prosesnya.

Wa Makaru Wa Makarallah
Wallahu Khairul Maakiriin

Tuesday 8 November 2016

Pesan Utama dalam Sebuah Kalimat adalah dari Predikatnya.

This is the story :)

Aksi Damai 4 November Demo Bermartabat
Aksi Damai Belas Islam 4 November

Beberapa hari ini, para pembela ah*k membuat pembelaan mengenai statement ah*k, bahwa isi kalimatnya bukan penghinaam. Dengan analogi yang jungkir balik seperti roller coster.

Di sini, Bunda copy paste artikel dari seorang ahli tata bahsa yang kompeten. Meluruskan.

ULISAN INI MEMBUNGKAM PENDUKUNG PENISTA AL-QURAN YANG MENCOBA MENGKABURKAN UCAPAN PENISTA AL-QURAN DARI SEGI BAHASA

SEBARKAN, SEMOGA MENJADI JALAN HIDAYAH BAGI PENDUKUNG PENISTA AL-QURANπŸ‘‡πŸΌπŸ‘‡πŸΌπŸ‘‡πŸΌ


Perkenankan saya menyampaikan pikiran saya mengenai  “Dugaan” Penistaan Agama yang saat ini sedang ramai diperbincangkan di manapun dan oleh siapapun di negeri kita tercinta, Indonesia.

Assalamu’alaikum wr. wb.
Yang Terhormat,
1.  Bapak Presiden RI
2.  Bapak Kapolri cq. Kabareskrim  RI
3.  Bapak Panglima TNI
4.  Bapak Menteri Agama RI
5.  Kemendikbud cq Pusat Bahasa Indonesia
6.  Saudara saudara sebangsa dan Setanah Air

Perkenalan
Saya, Totong Sih Ariwanto, Mantan Lecturer/Dosen Bahasa Indonesia di Pusat Studi Asia Tenggara, Universitas Ho Chi Minh City, Vietnam,  memberikan pendapat, dengan harapan , pendapat ini bisa dibaca dan dipertimbangkan oleh Bapak Bapak yang saya sebut di atas.

A  Bedah bersama Bahasa Indonesia
Bahasa yang kita pakai sehari hari ini sebenarnya sederhana dan cukup mudah dipahami oleh Bangsa Indonesia. Dalam kaidah KBBI suatu kalimat akan disebut lengkap jika memenuhi unsur SPOK (Subyek, Predikat ,  Obyek dan Keterangan).

Namun bisa saja kalimat itu hanya terdiri dari SPK, SPO, SP bahkan P!!!!
-  Saya makan nasi pakai sendok (SPOK)
- Saya makan pakai sendok (SPK)
- Makan!! (P)   Kalimat Perintah...

Perlu dimengerti , Bentuk Pasif dan Aktif HANYA hanyalah permasalahan  Gramatika/Tata Bahasa.  Maksudnya?.. Isi, makna ataupun esensi yang tersirat dalam suatu kalimat adalah diperankan oleh Predikat.  Baik menggunakan bentuk Pasif maupun Aktif, makna atau isi kalimat TIDAK PERNAH BERUBAH.

Saya makan nasi atau Nasi saya makan,  adalah kalimat YANG SAMA yang maknanya adalah Kegiatan MAKAN.  Penggunaan Bentuk Aktif atau pasif hanya untuk MEMBEDAKAN bagian KALIMAT MANA yang akan ditonjolkan.

Ketika kita gunakan Bentuk Aktif: Saya makan nasi  maka yang INGIN DITONJOLKAN / DITEGASKAN  adalah Saya.  Dalam hal ini ditegaskan yang makan nasi adalah saya BUKAN Badu, Bukan Budi, BUKAN Amir, BUKAN dia tapi SAYA.
Ketika kita gunakan Bentuk  Pasif:   Nasi saya makan, maka yang INGIN DITONJOLKAN / DITEGASKAN  adalah Nasi.  Dalam hal ini ditegaskan yang dimakan adalah NASI BUKAN Jagung, BUKAN pecel, BUKAN Cendol tapi NASI
SANGAT MUDAH DIPAHAMI.

Permasalah Utama.
Saat ini sebagian bangsa Indonesia ramai membicarakan Ucapan Gubernur DKI, Bapak Basuki Tjahaya Purnama (selanjutnya saya tulis BTP).

Ucpan BTP pada Menit ke 19:12 di Pulau Seribu.
Dibohongi PAKAI Surat Al Maidah 51 macem macem itu.
Saya takut masuk neraka, dibodohin itu.

Dengan membaca uraian saya di badian atas..... akan SANGAT MUDAH menangkap arti , maksud ataupun makna kalimat yang diucapkan BTP.

Kita Bedah bersama
Dibohongi pakai Al Maidah 51, macem macem itu
Ini kalimat tidak lengkap  hanya ada P dan K.  Tapi sudah cukup mengadung arti sesuai yang diinginkan oleh Predikat yaitu dibohongi atau jika bentuk Aktif...membohongi.  Dalam menit sebelumnya, ucapan ini ditujukan kepada Ibu Ibu yang hadir.  jadi makna dalam kalimat ini sudah sangat jelas yang dibohongi  adalah Ibu Ibu (tentunya Ibu Ibu yang beragama Islam).

Yang tersirat dalam ucapan BTP adalah: Al Maidah dipakai sebagai alat untuk berbohong.  Sangat jelas...

Baik dalam Bentuk Aktif maupun Pasif, makna kalimat tidak akan pernah berubah ,  karena Pesan utama dalam sebuah kalimat terlihat pada PREDIKAT.
Hanya saja ketika sebuah kalimat tidak ada Obyek (Kalimat Intransitif) tentu tidak bisa diubah menjadi bentuk aktif.

B. Pendapat saya Pribadi.
BTP sebagai Gubernur, sudah mengucapkan atau melontarkan Pernyataan bernada  “INSULTING”, (Menuduh, mengina atapun melecehkan),  itu sudah sangat jelas!!!!!  Lihat mimik atau pun nada nya aktu bicara .

Sebagai Pengikut Non-Muslim (ini sama sekali bukan sara)  SANGAT TIDAK PANTAS, dan SANGAT MELAMPAU BATAS, saya ulang SANGAT MELAMPAU BATAS, BTP sebagai pemimpin memasuki AREA keyakinan Orang Lain (Islam), MENGGUNAKAN ayat ayat Al Qur”an  yang sangat DIsucikan oleh Umat Islam,  dengan menuduh atau menghina sebagian orang Islam (dalam hal ini bisa Pemuka Agama Islam- Ulama, Kyai, Ustadz- yang menyampaikan Syiar Islam dan mungkin ayat lain dalam Al Quran, untuk menyeru Ummat Islam memilih Pemimpin yang SEIMAN) secara sadar atapun tidak sadar.

Lebih memprihatinkan, Pemeluk Agama lain (di Medsos) ikut “ Meng-COPAS”menafsirkan dan Ayat suci Al”Quran, demi memcari Pembenaran Ucapan Seoran BTP, yang merupakan Pemimpin bagi wqarga Jakarta.

Sebagai ILUSTRASI lain, banyak Video dan mungkin Kebaktian Sahabat kita yang NON MUSLIM , di mana Pendeta atau Pemuka Agama tersebut MENYERU kepada Jemaatnya untuk pilih AHOK(BTP).  “Ahok itu pilihan Tuhan,  Ahok itu Utusan Tuhan untuk Jakarta”.  Kita pilih Pemimpin yang seiman... dsb..
Salahkah Pendeta yang menyampaikan ajakan tsb?  SAMA SEKALI TIDAK SALAH,  Bahkan KITA WAJIB MENGHORMATI seruan ITU.  Itu Hak Mereka.  Harus dihargai!!!!!   Itulah Keyakinan yang TIDAK BOLEH DICAMPURI oleh Penganut agama lain. Islam pun tidak boleh memasuki area tersebut.......

Coba apa jadinya, maaf, ketika  dalam seruan Kebaktian tersebut , ada yang masuk dan menyela  “MAU SAJA DIBOHONGI PAKAI BIBEL!!!!!  Tidak boleh kan... Pasti tidak boleh dan akan menimbulkan permasalahan serius.....

Ketika giliran Ulama menyampaikan seruan ini, kenapa semua bereaksi negative , Sara, bahkan Seorang Menteri Agama dan Presiden pun minta AGAMA TIDAK BOLEH DIPAKAI atupun DIBAWA UNTUK BERPOLITIK!!!!!!! Kenapa?  Sekali kenapa????

Sangat DISESALKAN rujukan yang dipakai oleh seorang “AHLI BAHASA” Pusat Bahasa Indonesia, Ibu Yeyen Maryani,  memberikan keterangan bahwa karena ini KALIMAT PASIF maka tidak ada unsur Penistaan.  Saya sarankan kepada Mendikbud dalam hal ini Pusat Bahasa Indonesia, untuk mendiskusikan ulang Pernyataan Ahli Bahasa tsb., Karena pernyataan itu sekarang banyak “ di-COPAS” oleh Netizen tanpa mereka mengerti makna dari kalimat yang diucapkan BTP.  Sekali lagi makna kalimat bukan ditentukan oleh bentuk Pasif ataupun Bentuk Aktif, tapi lebih ditentukan oleh Predikat......  dan akan LEBIH MENYESATKAN jika dipakai oleh Bareskrim sebagai Rujukan dalam MEMUTUSKAN KASUS INI.

Penutup
Bahwa sudah demikian adanya , Bangsa Indonesia ini terdiri dari berbagai Suku, Ras Agama dan Keyakinan.  Ada yang perlu dipahami Jangan memasuki Urusan Agama yang Diyakini seseorang.   Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

Bahwa kita hidup di Indonesia,  tetangga dan bahkan Adik, kakak dan Saudara kita ada yang Islam, Katholik, KristenBudha, Hindu, Kong Hu Chu bahkan tidak ber- Tuhan.  Itu urusan masing masing.  Kita tetap hidup rukun berdampingan, bercanda tanpa menyinggung satu sama lainnya.

Bahwa, SAMPAI LEBARAN KUDA (meminjam istilah SBY, 2016)  yang namanya Air dan Minyak Sayur, Tidak akan pernah bisa disatukan, Dikocok, Diudeg, dengan energy Sedahsyat Bom Atom pun, mereka tidak akan bersatu.  Tetapi coba berikan warna yang indah pada air, minyak, letakkan dalam SATU gelas yang indah,  biarkan saja begitu.... pasti akan menjadi suatu Ornamen yang indah dilihat dan mungkin dirasakan.

Demo yang dihadiri oleh Ratusan ribu Ummat Islam bukanlan Masalah Pilkada.  Namun itu adalah Demo Sebagian Ummat dari berbagai wilayah Indonesia yang merasa Tersinggung hanya karena Kesombongan, Arogansi, Tutur kata yang tidak Bijak, merasa paling benar..... dari seorang Pemimpin yang ada di kita.  I
Tentu akan indah  jika kita memaafkan katanya begitu... Namun harus dingat.... kata kata itu telah terlontar, telah terucap, dan telah menyakiti Ummat Islam

Semoga keadilan MASIH bisa ditegakkan di Bumi Pertiwi, Indonesia.  Jangan lagi ada Diskriminasi Hukum, tajam ke bawah Tumpul ke atas.

Saya sepenuhnya bertanggung jawab terhada isi tulisan ini.
Semoga Allah SWT memberikan hidayah bagi Pemimpin bangsa Ini untuk emngambil keputusan yang tepat dengan Rujukan yang tepat dan benar.   Aamiin
Yaa Robbal Aalamiin.

Bogor, November 2016

Totong Sih Ariwanto

Bunda Memiliki Banyak 'Me Time'

This is the story :)

Dalam sebuah grup whatsapp, pernah membahas ide jalan-jalan. Idenya adalah jalan-jalan ke Cirebon, lalu wisata kuliner. Ada teman yang menanggapi, kalau-anak-anak cepat bosan diajak wisata kuliner. Tapi ternyata maksud jalan-jalannya adalah 'sibgle', tanpa keluarga. Wah, Bunda bilang, kalau ibu-ibu tidak bisa, pasti bawa anak-anak, dan suami. Lalu ada tanggapan, gantian me time nya.

Me Time ...

Iya, istilah ini nge-trend beberapa tahun terakhir. Istilah untuk waktu senggang yang diberikan khusus pada seseorang, tanpa diganggu, untuk melakukan aktivitas apapun yang disenangi. Me time ini biasanya disematkan pada kebutuhan ibu-ibu, yang aktivitasnya full dari pagi sampai pagi lagi mengurus keluarga dan rumah. Terutamanya lagi, Ibu rumah tangga.

Lalu Bunda berfikir, sejatinya, saat Bunda di kantor, itu adalah Me Time nya Bunda. Iya,,, itu 'Me Time'. Pekerjaan kantor bisa Bunda kerjakan sendiri. Kalaupun sudah selesai, bunda bisa melakukan aktivitas lain yang Bunda suka. Menulis, lihat sosmed, baca buku, pun diskusi dengan teman.

Jadi kalau tipikal Bunda, yang kantoran iniditanya perlu 'Me Time' atau tidak, Hm.... rasanya sudah cukup banyak sih, tersedia 'Me Time' di kantor. Plus lagi kalau dapat bus yang bisa duduk, wah, itu juga 'Me Time'. Bisa tidur, baca buku, atau tilawah. Tapi Mungkin berbeda dengan Ibu rumah tangga yang memang full mengurus rumah dan keluarga tanpa adanya ART.

Bunda pribadi, tipikalnya kalau di rumah itu, pengennya rumah rapi, pekerjaan beres, anak-anak makan, mandi, main, pada waktunya, Oh... oh.. oh... Ini ternyata penyebab stock sabar Bunda (yang tipis itu) semakin tipis tergerus. Saat kita mengerjakan A, anak-anak minta kita untuk menemani jalan-jalan, main, ataupun aktivitas lain. Lalu saat waktunya mandi, ga bisa juga dengan sekali bilang 'mandi yuk', lalu langsung mandi. Ada aja yang dikerjakan. Belum tawar menawarnya, dan lain-lain. He..he.. Nah, yang kaya gini yang kadang berasa 'Kerjaan ga ada yang beres. hu..hu...' Dan inilah perlunya Me Time. Supaya tidak jenuh, istilahnya supaya bisa 'selonjoran'.


Lekas Selesaikan Proses Hukumnya, Tidak Usah Berbelit-Belit

This is the story :)

Aksi Damai 4 November Demo Bermartabat
Aksi Damai Bela Islam 4 November

Setelah demo Jumat 4 November 2016, kemudian pihak polisi akan memproses hukum kasus ah*k. Gelar perkara akan diadakan, lalu akan memanggil ahli tata bahasa.

Hm... maaf-maaf niyh, rasanya agak susah untuk berhusnuzhon akan semua proses ini. Entah bagaimana, Bunda sudah berfikir bahwa semua ini rekayasa. Gelar perkara nya 'dibuat-buat', disetting agar ah*k tidak bersalah. Kemudian mendatangkan ahli bahasa juga, yang sepertinya dengan teorinya yang bertele-tela akan mengatakan bahwa maksud kalimat : '... dibodohi pakai ayat Al Maidah 51' atau '...dibodohi Al Maidah 51' bukan maksud menghina.

Astaghfirullah Al Azhiim

Emangnya ga cape ya memperumit masalah yang sudah jelas duduk perkaranya seperti ini?

Sudahlah hai pembela ah*k... Lekas selesaikan urusan ini. Ga usah membuat dagelan-dagelan yang tidak ada untungnya. Lelah kalian tak terbayar oleh apapun. Dan kami, bukan kami sombong, kami meyakini bahwa lelah kami membela agama Alah akan diganjar olehNya dengan pahala kebaikan dan rahmatNya, selama kami menjaga kelurusan niat kami hanya untuk Allah SWT.



Friday 4 November 2016

Jumat, 4 November 2016

This is the story :)

Bismillahirrahmaanirrahiim ...

Jakarta hari ini sejuk, Allah menurunkan kesejukan untuk hamba-hambaNya yang berjuang membela pengolok-olok kalamNya.

Yups, Jumat, 4 November 2016, kami menyaksikan, ribuan hamba Allah yang terikat hatinya, bergerak, turun ke ibu kota menuntut keadilan ditegakkan. Keadilan atas proses hukum untuk ah*k, yang memperolok-olok ayat Al Qur'an, Al Maidah ayat 51, saat dia berbicara di depan warga Kepualauan Seribu.

Yang bersangkutan adalah Cagub, itu bukan urusan kami
Yang bersangkutan adalah penganut nasrani, itu urusan dia
Yang bersangkutan dari etnis Cina, itu status dia
Yang bersangkutan mengolok, menghina, menistakan ayat Al Qur'an, kitab yang kami baca, kitab yang melaluinya kami mencari obat untuk semua emosi negatif kami, itu menjadi urusan kami, umat Muslim.

Kami berdoa pada Allah agar menjaga kelurusan niat saudara-saudara kami, meng-goal-kan tujuan kami, melembutkan orang-orang yang berniat memprovokasi agar hatinya takluk, dan membukakan hati semua ummat muslim, bahwa Izzah Al Muslim harus kita tegakkan.
Powered By Blogger