Wednesday 6 December 2017

Azka 'Belajar' Membaca

This is the story :)

Sekita satu bulan terakhir ini Bunda 'mewajibkan' Azka membaca buku. Buku Rasulullah Teladan Utama. Tujuannya adalah agar menumbuhkan kebiasaan membaca. It's ok dipaksa, daripada tidak mengerjakan sama sekali. Untuk penyemangat, ada iming-imingnya. he..he..

Tadi malam Azka sudah sudah menyelesaikan jilid 1 buku RaTU. lalu Bunda coba mereview. Apa isi cerita bukunya? Satu hal yang paling Azka ingat. Ternyata oh ternyata... Azka masih sangat perlu belajar memahami isi bacaan. Karena ternyata saat ini Azka baru lancar membaca, dan belum bisa mengambil pemahaman dari teks yang ia baca.

Ok, no problemo. Bunda pun mengalaminya. Bahkan hingga dewasa, membaca buku Hillary Manthel pun saat ini masih menjadi 'perjuangan' untuk Bunda memahami isinya. he..he.. It's ok... We have lot of time to learn.

Daaannn... solusinya adalah,,, metode membacanya berubah.
1. Azka akan membaca halaman buku yang ia baca.
2. Setelah itu ia akan lapor Bunda, halaman mana yang ia baca.
3. Bunda akan membaca halaman tersebut.
4. Bunda akan bertanya pada Azka, apa yang Azka pahami dari halaman yang ia baca.
5. Jika belum paham, Azka diberikan waktu lagi untuk membaca halaman tersebut.
6. Bunda akan bertanya lagi, apa yang Azka pahami dari halaman yang ia baca.
7. Bunda akan berdiskusi dengan Azka tentang halaman yang sudah dibaca. Dan membantu menceritakan / retell lagi.

Semoga keterampilan membaca Azka semakin baik.

Dede Ncha gimana?
Dede Ncha baca Balita Berakhlak Mulia. Boardbook.
Dia suka tokoh Ayu. Dibolak balik gambarnya, dimain-mainkan bukunya. Ha..ha..
Dan setelah bosan, dia akan bilang, "Dede kan udah baca buku."




Tuesday 11 July 2017

Satu Dekade

In sya Allah 1 Desember nanti usia pernikah Bunda dan Abi genap sepuluh tahun. Alhamdulillah.... sepuluh tahun dalam mitsaqan ghalizha dan tetap menyempurnakan separuh diin dengan selalu berupaya menjadi hamba Allah yang bertakwa, in sya Allah.

Sepuluh tahun... Betapa berlimpah rizki yang Allah berikan. Semoga kami telah mensyukuri semua nikmatnya, dan tidak sedetikpun menjadi kufur. Aamiin.

Sepuluh tahun... Kami menyebutnya mature. Alhamdulillah ujian rumah tangga dari Allah telah kami 'kerjakan'. Ada yang lulus (seiring berjalannya waktu), ada juga yang kami masih mengerahkan daya upaya untuk menyelesaikannya.

Sepuluh tahun... Kami menyebutnya dini. Karena perjalanan untuk merengkuh pahala dari proses berumah tangga masih panjang. Ilmu yang kami butuhkan pun masih banyak bertebaran yang musti kami tangkap.

Sepuluh tahun ... Cinta yang dirasakan sudah bukan level seperti anak kampus yang da dig dug saat pacaran. Cinta kami adalah mengapresiasi untuk setiap perbuatan baik yang Allah ridho, dan mengingatkan untuk kelalaian yang kami lakukan.

Sepuluh tahun... Ingin rasanya pamer ke sosmed tentang cinta ini. But we found that it's hard for us to be narsis. Bukannya sweet malah jadi 'cuiihh' ekspresi kenorakan gitu kayanya. Ha..ha..

Sepuluh tahun ... Moga Allah menganugerahkan sehat lahir batin untuk kami dalam menapaki dekade dekade selanjutnya.

Aamiin

#7DaysWritingChallange
#Day2

Monday 10 July 2017

Lempar Yang Jauh

Dalam suatu meeting tentang target penjualan, seorang manajer mengutip pendapat Steve Jobs. Untuk meraih target, lemparkan saja sejauhnya. Nanti manapun kamu sampai, berarti itu targetmu yang tercapai.

Pemikiran ini cukup terekam di benak Bunda. Jujur saja, terkadang Bunda melontarkan statement yang bikin sesuatu terasa sempit. Contoh.... kalau lihat acara talkshow fashion di televisi yang kemudian menayangkan outfit yang dipakai oleh model beserta harganya, ceplosan spontan biasanya begini, "Ih.. blus aja mahal banget. Di ITC bisa dapet dua.". Ha..ha.. Itu dulu. Sekarang mah berubah. Kalo lihat barang mahal, Bunda akan dengan spontan bilang, "in sya Allah aku akan beli blus itu. Bagus.".

Dan itupun Bunda berlakukan ke cara pandang Bunda dalam keinginan Azka memiliki lego asli. Biasanya Bunda bilang, "Mahal ah... beli yang di pasar malam aja.". Sekarang, Bunda ucapkan dan afirmasikan, "in sya Allah Bunda akan belikan lego asli kereta yang satu set yang hargany sekian sekian.".

So... silakan bermimpi, bertarget. Pencapaian mimpi itu prerogatifnya Allah. Tugas kita cuma doa, ikhtiar, tawakal. Dan dengan bertarget tinggi, kita sudah meluaskan pandangan kita kan...? Kita akan optimis, menjadi kreatif, otak pun akan sibuk dengan hal positif. No time for baper things.

#7DaysWritingChallange
#Day1

Thursday 15 June 2017

New Workstation

This is the story :)

Awal mei ini, ALhamdulillah Bunda sudah pindah ke workstation baru. Satu ruangan ada 8 orang, dan Bunda sendiri yang Ibu-Ibu. Sisanya bapak-Bapak. Bunda senang di workstation baru ini. Karena bebas asap rokok. Aiih... as simple as that kan?

Semoga Bunda lebih perform dalam menunaikan amanah dan mengamalkan skill. In sya Allah. Aamiin.

Tuesday 30 May 2017

Berita Duka

This is the story :)

Innalillaahi wa Innailaiihi Roojiuun

Pagi ini kami ditelepon Uti, kalau Mba buyut (Ibunya Uti) meninggal dunia tadi pagi sekitar jam 3.30. Mbah Uyut memang sudah sepuh, tapi berita ini tetap saja membuat kami kaget. Pasalnya, ketika acara arisan dan munggahan tanggal 22 lalu, Mbah Uyut tampak biasa saja. Tidak sakit.

Namun ada hikmah lain untuk kami. Di acara munggahan tersebut, semua anak-anak Mbah Uyut bisa hadir. Saat kami mohon maaf satu persatu (anak / menantu, cucu, cicit), Mbah Uyut bicara panjang lebar ke masing-masing kami, Termasuk Bunda. Pada Bunda, Mbah Uyut berpesan utnuk memaafkan Mbah Uyut, orang tua yang banyak salah, dan juga minta didoakan supaya Mbah Uyut panjang umur dan bisa berlebaran. Namun Allah berkehendak lain, Mbah Uyut pagi ini pergi meninggalkan kami,

Sedih rasanya. Mengingat Mbah Uyut selalu baik sama Azka Alisha, Suka memberikan uang, seberapapun yang Beliau miliki. Beliau ingin menyenangkan cucu cicitnya.

Oh ya.... ada satu pesan yang selalu Bunda ingat dari Mbah Uyut. Beliau berkata kalau kita tidak boleh 'ngilangin' rejeki Allah. Intinya sih,,, jangan sampai kita tidak bersyukur atas apapun nikmat yang Allah kasih. Misalnya, salary kita di perusahaan adalah Rp. X. Jangan sampai kita berkata... Gaji Rp. X mah ga cukup buat a, b, c. Nilainya kecil.Tidak boleh seperti itu. Seberapapu, kita syukuri. Di Al Quran pun sudah difirmankan Allah bahwa siapa yang  bersyukur, akan ditambahkan nikmatnya. Aamiin.




Thursday 18 May 2017

Shocked

This is the story :)

Astaghfirullah Al Azhiim ...

Bunda shocked. Saat makan siang kemaren, tanpa sengaja, seorang teman Bunda keceplosan, sehingga akhirnya bercerita mengenai tragedi selingkuh antar staf di perusahaan ini. Ada lagi cerita sesama staf yang tinggal di kos dalam satu kamar, padahal tidak ada ikatan suami istri. Belum lagi Bunda melihat sendiri betapa kedekatan seorang staf wanita dengan atasannya yang sudah berkeluarga.

Nangis....
Ingin menjerit ...
Gemetar ...

Maaf, kalau Bunda bilang ini adalah 'maksiat'. Karena memang hal-hal tersebut forbidden untuk dilakukan. Dan kesemua pelakunya muslim. Bahkan ada yang berhijab. Hiks.... Apakah separah itukah akibat yang ditimbulkan dari interaksi intens selama delapan jam sehari di kantor? Apakah norma malu memang sudah tidak berlaku lagi di perusahaan ini, as along as si pelaku achieve terhadap prestasi kerjanya?

Issue ini menjadi pembicaraan Bunda dan Abi untuk benar-benar memikirkan kemungkinan Bunda untuk resign. Ngerinya banyak banget.... Apa hukumnya membiarkan kemaksiatan di depan mata alias tidak melaksanakan nahi munkar? Dan sebelum itu terjadi, berapa banyak kemungkinan celah untuk timbulnya kemaksiatan tersebut terjadi? Let's say ... meeting bareng, dinas luar bareng, dan lain-lain. Aah... jika memang ini adalah pintu-pintu atau celah terjadinya hal tersebut dan fitnah-fitnah lain, maka bisa disimpulkan bahwa :
1. There's no other way ... siapapun itu, pria ataupun wanita, single ataupun berkeluarga, banyak dzikir, jaga hati, jaga pandangan.
2. Jikalau memang pilihan bagi kaum wanita untuk menjemput rizki dari rumah sangat memungkinkan, maka mungkin ini adalah pilihan terbaik. Tiap keluarga memiliki pertimbangan dan keputusan yangberbeda. Apapun itu, kita sebagai 'outsider' harus menghargai.

Bagaimana keluarga Bunda...?

Well... Kami dalam pembahasan dan doa yang sungguh-sungguh untuk minta ketetapan hati untuk sebuah keputusan besar. Mohon doanya agar apapun keputusan yang kami jalani nanti, adalah didasari dengan niat yang lurus, dimudahkan implementasinya, dan berkah untuk semua. Aamiin,

Wednesday 3 May 2017

The Aftrenoon Adventure

This is the story :)

Tulisan ini sudah lama diposting, tapi ternyata salah lapak. Bunda salin lagi tulisan yang dibuat tanggal 12 April 2017.

Kemarin sore hujan deras membasahi area Pejaten, Deptan, Bambu Apus, lanjut sampai rumah. Petir pun nggak kalah kepengen pamer cahaya. Wheeww....  Dan kemaren, adalah adventure ala ala Bunda dan Abi. yang membuat kami jadi tertawa.

Battle No. 1
Ciyeeh... berasa ala Takeshi Castle kali yee...
Di pinggir tol Jati Warna, genangan air sukses membuat motor ngeri untuk melewatinya. Mobil pun, jalan pelaaaannn sekali. Akhirnya, Bunda dan Abi menyeberangi jalan lewat jembatan motor. Iya, yang ini ...

Sumber Gambar di Sini

Saat naik, Bunda turun dari motor. Ngeri membayangkan motor dalam keadaan naik, sedangkan di belakangnya ada penumpang yang bobotnya sekitar 67% dari bobot pengendaranya. Halahhh... Jadi, Bunda naik tangga di sisi kanannya, Abi naik motor ke atas jembatan. Alhamdulillah sukses sampai atas. 

Turunnya.... he..he.. skenario berubah. Bunda tetap boncengan sama Abi. Dan meluncurlah motor itu menuruni jembatan. Lafaz basmalah terus Bunda ucapkan. Bunda cengkeram erat jaketnya Abi untuk berpegangan. Asli seperti membayangkan naik halilintar. Dulu waktu masih gadis unyu-unyu sih berani naik halilintar. Kalau ga ngantri malah bisa naik lagi. he..he.. Tapi sekarang, aduuh... lambaikan tangan ke kamera, 


Battle No. 2
Lokasinya menjelang Masjid Nurul A'la, Jl Wibawa Mukti. Tinggi genangan air mencapai footstep motor. Bisamillah, kami terabas jalan itu. Di tengah genangan, mesin udah mulai 'berat'. Terbayang juga air yang masuk ke knalpot, bisa mengakibatkan mogok. Ditambah sisi kiri kami, ada angkot yang mogok. Wuih... makin dramatis suasananya. lebaayy. Dan Alhamdulillah motor kami bisa menerabas genangan air yang lumayan tinggi itu. 

Bagaimanapun, hujan itu berkah. Allahumma Shayyiban Naafi'an. Banjir, longsor, dan lain-lain, tanyakan pada kita, manusia. Apa yang sudah kita buat untuk alam ini? 


Tuesday 2 May 2017

Trip Bandung, Over and Over Again, and Never Get Bored

This is the story :)

Alhamdulillah....
Yippiii,,,,

Long weekend Mayday kemarin kami ngetrip ke Bandung. Sebenarnya perjalanan ini tidak direncanakan. he..he... Bunda dan Abi tadinya berencana ke pameran buku Big Bad Wolf di BSD hari Sabtunya, tapi lalu menjadi sebuah trip ke Bandung. Jadi, hari Kamis tanggal 27 April, Uti WA Bunda, tanya, libur panjang mau kemana, karena bosan di rumah saja. Langsung Bunda diskusi dengan Abi, dan Bunda tawarkan Bandung. Alhamdulillah Abi setuju. Hi..hi,. hitung-hitung menggantikan rencana ke Bandung yang batal di bulan lalu karena Azka sakit. Biasanya kalau long weekend begini, Abi rada alergi bepergian. Sudah rahasia umum, kalau long weekend, jalan tol dan tempat wisata dipenuhi plat B. Tapi kali ini.... Demi mertua tercintah, anak istri, Abi mau juga ke Bandung. he..he..

Lanjut cerita ya...

Kami berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi. Cuss jemput Akung dan Uti ke Rawa Kuning. Melihat jalan tol yang macet, kami memutuskan untuk masuk tol dari Karawang. jadi kami menempuh jalan arteri, Kali Makang - Tambung - Karawang, lalu masuk tol. Hm.... di jalan, Azka lumayan rada rewel. Kayanya sih sugestinya dia, dia khawatir kalau macet, lalu ingin pipis. Dan kejadian juga sih, setiap jam dia minta pipis. Alhamdulillah toilet mudah ditemukan sepanjang perjalanan. Kami keluar tol Pasirkoja. Biasanya keluar Buah Batu. Tapi antisipasi khawatir macet, maka kami keluar di Pasirkoja. Kami tiba di Bandung sekitar jam 13.30.

Bunda Abi numpang welfie yaahh... 

Destinasi pertama, pastilah.... Bakso Akung, di Jl Lodaya. Lapfaaaarrr sangaaatt. Apalagi Abi, yang cuma ngemil tahu bungseng selama di perjalanan. Kalo Bunda dan anak-anak mah ngemilnya ini itu. ha..ha.. Alhamdulillah tandas semua pesanan di bakso Akung. Yang paling top, so pasti si Abi. Mie ayam komplet plus es campur. Azka dan Akung masing-masing satu porsi mie ayam. Mba Upi khadimat kami tidak pesan, karena masih 'trauma' sama blenger nya Bakso Akung saat terakhir ke Bandung Januari lalu. Uti, Bunda, dan Alisha, kami join satu porsi mie ayam komplet isiannya dan satu mie ayam polos. Oh ya, di bakso Akung ini tersedia Mushola yang nyaman di lantai 2.

Destinasi selanjutnya.... Mall Trans Studio. Nggak, kami nggak belanja. Kami menepati janji pada Azka yang inginmelihat toko lego asli. Karena selama ini kami beli lego kan yang ala-ala di pasar malam. he..he.. Alhamdulillah, satu bungkus Nexo Knights dibawa pulang dan sukses bikin Azka sumrigah. by the way, di area Trans Studio ini, ada masjid yang bagus banget. Dan waktu kami ke sana shalat ashar, sepertinya sedang akan diadakan kajian. Seneng deh lihat masjid yang makmur.

Masji di area TSM
Daan... sore itu kami pulang menuju rumah Uti Akung di Antapani. Malam Ahad di rumah Uti Akung kami habiskan dengan menonton pertandingan bola. Siap-siap untuk besok pagi...

Ahad pagi, kami mencoba car free day. kami parkir di masjid Pusdai, lalu kalan ke gedung sate, cus menuju Gasibu untuk cari sarapan. Kayanya next time kalau akan car free day, cari parkirnya yang dekat ke arah sabuga kali ya. he..he.. Supaya bisa lihat berbagai aktifitas dari komunitas yang ada di City of Creativity ini.



Akur Jalan Berdua. 


Alisha happy banget, apalagi lihat delman bertebaran. Dia senang melihat kuda. ok, bunda, Azka, Alisha, dan Mba Upi naik delman. Satu delman seharga Rp. 30.000, ini sudah melewati tahap tawar menawar oleh Uti dengan bahasa sunda. Azka duduk di depan, samping Pak Kusir, sambil menutup hidung. Yup... harap maklum, Azka sangat sensitif terhadap bau-bauan, apalagi di depannya tersaji bau-bauan alami dari si kuda. he..he..

Difoto dengan Pose okoce. he..he..

Duo A.

Oiya. Sarapan pagi itu adalah sarapan porsi ajib. he..he.. Abi & Azka masing-masing dua porsi bubur ayam dan es milo. Bunda satu porsi bubur ayam plus setengah porsi lontong sayur. Akung satu porsi ketoprak. Dede ncha setengah porsi bubur ayam. Mba Upi dan Uti satu porsi bubur ayam. Duhh... ga tau deh, hawanya kalo di bandung itu enak makan. (halah.... emang di Bekasi ga enak makan? wkwkwk..)

Dari CFD, kami cuss menuju Stasiun Bandung, cari tiket kereta untuk Uti. Uti berencana pulang ke jakarta Selasa pagi, menemani Akung dahulu di Bandung. he..he..

Duo A seneng dong lihat kereta dari jarak dekat. si Alisha malah ngajak ayo-ayo aja. Ha..ha.. kali ini, kita nonton kereta dulu ya De'. Naik keretanya in sya Allah kapan-kapan.

Ngintip kereta daru pintu keluar. Jilbabnya Alisha ke mana yah? hi,,hi,,

Siang itu, kami pun pulang ke rumah, untuk mandi. Notes : yang udah mandi mau berangkat CFD cuma Bunda dan Abi. he..he.. Tak apalah, mandinya 2 in 1. Cukup sekali dan dimaklumi.

Senin pagi, bertepatan dengan May Day 1 May 2017, kami kembali ke Bekasi. Kami berangkat sekitar jam 8. Di wilayah Padalarang, kamu mulai bertemu dengan kovoi mobil yang akan berdemo haru buruh di Jakarta. Alhamdulillah perjalanan lancar, kami tiba di Bekasi jam 10.30 pagi.





Sampai Bekasi, mengingat stok susu kotaknya si princess Alisha menipis, kamipun sekalian ke supermarket. And this is the end of our long weekend. Alhamdulillah semua happy... Kalo Abi happy plus pegel. ha..ha..


okoce again. 


Thursday 27 April 2017

Tentang Hati Yang Berwarna

This is the story :)

Hai hati ...
Bagaimana keadaanmu?
Masihkah sama tenangnya seperti aku di permukaan?
Tempatmu yang tak terlihat sepertinya memberi kenyamanan bagimu?
Maafkan aku yang terkadang alfa menanyakanmu

Hai diri ...
Kurasa keadaanku tidak cukup baik
Aku tidak tenang seperti engkau yang berusaha tampak tenang
Tempatku memang tersembunyi,
Tetapi noktah-noktah hitam yang engkau sebarkan tidak cukup menyembunyikan warnaku

Hai diri ...
Bolehkah aku memintamu untuk sedikit bekerja
Sedikiiiittt saja, untuk merawat diriku
Walaupun aku tidak (belum) sakit
Tetapi aku juga tidak menginginkan noktah setitikpun menempel padaku

Hai diri...
Sudilah kiranya tiap detikmu kau isi dengan dzikir
Kau gerakkan bibirmu untuk mengucap asmaNya
Kau penuhi neuronmu untuk memikirkanNya
Sehingga bisa kau bersihkan semua noktah yang ada padaku



Wednesday 26 April 2017

Oleh-Oleh Dari Rafif Spesial untuk Azka

This is the story :)

Siang ini Azka happy banget. Dia dapet oleh-oleh spesial dari Rafif, sahabatnya. Azka mendapat sebuah kaos Laskar Pelangi, oleh-oleh dari Rafif yang berlibur ke Pulau Belitung. Kata Azka, hanya dia yang dikasih. Cara memberikannya pun surprise. Saat kelas sep, Rafif langsung memasukkan kaosnya ke tas Azka.


Lalu Bunda tanya ke Umminya Rafif. Dan benar, Rafif memang unya niat untuk membelikan oleh-oleh, spesial untuk Azka. Umminya Azka senang Rafif bersahabat dengan Azka, karena membawa hal positif.
Dan kalau diulik-ulik, Rafif dan Azka memiliki kesamaan. Mereka sama-sama suka bermain lego. suka bongkar pasang.

Moga Azka dan Rafif senantiasa menjadi sahabat dalam taqwa. Aamiin.

Gadget

This is the story :)

Persoalan kami mungkin sama dengan orang tua di belahan dunia manapun. gadget. Jika dievaluasi, Bunda mengamini bahwa ada andil Bunda dan Abi di situ. Mungkin kami terlihat asyik bermain gadget saat anak-anak sedang melakukan aktivitasnya secara mandiri. ok lah, Istighfar untuk semua kesalahan, dan cari solusi.

Tadi malam, mungkin karena wisdom teeth Bunda yang juga sedang bertingkah, Bunda menjadi emosi melihat Alisha asyik menonton youtube. Walaupun yang ditonton tayangan anak-anak, tapi rasanya tidak nyaman untuk Bunda melihat balita asyik dengan gadgetnya. Tanpa tedeng aling-aling, Bunda langsung berkata, "Dede, handphone nya udah dulu ya. Nanti mata Dede sakit. Maaf Bunda ambil handphone nya." Woouw... cara yang sangat tidak elegan bukan? Yess.... I know. Hasilnya... tangisan menjerit dari Alisha. Bunda tidak bergeming. The rules must be followed. Lalu Bunda ajak Alisha keluar, ambil kursi plastik dan senter untuk cek lubang angin. Saat itu Bunda sekalian ingin ngecek lubang angin di bagian luar, karena kamar sedang terindikasi bau b*ngkai. Kami mencari sumber bau tapi tidak menemukan, bahkan sampai bongkar ac, sumber bau tetap tidak berhasil ditemukan.  Alhamdulillah Alisha langsung diam dengan cara diajak keluar.

Dari pengalaman ini, Bunda berkesimpulan bahwa sejatinya yang dibutuhkan anak-anak adalah aktivitas. Dan orang tua tidak boleh mager alias olah raga jari saja. Setelah cek lubang angin itu, Bunda pun masuk ke kamar, dan kami bermain di kamar. Mainannya adalah bantal cinta yang disusun di pinggir kasur menjadi prosotan. Simple, tapi happynya luar biasa.

Jadi, tips simple untuk menjauhkan anak dari gadget adalah :
1. Orang tua juga harus menjauh dari gadget saat membersamai anak-anak.
2. Ciptakan aktivitas yang seru. Balita dan anak-anak rumusnya adalah aktivitas fisik.

Moga bermanfaat yaa.... Kita sama-sama berubah menjadi orang tua yang okoce. he..he.. In sya Allah. Aamiin.

Thursday 20 April 2017

Kabar Sidang

This is the story :)

Hari ini sidang penghina Al Quran, btp, digelar. Agenda membacakan tuntutan dari jaksa. Agenda ini sempat tertunda karena konon, tuntutannya belum selesai diketik. Tapi kemudian terkuak juga ada surat dari 'suatu pihak' yang meminta sidang tuntutan ditunda.

Daaan.... tuntutannya hanyalah : 1 tahun penjara. Astaghfirullah.... Innalillahi Wa Innailahihi Rojiuun. Yup. hukumnya sudah mati. Kok ga bisa sih minimal lima tahun? Kan pasalnya berlapis.

Kita lihat berita besok lagi yaa...


Wednesday 19 April 2017

The D-Day

This is the story :)

Hari ini, Rabu, 19 April 2017, adalah putaran final pilkada DKI Jakarta. Tiga hari seelumnya, dimana KPU menyatakan hari-hari tersebut adalah masa tenang, malah menjadi masa cekam. Kenyataannya selebaran black campaign ditemukan, pembagian sembako yang mengatasnamakan suatu paslon ramai di lini masa media sosial, dan tak ketinggalan, nyinyir antara pendukung paslon makin panas,

Cape sesungguhnya melihat hal ini. Pilkada malah menjadi hal yang tidak mencerdaskan. Dan menjadi penyebab 'bermusuhan' antar saudara, antar teman, antar tetangga.

Eh ... kalau difikir, wajar juga sih. Karena Bunda melihat ini bukan pertarungan antara 2 paslon. Melainkan ada 'aqidah' yang dipertaruhkan di sini. Silakan bilang lebay untuk istilah itu, kenyataannya seperti itu.

Kalau mau dideskripsikan secara lengkap dan detail, rasanya akan menjadi 1 non fiksi.

Dan pagi tadi, Allahu A'lam, entah kenapa, rasanya beda saat Bunda membaca At Taubah. Ada air mata yang ga nahan juga keluar dari peraduannya. Abi pun, yang hari-hari biasa mager untuk dibangunkan shalat tahajud, dua malam ini menghidupkan penghujug malamnya dengan tahajud dan tilawah.

Pagi itu kami berangkat, dengan doa tak henti. Dan siang hari, Masya Allah.... quick count menyatakan paslon Anies Baswedan dan Sandi Uno unggul. Dan sampai malam inipun euphoria kemenangan masih terasa di lini masa pendukung Anies Sandi.

Tapi, kalau boleh mengingat sejarah perang uhud, maka selama 3 x 24 jam ke depan, kita tidak boleh lengah. Suara harus dikawal. Salut untuk tim saksi yang mengawal suara hingga tingkat provinsi. Barakallah, moga menjadi pemberat timbangan kebaikan untuk para 'penjaga suara.'

Istighfar yang banyak untuk yang terpilih maupun yang memilih. Agar pertolongan Allah dekat, agar tidak lalai menunaikan amanah yang tidak berlangsung hanya lima tahun, Amanah ini akan bikin 'lama' di meja hisab jika tidak ditunaikan dengan baik.

Hasbunallah wa Ni'mal Wakiil. Ni'mal Maulaa wa Ni'manNashiir.


Tuesday 18 April 2017

Tanya

This is the story :)

Kalau di luar negeri, pilkada itu marak dengan black campaign ga ya?

Monday 17 April 2017

Jalan-Jalan Happy Ekonomis


This is the story :)

Jumat 14 April lalu, masuk ke long weekend. Karena kami tidak memiliki rencana ke luar kota (aka Bandung, yang sempat tertunda), maka jadilah kami di dalam kota saja. Daaannn... tujuan kali ini adalah ke Taman Mini. Alasannya, murah meriah, dan tidak terlalu jauh dari rumah.

Kami berangkat jam 8.30 dari rumah. Tadinya mau ke musium PP Iptek. namun saat tiba di lokasi Azka rada galau dan minta kami 'puter-puter' dulu untuk mencari wahana yang ingin kami kunjungi, sampailah kami pada pemberhentian pertama, yaitu... Taman Burung. Hm.... kurang seru sih menurut Bunda. Burungnya sedikit, dan hanya ada satu kubah yang bisa dimasuku. Kubah lain sedang direnovasi.

 Masuk Taman Burung, tiketnya diskon 50%.


Ini jalan-jalannya ... 
Alisha di dekat kolam Pelican

Bunda kira ini patung. Sempat kepengen pegang paruhnya. Eh pas jalan, Azka bilang... Bun, lihat, matanya kedip-kedip. 

Cape jalan-jalan, istirahat dulu sambil minum susu kotak.






Lalu, di Taman Burung ada kolam ikan, yang pengunjung bisa kasih makan ikan dengan harga Rp. 3.000 seplastik.

Ini yang jadi kesukaan Azka Alisha. Ikannya pun,mungkin karena 'dijejelin' makanan terus kali ya... gemuknya luar biasa,
Beli makan ikan di warung dekat kolam. 



2A akur yesss...

Lagi terpesona sama ikan. 

Kadang si Kakak 'nyomot' makanan ikannya si Dede. 


Tuh... gendut kan. Kalo kata Alisha kaya perut Abi/ 

Ciyyeehh.... ada penampakan Bunda. 

Selesai keliling-keliling, dan Azka sudah mulai resah karena panas, (notes : takut kulitnya hitam. aseli...), maka kita cari tempat yang adem. Next destination ... Musium Transportasi. Eh... di pintu keluar ada sekelompok seniman yang sedang manggung membawakan lagu keroncong. He..he.. pantesan selama di dalam Taman Burung, kami mendengar sayup suara orang sedang nembang lagu keroncong. 



Di Musium Transportasi, kami tidak berkeliling sampai ke dalam. Hanya naik ke pesawat yang sedang dibuka, lalu lihat-lihat kereta yang dpajang di luar. Hi..hi... Duo A happy banget naik pesawat. Bukan norak bukan apa ya, tapi memang dua anak itu belum punya experience naik pesawat. he..he.. in sya Allah soon ya Nak....  Di dalam pesawatnya adem. He..he.. betahlah anak-anak berlama-lama di sini. 

di Cockpit. weleh... sempit ya ternyata. Mau duduk aja susah. Panelnya banyak banget. 

Cybling

'Hallo... Dede nanik pecawat'.

Puas bermain di pesawat, kami melanjutkan ke area kereta api. Tidak lama di sana, karena kami mengejar waktu shalat Jumat. 
Kereta di atas 'putaran'. 

Udah gaya di pintu kereta, tapi blur. he..he.. Maaf ya De. 

Kurang banyak sih foto-fotonya. Yah maklum lah, Azka itu ga suka difoto. he..he.. in sya Allah jalan-jalan di beda lokasi beda timing, kita akan cerita dan foto lebih banyak. yang jelas, Taman Mini recommended banget untuk wisata edukasi. 

Dhu'afa

This is the story :)

Kalau Bunda boleh membuat kamus bahasa serapan, Bunda akan mendefinisikan dhuafa sebagai :

Orang muslim yang berkekurangan harta dan rela menukar KTP serta memberikan hak suaranya pada paslon yang tidak tepat untuk didukung.  
-Tulisan dalam rangka mendengar berita guyuran sembako di hari Ahad, 16 April 2017, TIGA hari menjelang Pilkada.-

Thursday 13 April 2017

Catatan Nonton Televisi Tadi Malam

This is the story :)



Menjelang putaran final hajat kota ini hari Rabu 19 April 2017 nanti, tadi malam diselenggarakan debat Pilkada DKI oleh KPU. Hampir saja Bunda lupa, he..he.. Tapi Alhamdulillah saat lihat sosmed, ada yang reminder. Oh ya, Bunda nontonnya seperti biasa, ga 100 % fokus. Awal nonton dibarengi dengan teriakan Alisha yang main catur tapi kondisi ngantuk (kalo kata khadimat karena dia tidak tidur siang), serta suapin makan malam Azka. Pertengahan nonton Alisha sudah tidur, tapi Azka belum tidur, jadi Bunda dan Abi sambil nonton, sambil memuji jagoan kami,  sambil nanggapin pertanyaan-pertanyaan Azka.

Dari ketidakutuhan menonton debat paslon, beberapa hal yang menginspirasi Bunda, dan ini kereen banget, adalah :

Masalah Kesehatan
Cawagub Sandiaga Uno mengemukakan bahwa program kesehatan untuk masyarakat Jakarta adalah edukasi untuk upaya preventif. Jadi masyarakat diedukasi untuk makan bergizi, olah raga teratur, perapian sanitasi. Dengan begini, maka cost kesehatan diharapkan akan menurun drastis, dan tidak perlu biaya mahal untuk berobat.
SETUJU BANGEEETTT.... Menyelesaikan masalah dari hulu, bukannya 'diakalin' di hilir. 

Masalah Pendidikan Anak
Cagub Anies mengemukakan data bahwa ada sekitar 1600 anak usia SMU yang putus sekolah, dari total 4200 anak. Wheww... seperempat usia SMA tidak sekolah. Dan ini tentunya akan menjadi masalah. Masalah pengangguran (karena tidak punya skill), masalah sosial (kriminal kalo menurut Bunda), dan itu adalah penyebab keresahan masyarakat. Anies mengkonsepkan KJP juga berlaku untuk anak putus sekolah. Tidak hanya untuk dhuafa yang sekolah saja.
SOOO WISE. Yuk deh, para orang tua, sadar deh. Generasi anak sekolah menengah ini, adalah generasi di atas anak kita, dimana saat anak-anak kita dewasa, makamereka akan berdampingan dengan remaja putus sekolah ini. Dari lahir, kita upayakan lingkungan yang baik, lingkungan sarat akan pembelajaran, tapi jika sudah dewasa menemukan 'lingkungan' yang kurang baik, dampaknya akan sangat mengerikan lho.... 

Mengenai Leadership
Anies mengungkapkan jika mereka bertugas, maka mereka akan menjadi pemimpin semua golongan, yang semua harus dilayani. Dan pemimpin yang mempersatukan semua elemen.
Sandi mencontohkan, saat dia menjabat sebagai pimpinan di perusahaan, maka dia tidak berada di meja. Dia berkeliling ke tempat stafnya.
Jika ada yang berprestasi, maka diberikan apresiasi di depan publik.
Jika belum berprestasi, maka diberikan motivasi.
Jika nyolong, maka harus diamputasi.
This is a LEADER not a BOSS.

Moga Allah memberikan kemenangan untuk Anies Sandi. Keduanya adalah perpaduan antara :
karakter santun & hangat,
orientasi pembangunan SDM & orientasi pembangunan infrastructur
akademisi & entrepreneurship

Dan yang pasti.... keduanya adalah Muslim yang taat pada perintah Allah SWT. Pemimpin yang bisa kita jadikan contoh untuk dirikita, dan anak kita.

Wednesday 12 April 2017

Curhat Sahabat

This is the story :)

Sore ini, sahabat Bunda curhat. Intinya, dia 'dikejar' lagi oleh laki-laki yang dulu semasa dia gadis, menyukai dia. Padahal, laki-laki ini pun sudah menikah dan punya anak. Dan Bunda yakin bahwa istrinya pun tak kalah shalihahnya dengan sahabat Bunda. Sahabat Bunda bertanya, apakah ada salah sikap, sehingga laki-laki itu kok masih aja kefikiran dia. Padahal masing-masing sudah bekeluarga, bahkan sudah tinggal di kota yang berjauhan.

Mengamati hal ini, sungguh nyata kalau syaithon itu memang sukanya mengajak manusia ke hal-hal yang ga disukai Allah. Fikiran jika tidak disibukkan dengan hal penting, maka ia akan melayang kemana-mana ke tempat yang tidak semestinya. Hati jika ketundukan pada Illah diabaikan, maka titik demi titik noda akan bersemayam, yang lama kelamaan membentuk suatu coretan hitam pekat.

Pernikahan yang sejatinya adalah menjaga diri, juga tidak otomatis terjadi begitu saja. Semua pihak tetap harus menghindarkan diri dari panah-panah syaithon yang menyamar seperti lolipop.

Tetap berdoa agar keluarga kita terlindung dari neraka. Allah sudah kasih guidance di surat At Tahrim.

-saat macet menuju deptan-

Tuesday 11 April 2017

'Harus' Sekolah Alam

This is the story :)

In sya Allah, ada rencana kami untuk mencari rumah yang lebih syar'i. Tujuannya agar anak-anak memiliki kamar terpisah, serta ada center of the house yang mumpuni untuk memancing minat baca (eh... ini mah kepengenannya Bunda. ha..ha..). Daan... si Abi udah kesengsem dengan suatu area, dan ingin memiliki rumah di area tersebut. Merknya disembunyikan dulu yah....

Pertimbangan Abi memilih area tersebut adalah :
1. Lokasi dekat dengan orang Eyangnya Azka Alisha.
2. Banyak masjid besar yang cukup makmur.
3. Banyak jajanan (kyaa.... gawat nih, perut Abi bisa makin maju daripada karier)

Bunda tadinya segan. Karena terbayang betapa jauhnya Azka ke sekolah. Di area tersebut banyak sekolah bagus sih, cuma.... entah kenapa, Bunda udah fall in love sama sekolah alam. Serius. Ditambah lagi, tipikal Azka yang 'mudah bosan', maka aktivitas sekolah alam menurut Bunda adalah yang paling pas.

Bund apun mencoba search dengan keyword sekolah alam di area xyz. Dan Alhamdulillah.... adaaa... Daaann, sekolahnya itu masuk ke dalam Jaringan Sekolah Alam Nusantara. Cihuuuyy, Sekarang Bunda lagi tanya ke sana, apakah ada rencana dibuatkan SMP. Mudah-mudahan sih bisa ya.

Sip lahh... keep on praying and working to reach our dream. May Allah bless us. Aamiin.

Jika Islam Di-framing-kan ...

This is the story :)

Jika Islam di-framing-kan rasis, maka hanya Bangsa Arab dari suku Quraiys yang saat ini menunaikan haji. Hanya bangsa dengan postur tubuh tinggi tegap, kulit putih, hidung bangir, mata berbinar coklat dan tatapan tajam bagai elang, serta rambut tebal yang thawaf di baitullah. Kenyataannya, di sana kita bisa menemukan ras apapun dari setiap penjuru dunia.

Jika Islam di-framing-kan rasis, maka tidak akan tercatat dalam tinta sejarah Islam seorang budak negro rambut keriting bernama Bilal bin Rabah yang punya privilege mengumandangkan adzan hanya saat rasulullah SAW hidup. Seorang Bilal yang 'prestasi' hidupnya sudah disebut oleh Rasulullah SAW, "Terompahnya Bilal sudah terdengar di surga.". Budak yang dirindukan suaranya oleh saudagar kaya Abu Bakar Shidique, Utsman bin Affan dan sahabat lainnya, dan mereka harus 'merayu' Bilal untuk mau adzan setelah rasul wafat. Bukannya Bilal sombong, Bilal tidak kuasa menahan perih di hati saat mengumandangkan adzan, dia ingat junjungan hatinya yang membawa sebuah ajaran dimana manusia itu hanya dibedakan oleh level taqwa.

Jika Islam di-framing-kan rasis, maka tidak akan ada mantan budak wanita bernama Sumayyah, yang meregang nyawa untuk mempertahankan aqidah, dan akhirnya sukses meraih gelar Syahidah Pertama dengan hadiah SURGA tanpa hisab.

Jika Islam di-framing-kan rasis, maka tidak tercatat dalam sejarah Laksamana Cheng Ho dengan armadanya yang mega, yang melakukan ekspedisi mengelilingi lautan luas untuk menyebarkan agama yang Rahmatan Lil 'Alamin.

Jika Islam di-framing-kan rasis, maka pernikahan Alvin, putra seorang Ustadz kenamaan negeri ini dengan jumlah jamaah ribuah, tidak akan mendapat restu. Tapi pernikahan Alvin dengan wanita bernama belakang Chou menjadi pernikahan dakwah. Dakwah kepada kami, para orang tua, yang 'dibukakan' matanya untuk mengerjakan PR besar mendidik dan mengasuh anak agar siap secara psikis dan biologis di usia dewasa, syukur-syukur pada usia baligh.

Jika Islam di-framing-kan rasis, maka seorang Bunda Azka Alisha, perempuan dengan tinggi rata-rata, kulit kuning langsat eh.. sawo matang asik menjelajah Sirah Nabawiyah dan tak pernah bosan mengajak Azka Alisha ikut menjelajah kisah sarat hikmah itu.

Jika Islam di-framing-kan rasis, maka tidak boleh seorang Lindsay Lohan mempelajari apa yang termaktub dalam Al Quran, karena walaupun sama berkulit putih, tapi Lindsay bukan bangsa Arab.

Silakan saja, untuk event besar hari Rabu, 19 April 2017 nanti, tiap paslon melakukan upaya persuasif menarik simpati warga Jakarta. Tapi jika kalian mem-framing-kan Islam sebagai agama rasis, tidak mendukung pancasila, maka Demi Allah : Bunda, dan jutaan umat muslim lain, TIDAK RIDHO!


Monday 10 April 2017

Mengapa Es Mengapung

This is the story :)

Kemarin siang, kami makan siang di warung makan pempek. Bunda pesankan Azka tekwan, berharap dia suka, karena mirip bakso, hanya berbeda di bahan dagingnya. Lumayan beberapa butir tekwan bisa dimakan oleh Azka. Tak lupa, pesan es jeruk juga agar segara.

Es jeruknya diberi potongan es batu. Es batunya mengambang di atasnya. lalu Azka bertanya,

"Bunda, es batu kenapa ngambang sih? es kan berat."

Waaahh.... Senang banget dan surprose banget Azka tanya seperti itu. Karena :
1. Jiwa kritisnya tumbuh dengan mengamati fenomena alam di sekitarnya.
2. Dia bisa menyambungkan satu informasi dengan informasi lainnya. Maksudnya begini. Azka sudah tau kalau benda yang berat akan tenggelam. Azka tahu kalau es itu berat. Azka melihat es mengapung. Tidak sesuai 'rules' dong... Karena itu, bertanyalah Azka.

Tau ga Bunda jawab apa? He..he.. Yah, Alhamdulillah teori fisikanya masih nyangkut sih. Bunda jawab, karena masa jenis es lebih kecil daripada air. Nah, sebenarnya mungkin Azka juga kurang paham apa itu masa jenis, tapi sepertinya dia 'terima' dulu jawabannya. Jadi, masih ada PR buat Bunda menjelaskan tentang es ini. Alhamdulillah pagi ini mendapat jawaban kompletnya visa contekan ini :
http://detektif-fisika-doni.blogspot.co.id/2013/03/mengapa-es-selalu-terapung-di-air.html

#KeepOnAskingAzka
#TrueLearning

Friday 7 April 2017

Main

This is the story :)

Seneng banget deh.. tadi malam, setelah Bunda pulang kerja, di depan rumah banyak anak-anak keluar untuk main. Azka kalo ngintip dari jendela lihat teman-temannya main, pasti dia 'gatel' pengen ikutan keluar.

Bunda senang kalau Azka main di luar sama teman-temannya, karena agar Azka 'berani' berbaur dan juga supaya ceria, supaya ada pengalih perhatiannya terhadap kangennya ke Abi. Pulang main, biasanya dia ngos-ngosan, minum, terus main truck container (Bundanya juga disuruh main), trus minta cerita buku dongeng.

Written in 2012; as draft. 
Published in 2017.

Air

This is the story :)

Eyang Kung pernah memberi masukan kepada kami, sebelum kami memiliki rumah, bahwa kriteria yang musti jadi prioritas dalam membeli rumah adalah kualitas airnya. Karena untuk hidup yang berkualitas, kita memerlukan air bersih. Katakanlah untuk mandi dan berwudhu, agar terbebas dari hadas dan najis, kita perlu air yang suci dan mensucikan. Pun untuk masak, jangan sampai ada bahan kimia berbahaya yang terbawa di air yang akan kita masak itu.

Di rumah, kami sedang diuji dengan air. Mungkin sudah dua bulan berjalan, air di rumah kami menjadi bau. Satu pekan ini malah menjadi keruh. Ada tetangga juga yang memiliki problem yang sama. Ada dugaan, ada saluran pembuangan air kotor dari rumah tetangga lain yang bocor, sehingga rembesannya menyerap ke saluran air bersih kami. Tapi ini diragukan oleh Abi, karena sepengetahuan Abi, sistem pembuangan air bersih dan kotor pastilah terpisah, dan tidak memungkinkan adanya perembesan.

Ada dugaan juga mungkin perlu diperdalam sumber airnya. Atau torennya perlu dibersihkan.

Sungguh masalah air ini memunculkan 'tensi' di rumah. Azka yang sensitif terhadap bau, sehingga dia 'huwek' setiap mandi. Belum lagi jika dirasa, airnya seperti berminyak. Hiks.... terbayang yang aneh-aneh. Itu air bercampur apa ya kira-kira.

Semoga segera menemukan solusi untuk masalah ini. Aamiin.

Wednesday 5 April 2017

Pulitzer WInner untuk Fiksi

This is the story :)

Pulitzer adalah pernghargaan kelas dunia untuk karya di bidang jurnalisme, literatur, musik, dan drama. Penghargaan ini mulai diberikan di awal tahun 1900an.

Untuk buku pemenang pulitzer, (kategori fiksi (1948 - sekarang) atau novel (1918 - 1947)), baru tiga buku yang pernah Bunda baca. Yaitu :

1. To Kill a Mockingbird, Harper Lee (1961)
2. The March, Geraldine Brooks (2006)
3. The Good Earth, Pearl S Buck (1932)

Dari tiga buku tersebut, Bunda melihat ada kemiripan. Kalau cerita, masing-masing memiliki tema berbeda. Nah, kemiripan yang bisa Bunda simpulkan adalah sebagai berikut :

1. Plot cerita kaleeemmm banget. Mungkin ibarat garis, dia linier. smooth. Tidak naik turun seperti thriller atau suspend.
Membosankan? Neeeyyy.... Inilah hebatnya. Ngga bikin bosan. Kita benar-benar dibawa ke 'alam cerita' oleh penulis.

2. Deskripsi latar yang sangat detail. Waktu, tempat, demografis, karakter, Semuanya dituliskan lengkap oleh penulis tanpa kita merasakan adanya informasi  yang berjejal.

Dan in sya Allah Bunda akan membaca fiksi lain pemenang pulitzer.

PR 'Quality Time' Ternyata Bukan Milik Orang Tua Bekerja Saja

This is the story :)

Bunda kira quality  time adalah PR nya orang tua bekerja 8 to 5 saja. Ternyata, ini PR orang tua untuk berbagai profesi.

Bunda baru saja diskusi dengan tetangga yang full time di rumah. Beliau resign setelah anak keduanya lahir. Kami membahas mengenai kesukaan membaca buku, dan tips agar anak mau membaca buku. Bunda bilang, coba dibacakan saja, anaknya sudah ada minat baca, karena anaknya pernah minta dibelikan komik di toko buku, walaupun sampai rumah tidak dibaca. Dan tetangga bunda bilang tidak ada waktu, karena rempong, tidak ada pembantu pula. Tet Toot....

Dari sini Bunda berfikir, kelak Bunda jadi Ibu rumah tangga, Bunda juga harus waspada dengan quality time seperti ini. jangan sampai Bunda memenangkan ego agar rumah rapi jali, tetapi anak-anak tidak diberikan quality time.

Dan itu PR yang cukup rumit, terutama untuk orang-orang yang kepengen rumah berantakan selalu rapi jali.

Kerja Yang Enak Itu ...

This is the story :)

Dari zaman dahulu Bunda ngantor di kantor pertama, pandangan banyak orang tentang pekerjaan adalah seperti ini :

Kerja di perusahaan A gajinya besar, dan kerjanya seperti kerja rodi.
Kerja di perusahaan B gajinya standar atau so so, dan kerjanya bisa santai. 

Hmffh....

Dulu memang Bunda ngeri sekali dengan term 'kerja rodi'. Tapi lama kelamaan, menurut Bunda pameo itu salah.

Menurut Bunda, kerja yang enak  itu adalah :

Kerja yang dapat mengoptimalkan semua skill (softskill dan hardskill) yang kita miliki, yang membuat kita semangat untuk achieve target, yang didampingi oleh lingkungan kerja yang saling support dan saling coaching (from all level) dan puas apabila orang lain menggunakan hasil pekerjaan kita; serta gaji yang tercukupkan untuk kebutuhan hidup kita (tidak sama dengan gaya hidup).

Daann... Speak in frank, I am seeking that kind of job. Wish me luck. and May Allah bless Bunda. Aamiin.

Saturday 1 April 2017

Menjelang 10 Tahun Bunda dan Abi

This is the story :)

In sya Allah, 10 Desember 2017 nanti adalah genap sepuluh tahun usia pernikahan Bunda dan Abi.

Pernikahan yang diawali dengn prosesi taaruf selama sekitar sembilan bulan, yang diniatkan untuk menggenapkan separuh agama, juga penyatuan dua keluarga besar.

Sepuluh tahun, rizki itu berlimpah. Rizki yang tadinya terserak kemudian terkumpul. Ada Trio A (Azka, Althaf (Alm), Alisha) dengan masing-masing keseruannya, Ada tawa dan tangis pada tiap fase hidup, dan yang pasti, ada cinta di tiap hati.

Perjalanan masih panjang. Karena kami berharap surganya Allah. Moga kami menjadi keluarga yang terhindar dari api neraka. Aamiin.



Thursday 30 March 2017

Menjadi Sales Buku

This is the story :)

Bunda suka membaca. Bunda suka buku. bahkan Bunda suka dengan aroma halaman baru dari buku yang baru dibeli.

Sejak Azka kecil, Bunda sudah tertarik menjadi sales buku. Dengan menjadi sales, Bunda bisa berlama-lama menatap iklan buku baru, lalu dipasarkan melalui media sosial. Sebenarnya Abi, Akung, dan Uti tidak meng-encourage buku yang Bunda jual. Karena bukunya berharga mahal, dan jarang orang, yang walaupun berpunya, inginmembeli buku. Ha..ha... Mungkin setipe Bunda saja kali ya, dengan tipe budget buku cekak tapi tetap senang membeli buku. Tapi, ada hal-hal seru yang membuat Bunda ingin terus memasarkan buku-buku yang berkualitas tinggi.

Jikalau bicara motivasi jualan buku, ada banyak jenisnya. Tiap orang beda-beda. kalau Bunda pribadi, akan coba mengelompokkan dari beberapa sisi.

Dari sisi ibadah.
Menjual buku bergizi adalah sarana dakwah atau sarana penyebaran kebaikan. Dan Bunda berharap ada pahala kebaikan di dalamnya. Karena sayang sekali apabila ada keluarga muslim yang suka membaca, tetapi mendapati bacaan yang minim konsep keislamannya.

Dari sisi parenting
Karena buku yang Bunda jual adalah buku Sirah Nabawiyah untuk anak-anak, dan sebagai sales Bunda musti paham sampai ke hati produk knowledgenya, maka ini menjadikan bunda jadi punya pijakan yang kuat, untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW menjadi role model untuk Bunda dan keluarga. Dan, karena segmentnya anak-anak, maka Bunda perlu belajar mengenai parenting, dan ini in sya Allah akan mempengaruhi Bunda untuk menjadi orang tua yang menyenangkan di hati anak-anak.

Dari sisi komersil. 
Hm...Menurut Bunda, komisi penjualan buku cukup besar, bisa sekitar 20% harga buku. Kalau dijalankan dengan serius, hasilnya lumayan untuk nambah saldo ATM. Kalaupun dijalankan santai, dapet order, Alhamdulillah bisa untuk jajan buku yang lain. he..he.. malah jika kita bisa menembus target tertentu, ada reward yang 'wah' dari penerbit.

Dari sisi kecerdasan
Ini dia yang seru... mengembangkan fungsi otak kanan. Sejak memutuskan serius di dunia pemasaran buku, Bunda jadi mengenal canva (web online untuk design), belajar foto flatlay dari tante Linda, belajar copywriter, dan masih banyak ruang teknis lain untuk dipelajari. ini bisa menjadi penyeimbang otak kiri Bunda yang sehari-harinya bertemu dengan tabel excel kotak-kotak. ha..ha..
(aszeli saat menulis ini, lagi bosan banget sama makhluk bernama excel. Mungkin kalo meminjam istilah para alay yang pacaran, bunda pengen break dulu dari excel. ha..ha..).

Jadi, itu semua motivasi Bunda menjadi sales buku.

Mudah-mudahan impiannya tercapai. Aamiin.

Althaf Alkhwarizmi Dwiherdi; Gestational Week 0 - Week 39

This is the story :)

Alm Althaf adalah kehamilan Bunda yang ke-3. Kehamilan pertama adalah Azka, kehamilan kedua abortus spontanea usia 6 weeks, dan sebulan kemudian Bunda langsung hamil Althaf.

Bismillah

Walau pahit karena harus mengungkap kembali kesalahan sendiri, namun tetap harus ditulis. Paling tidak, hati menjadi lega. Karena Bunda percaya, bahwa menulis adalah suatu bentuk terapi.

Setelah kehamilan kedua abortus spontanea itu, rasa sedih dan bersalah menggelayuti Bunda. Dan keguguran itu rasanya sakit. Walaupun tidak dikuret, tetapi Bunda harus minum obat untuk 'membersihkan' kandungan. Efeknya, perut Bunda terasa diremas-remas. Sakit. Mau istirahat tetapi tidak bisa, karena waktu itu Bunda masih tinggal di rumah Uti, dan tidak enak rasanya sama Uti jika Bunda tidur-tiduran sedangkan Uti berlelah meng-handle Azka.

Sejatinya Bunda ingin 'istirahat' dulu dari proses kehamilan. namun, dokter kandungan membolehkan, dan Abi juga berfikir tidak apa-apa, maka tidak ada upaya pencegahan kehamilan pasca keguguran itu. Lalu, Bunda pun hamil. Dihandle oleh dokter yang juga menangani kasus keguguran Bunda. Ada sedikit kesulitan untuk menghitung usia kandungan, karena Bunda tidak melewati fase menstruasi setelah keguguran.

Di sekitar week 12, kami menempati rumah kami di Jati Asih. Sebenarnya, Bunda pribadi, inginnya menempati rumah baru setelah melahirkan. Tetapi karena rumah sudah siap huni, tidak ada yang perlu ditunggu, dan Bunda juga tau ini adalah impiannya Abi untuk hidup mandiri tidak menumpang pada orang tua ataupun mertua, maka kami pun pindahan. Entah karena membaca buku bahwa pindahan rumah itu adalah suatu event yang  dapat mempengaruhi emosi, atau karena memang belum siap, Bunda cukup shock dengan kehidupan baru di rumah itu. Azka yang rewel karena harus berpisah dengan Uti Akung, PRT yang biasanya berurusan dengan Uti kali ini langsung berurusan dengan Bunda, dan yang paling parang, adalah ketidaksiapan untuk dipanggil sebagai 'Bu Hani' oleh orang sekitar. Karena sewaktu di rumah Uti, bunda dipanggil dengan nama Bunda, karena di situlah para tetangga mengenal masa kecil bunda hingga Bunda punya anak. He..he.. lucu jga ya. Ini memang impact dari ketidakmandirian Bunda pada waktu itu.

Week demi week berjalan. Sampai sekitar menjelang week 30, dr Dwi Rasyanti SpOG, mengindikasikan adanya gangguan dalam janin Bunda. Berat janinnya di bawah ukuran. Akhirnya diberikanlah Bunda vitamin, susu penambah berat badan (sejenis p*di*s*re) dan Bunda disuruh makan lebih banyak porsinya. Dua pekan setelahnya, Bunda kontrol lagi. Hasilnya tidak terlalu memuaskan. dr Dwi merekomendasikan Bunda untuk USG 4 dimensi atau fetomaternal. Sekanrionya adalah, jika memang ada masalah dengan janin, maka di week 33 Bunda akan diberikan suntikan penguatan paru, dan janin akan dilahirkan via induksi. dr Dwi memberikan surat pengantar ke dr ahli fetomaternal. Dengan tambahan kosa kata 'segera'.

Bicara kata induksi, ini kata yang traumatis untuk Bunda. Teringat lagi partusnya Azka yang harus diinduksi karena Bu Dokter ingin mempercepat proses partus karena keesokan harinya Beliau harus cuus ke India untuk seminar (rrgh.... kesal kalau ingat itu. Kesal akrena Bunda kurang ilmu dan tidak percaya diri untuk membiarkan proses partusnya berjalan normal). Impactnya adalah robekan akibat persalinannya sampai ke rectum, dan nyerinya luar biasa bertahan dalam dua pekan pasca melahirkan. 

Bunda dan Abi pun membuat janji dengan dr Saroyo. Tapi pemeriksaan itu tidak pernah terjadi. bunda mendapat antrian nomor 7. Beliau praktek malam hari. Yang seharusnya jam 19.00 sudah mulai praktek, hingga 19.30 belum juga dimulai. Abi sudah mulai gelisah. Mungkin karena lelah juga. Abi kasihan dengan Bunda, karena sudah malam, perjalanan pulang juga lumayan jauh, dan besok masih harus ngantor. Akhirnya kami urun memeriksakan diri. Tapi kami memutuskan untuk mencari second opinion ke dokter lain.

Akhir pekan itu, kami berangkat ke dr X di rumah sakit Y. kami jelaskan semua casenya. lalu cek USG, dan dr X menjelaskan bahwa bayinya tidak apa-apa. Ada beda perhitungan umur kandungan antara dr X dan dr Dwi Rasyanti. Hari-hari selanjutnya, kami kontrol ke dr X.

Dan tibalah di week 39, saat partus. Ini yang terjadi.
Semua adalah Qadarullah. Bisikan hati 'coba ya begini begitu', 'seharusnya ini itu', itu semua adalah ulah syaithon agar manusia surut keikhlasannya menerima takdir Allah.

Semoga yang membaca dapat mengambil pelajaran dari kisah ini. Aamiin.

Wednesday 29 March 2017

Althaf Alkhwarizmi Dwiherdi, Partus IUFD

This is the story :)

3 Agustus 2012, atau tepatnya 14 Ramadhan 1433 H, suka cita dan duka cita bersama-sama mengiringi Bunda dan Abi. Yess... hari itu adalah lahir putra kami yang ke-2, dari kehamilan Bunda yang ke-3.

Kami beri ia nama Althaf Alkhwarizmi Dwiherdi. Dengan harapan ia akan tumbuh menjadi seorang muslim yang lembut (Althaf) dan cerdas seperti ilmuwan bidang matemarika (Alkhwarizmi). Dan nama itu sekarang sudah tertulis di nisannya. Di TPU Rawa Kuning, tidak jauh dari rumah Akung dan Uti.

Lima tahun sudah berlalu, tapi menuliskannya tanpa membiarkan bulir bening bersemayam di mata sepertinya tidak mudah.

Bismillah

Jumat itu, pagi hari di pertengahan bulan Ramadhan, saat Bunda dan Abi bersiap berangkat ke kantor. Ramadhan itu, Bunda mungkin hanya berpuasa tujuh hari. Selebihnya, Bunda mengambil rukshah atau keringanan tidak berpuasa bagi ibu hamil. Saat mau berangkat, Bunda merasa perut tidak nyaman. Seperti perasaan mulas. Bunda berfikir, oh, mungkin salah makan saja. Di atas motor, Bunda pun merasakan mulas berulang. Tetapi tetap tidak berfikiran bahwa itu adalah tanda-tanda partus. Sampai di kantor, Bunda menjalankan hari seperti biasa. Pagi menjelang siang, setelah menghabiskan bekal sarapan di pantry, Bunda menyempatkan diri ke toilet. Dan ternyata sudah ada flek darah, yang berarti, itu adalah tanda partus. Langsung Bunda menelpon Abi, dan izin pada atasan, bahwa Bunda mau cek ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, Bunda mendaftar, langsung menuju ruang observasi. Dan di ruang inilah semua peristiwa penuh hikmah ini dimulai. Tiga orang bidan, dalam waktu tiga puluh menit, tidak dapat mendengar  denyut jantung bayi. Akhirnya diputuskan untuk diperiksa ke USG di dokter kandungan yang berpraktek di waktu itu. dengan dr Wulandari Ekasari SpOG. Antrian pasien Beliau banyak. Namun Bunda didahulukan, sepertinya keadaanya termasuk darurat, tetapi Bunda dan Abi tidak ngeh. lalu diperiksalah di ruang prakter dokter SpOG menggunakan USG yang lengkap dengan monitor screen. Dan... keterangan dr Wulan adalah... bayi kami sudah meninggal di dalam kandungan, mungkin sudah dua atau tiga hari yang lalu, terindikasi dengan adanya fraktur di pertemuan tulang tengkorak. Tetapi untuk memastikan, dr Wulan menyarankan kami untuk USG 4 dimensi.

Cukup lama antri di USG 4 dimensi, karena digunakan oleh pasien penyakit dalam. Selama menunggu itu, Abi shalat Jumat di masjid terdekat, dan Bunda menunggu sendiri, dengan rasa mulas yang semakin bertambah, dan air mata kecemasan yang mengalir tak terbendung. Sampai di ruangan, bidan membesarkan hati kami untuk tenang dan berdoa. Dan, tibalah kepastian itu. Di monitor tidak ditemukan detak jantung, tidak ditemukan aliran darah ke janin. kali itu Bunda nangis, sesenggukan. Bunda dan Abi saling memeluk, untuk saling menguatkan. Mencoba sabar, tabah, karena ini adalah ketetapan Allah yang penyikapan terbaiknya adalah ikhlas. Lalu, dr Wulan men-skenariokan untuk induksi, agar janin dapat lahir normal. Beliau tidak merekomendasikan operasi sesar karena Beliau tidak mau Bunda sakit fisik dan psikis, karena sang bayi tidak ada.

Di ruang persalinan, ternyata Bunda merasakan 'ajakan' untuk mengejan. Saat dr Wulan datang, diperiksa, ternyata Bunda sudah bukaan 6. Tidak perlu induksi karena bisa berakibat infeksi. Dan, lahirlah Althaf. Bayi yang sudah lemas tak berdaya. Bunda seakan tidak boleh berlama-lama menyaksikan bayi Althaf. Karena khawatir tangisan Bunda menjadi histeris. Tidak berapa lama, Althaf dimandikan, dan sudah diselimuti kain putih, dan diserahkan ke Bunda. Bunda kecup wajahnya, harum, dan lembut kulitnya. Mirip Azka saat ia lahir. Hidung dan bibirnya yang menjadi ciri khas semua anak kami.

Akung dan Eyang Joko (yang kebetulan sedang mampir ke rumah Akung) sudah sampai rmah sakit. Althaf dibawa, dan penyelenggaraan jenazahnya dilakukan malam itu juga, selepas shalat tarawih. Bunda masih harus berada di rumah sakit untuk observasi pasca persalinan, dan Abi yang menemani Bunda.

Keesokan harinya, keluarga berdatangan. Simpati mereka seakan menjadi charger untuk Bunda bangkit. Bahkan, atasan Bunda pun menjenguk, berdua dengan istri Beliau. Sungguh perhatian yang sangat special.

Tapi hari itu segala tentang bayi menjadi hal yang 'menyebalkan' untuk Bunda lihat. Ada seorang Ibu yang diiringi keluarganya, nampaknya lepas melahirkan juga. Jalannya pelan, lalu mereka didampingi perawat yang menggendong sang bayi. Sebuah taksi berhenti untuk menjemput keluarga itu. Ah... harusnya Bunda seperti itu. Membawa pulang seorang bayi laki-laki yang lucu. Bunda iri ... Bunda jealous... Bunda nangis.

Kamipun melanjutkan hari-hari selanjutnya dengan percaya bahwa waktu akan menyembuhkan fisik dan psikis kami. Tetap berharap karunia Allah akan hadir lagi di tengah Bunda dan Abi.

Periksa Maksiat Kita

This is the story :)

Dalam sebuah pengajian, ada sebuah kalimat yang menyadarkan Bunda untuk kembali 'grounded',

Kalimat sakti itu adalah.... Boleh jadi keinginan atau cita-cita kita belum tercapai / belum dimakbulkan oleh Allah SWT bukan karena kita kurang berdoa atau kurang bekerja. Mungkin bisa jadi karena maksiat yang kita lakukan, besar ataupubn kecil, sengaja ataupun tidak sengaja, lalu dibiarkan, sehingga menjadi pembiasaan.

Not too much word to say... Just do a major correction for all we've done.

Hijrah

This is the story :)

Hijrah.
Asal kata Hadjara yang maknanya bermacam-macam. Secara bahasa ada yang memaknai sebagai 'memutuskan'. Orang yang berbahasa Indonesia, apabila dikemukakan kata 'hijrah', maka ia akan mengasosiasi pada sesuatu hal yang berhubungan dengan perubahan / perpindahan.

Nabi Muhammad SAW pun berhijrah ke Madinah, untuk mecari kehidupan yang baik bagi ummatnya. Pada waktu itu di Mekkah, situasi sudah sangat tidak kondusif untuk berdakwah. Intimidasi, siksa, boikot, semua sudah dialami oleh Nabi Muhammad SAW dan ummatnya. Tujuan hijrah ke Madinah juga bertujuan untuk menjaga keberlangsungan dakwah Islam.

Pemahaman lain mengenai hijrah yaitu merubah diri menjadi lebih baik. Dan ini, bisa jadi, ada comfort zone yang harus ditinggalkan.

Sungguh, hijrah ini membutuhkan azzam yang kuat, niat kuat karena Allah, tidak terkotori kekhawatiran dunia. Dan Bunda, secara pribadi memberikan penghormatan yang luar biasa pada teman-teman yang hijrah.

Ada teman yang cantik, dengan hijab yang modis, lalu hijrah dengan gamis dan kerudung panjangnya, serta membiarkan wajahnya polos tak ber-make up. Dan hijrah ini pastilah tidak luarnya saja, tetapi juga 'dalam'nya. Walaupun hanya bersua lewat media sosial, ada getar khusyu' yang Bunda rasakan pada teman-teman ini saat mereka berbicara atau memposting sesuatu di media sosial.

Ada teman yang menjual beragam benda elektronik berharga di rumahnya demi membereskan semua cicilan yang terindikasi riba. Begitu bertawakalnya pada Allah, sehingga tidak ada raut kesedian dan kekecewaan saat benda-benda tersebut berpindah tangan dan teman tadi tidak lagi menikmati fasilitas kemudahan dan kenyamanannya.

Daaannn.... ngga lucu kalau Bunda cuma nulis. Proses hijrah ini, harus dimulai, dijalankan, diresapi dengan hati. Pertolongan Allah itu dekat. Tugas utama adalah membersihkan hati kotor ini, dan mengaktifkan otak kanan untuk ga berucap : 'Ntar kalo begini gimana?', 'Misalkan begitu jadi apa?', Hanya azzam yang kuat yang menjadikan diri kita berhijrah kepada hal yang diridhoi Allah.


Friday 17 February 2017

Alisha Suka Gaya

This is the story :)

Ada kebiasaan baru Alisha saat ini : Senangnya pakai baju lenagn panjang. Panas hujan, siang malam, maunya baju lenagn panjang. Dan maunya baju yang bagus. Dan Alhamdulillah kami sudah mulai 'eling' untukmencoba membiasakan dia menggunakan jilbab.

Ini foto-foto Alisha.







Dan ini foti Alisha sedang bergaya setelah mandi



Pilkada DKI 2017

This is the story :)

Alhamdulillah, hari Rabu, 15 Februari 2017, kami mengikuti pilkada Gubernur &Wakil Gubernur DKI Jakarta. Skeluarga kompak, pilih paslon nomor 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.


Tante Arie dan Om Robi tidak bisa pulang ke jakarta, jadi mereka tidak bisa ikutan pilkada ini.

Wednesday 18 January 2017

Memperlakukan Makanan

This is the story :)

Bunda suka acara Food Source, di channel Asia Food Channel. Jadi, host acara ini meliput proses menghasilkan bahan makanan. Dari mulai tanamnya, pemeliharaan, sampai pemasarannya. Atau cara menagkap ikan, pengepakan, dan penjualan, dll/  Dan yang menjadi klimaks adalah, di akhir acara, kita disuguhkan beberapa quotes tentang perjuangan orang-orang yang menghasilkan bahan makanan tersebut. Misalnya, ada tulisan 'Bekerja keras sepanjang hari', atau 'Menerjang lautan dan badai'. Dan ilustrasi tulisan tersebut disertai dengan gambar si petani / nelayan yang sedang bekerja, serta diringi dengan alunan musik yang lembut.

Acara ini seakan ingin menyampaikan pesan bahwa apa yang ada di piring kita, itu tidak serta merta datang begitu saja tersedia. Ada kerja keras yang dilakukan oleh orang banyak. Dan karena itu, kita musti menghargai keberdadaan makanan di meja kita. Janganlah mencela makanan itu tidak enak, karena Rasulullah pun, jika tidak menyukai suatu makanan. Beliau tidak mencela. Beliau hanya tidak mengambil makanannya saja. Dan makanan enak atau tidak enak juga tergantung yang masak kan? Yang sebenarnya bahan makanan yang disediakan oleh alam semuanya adalah bahan yang bagus. Selain jangan mencela, jangan membuang makanan. Ini yang paling Bunda tidak suka. Akhir pekan kemarin Bunda menghadiri kondangan. Dan Bunda menyaksikan ada (sekitar tiga buah) tumpukan piring dimana masih ada sisa nasi dan beberapa potong lauk. Rrgghh.... Kalo itu sisanya Azka dan Alisha sih, biasanya Bunda melakukan operasi 'sapu jagad' alis ngabisin. He..he..( Ya kali punya orang mau dihabisin juga. Ogyah la yauu.. ). Bunda kalo lihat begitu, jadi kepengen ketemu sama orang yang ga menghabiskan makanannya, terus Bunda suruh dia habiskan. Ya Allah.... kebangetan banget kalau ga nyadar kalau di belahan bumi lain masih ada orang yang kelaparan. Atau  mungkin, setiap catering, di meja makanan perlu ada lable meja yang berbunyi gini kali ya :

Ambil yang Anda Makan
Makan yang Anda Ambil

Quotes itu diconterk dari kantin di kantor perusahaan Abi yang dulu. Dengan begitu, tiap orang akan konsisten hanya ambil apa yang akan ia makan dan habiskan saja.

So Guys.... jangan kalap kaya orang ga makan seminggu ya kalo ke kondangan, segala macem diambil dalam porsi besar terus ga dimakan. Kalem aja.... ambil sedikit-sedikit, kalo kurang nambah. Kalo antri? ya konsekuen lah. Namanya juga makan gratisan. kalo mau cepet dan puas porsinya, modal dikit ke restoran. -bahasa nyinyir mode on- 

Azka Sakit

This is the story :)

Sepertinya, bibit sakitnya dimulai saat liburan tahun baru ke Anyer sama Uti dan keluarga Eyang Joko. Tiga hari dua malam, main air di pantai terus-terusan, mungkin masuk angin. Sepulang dari Anyer, Azka merasa lemes. Lalu, sepekan setelah itu, sekolah masuk. Jumat pekan pertama bulan Januari Azka ga wushu karena lemas. Tapi pekan selanjutnya dia wushu. Sabtu - Ahad tanggal 14 - 15 kemarin, kami ke Bandung menghadiri undangan tetangganya Akung. Nah, di Bandung, Azka ga mau tidur di kamar. Maunya tidur di ruang tamu sama Abi. Padahal di ruang tamu kalau malam, hawanya menjadi sangat dingin. Dan malam itu, Azka juga tidak makan nasi, karena di amerasa masih kenyang siangnya makan mie ayam di Bakmi Akung sebanyak dua porsi.

Siap-siap Berangkat Kondangan

Akung Uti jadi Among Tamu


Lalu, hari Senin, 16 Januari, dia tidak masuk sekolah karena panas. Tapi menurut laporan si Mba, sekitar jam 9-an suhu tubuhnya sudah turun dan sudah ceria bermain kembali. Keesokannya, Azka sekolah. Tapi sekitar jam 11, Bunda dihubungi via whatsapp oleh fasilitator Azka di sekolah, mengabarkan bahwa badan Azka panas, dan boleh dijemput pulang. Akhirnya Azka pulang naik gojek, karena ojek langganannya sedang di Jati Bening. Sampai di rumah, Azka memang lemes dan badannya panas. Dia minta makan, tapi Mba nya belum selesai masak. Akhirnya Azka ngemil anggur, lalu tertidur.

Azka yang sedang Lemes, Tertidur
Bunda dan Abi lalu sepakat untuk membawa Azka ke dokter sepulang kantor nanti. Alhamdulillah jalanan lancar, kami sampai rumah sesaat sebelum adzan maghrib. Bunda coba ukur suhunya, dan angka termometer menunjukkan angka 39 dercel. Setelah mandi, kami segera berangkat ke ruma sakit. Sebelum berangkat, Azka sempat muntah. Di perjalan pun, dia sempat merasa eneg. Hiks....

Setelah diperiksa, ternyata Azka radang tenggorokan. Kata Bu Dokter, radangnya kemungkinan besar dari bakteri, karena ada bintil-bintil putih. Dan enegnya, bisa jadi karena bakterinya juga masuk ke pencernaan. bunda khawatir atau curiga tipes. Tapi, tipes baru bisa dideteksi setelah demam setelah lima hari. Ok deyh, jadilah Azka dibekali empat macam obat. (aaah.... teori RUM nya Bunda ambyaarrr. Mudah-mudahan ini ikhtiar terbaik). Tapi yang Bund aminumkan tiga saja :
1. Tempra forte untuk demamnya
2. Rhinos junior untuk pileknya (hm....)
3. Cefixime adalah antibiotiknya (hm... lagi).

Dan Azka diminta untuk istirahat selama tiga hari ini. Apabila demamnya sudah turun, Azka sudah bisa masuk.

Moga Azka lekas sembuh dan aktif lagi bersekolah. Aamiin.


Powered By Blogger