Wednesday 27 April 2011

Maaf Yaa

This is the story :)

Kemarn sore, saat adzan maghrib berkumandang dari TV, Bunda dan Abi duduk dan mendengarkan adzan. Sementara Azka masih asyik dengan sepedanya sambil sesekali berteriak, karena dia senang memainkan sepeda yang dia tabrakkan ke meja.

Trus, Abi memberi isyarat ssstttt... sambil mendekatkan jari telunjuknya ke bibir. Maksudnya, biar Azka duduk bersama kami dan mendengarkan adzan. Atau paling tidak, dia tidak lagi berteriak.

Ternyata, Azka marah. Dia mendekat Abi, lalu memukul Abi. Pluk... Abi tersenyum saja. Trus Bunda kasih komentar, lho kok Abi dipukul. Ternyata Azka juga memukul Bunda. Dan pukulan kedua sempat kena wajah Bunda. Aduhh... Astaghfirullah Al Azhiim. Sedih deh. 
Kebiasaan suka memukul ini 'direkan' oleh Azka karena melihat tetangga kami yang 'bahasa' ke cucu / anaknya adalah bahasa pukulan. Misalkan, anaknya ga mau masuk rumah karena udah sore, trus dipukul, Kalau ga mau ngalah rebutan sesuatu dengan saudaranya yang lebih kecil, dipukul. Efeknya, Azka mengasosiakan bahwa kalau marah, bahasanya adalah memukul. jrenggg ini tugas beratnya Bunda n Abi. 
OK, kembali ke cerita. Kemudian, setelah adzan, Abi menggandeng Bunda untuk naik ke kamar, shalat, dan dengan suara pelan bilang ... udah yuk, Azka ga usah ditemenin. sedih juga sih Bunda, tapi kami orang tua memang perlu memberi semacam peringatan bahwa tindakannya Azka salah. Kami tidak berkata sepatah pun. Walaupun ada perang batin dan Bunda sempat berdebat sedikit dengan Abi mengenai sikap kami ini. Menurut Abi, biarin aja, ga papa. Azka perlu belajar.

Ternyata, Azka mengikuti kami di tangga. Beberapa kali dia membuka pintu kamar tetapi tidak berani masuk. Padahal kami juga tidak melarang dia masuk ke kamar. Kami diam saja.

Di bawah, Mba Upi melihat kejadian ini. Ini dialognya... (Bunda tau cerita ini setelah Bunda ketemu Mba Upi beberapa menit sesudahnya Bunda shalat).
Upi : Azka, ngapain di tangga, naik turun? Sini turun aja.
Azka : Buda marah sama Azka.
Upi : Kenapa?
Azka : Azka pukul Bunda. Abi juga pukul.
Upi : Ooo... Kalo gitu, sekarang Azka ke atas, bilang ke Bunda dan Abi, Azka minta maaf, Azka ga pukul lagi. Sana naik...

Trus, Bunda selesai shalat, keluar kamar, dan melihat Azka di ujung tangga bawah.

Azka : Maap ya... Maap ya... Azka ga pukul lagi.

Bunda : Oo... Subhanallah (langsung turun, samperin, dan gendong Azka). Iya sayang, Bunda maafkan. Anak sholeh Bunda.

Trus Bunda ajak Azka ke atas, Bunda kasih tau Abi, Azka minta maaf, Azka ga akan pukul-pukul lagi.
Abi bilang... iya sayang,,, makacih....

ALHAMDULILLAH, semoga ini menjadi awal pembelajaran yang sangat berarti untuk Azka untuk meninggalkan kebiasaannya ini. Amien.

No comments:

Powered By Blogger