Monday 19 December 2011

Hati dan Berhitung

This is the story :)

Alhamdulillah, Sabtu 17 Desember 2011 lalu Abi dan Bunda sudah terima kunci untuk rumah pertama kami yang lokasinya di Puri Duren Asri 4, Jati Asih Pondok Gede.

Setelah ini, rencananya adalah mengisi barang-barang rumah tangga, lalu pindah. 

Ada yang pro dan kontra mengenai Bunda dan Abi membeli rumah. Kalo orang tuanya Abi, sangat pro, malah meng-encourage, dan cukup memberikan bantuan finansial pada kami. Kalo orang tua Bunda (akung n Uti) yang agak kontra. Karena mereke menginginkan keluarga Bunda menempati rumah mereka yang di Pulo Gebang.

Rumah, untuk sebuah keluarga adalah sesuatu yang urgent. Feel nya beda antara rumah sendiri dan rumah orang tua, walaupun mungkin, rumah orang tua lebih besar, fasilitas sudah lengkap, dan lain-lain. Tapi menurut kami, rumah sendiri adalah ada berkah di dalamnya. Ada kenyamanan yang tidak bisa ditakar dan diukur dengan hitung-hitungan matematis. Ya.. walaupun juga ada ujiannya tersendiri sih, misalkan ... yang biasanya cuek ngurusin dapur (beras, gas, dll) kalau sudah rumah sendiri harus aware terhadap masalah-masalah itu. Dan justru di situ letak pembelajarannya. Pembelajaran untuk dewasa, mandiri, dan tentunya.. bertanggung jawab.

Insya ALLAH setelah menempati rumah baru, ada wacana Bunda akan resign dari kantor. Untuk masalah ini, sejujurnya Bunda suka up and down.Satu sisi Bunda pengen full mengurus rumah, anak, dan Abi. Di sisi lain, Bunda termasuk orang yang dibesarkan dalam pemikiran 'risk manajemen' yang tinggi, alias sering dibayang-bayangi rasa worried yang rada lebay. Efeknya, Bunda suka berfikir 'saya harus mempersiapkan sesuatu untuk masa depan, untuk berjaga-jaga.'. kalau Bunda resign (asumsi tidak berpenghasilan), Bunda ada kekhawatiran ada perasaan ketidaknyamanan yang diakibatkan egoisme dan konsumerisme Bunda.

Solusi yang (rasanya) tepat untuk kendala ini adalah... Bunda tetap musti punya penghasilan di rumah. Bunda sudah terfikir ada beberapa bidang yang di dalamnya Bunda bisa berkarya. Deep inside my heart, Bunda insya ALLAH yakin itu pilihan tepat, karena Bunda suka bidang yang akan dijalani itu.

Mengenai rencana Bunda resign dari kantor, Abi sudah mantap akan rencana ini. Tapi kalau ditanya kapan, Abi jawabnya 'kalau situasi sudah kondusif'. Definisi kondusif itu apa, Abi ga men-state secara kuantitatif.  Abi hanya bilang ya... kalo semua sudah siap. Nah, di sini hikmahnya Bunda dan Abi jadi spouse (cieh...) Bunda yang melengkapi definisi kuantitatifnya.

Anyway.. sekarang kita jalanin semuanya dengan optimis, ceria, dan yakin bahwa episode baru insya ALLAH akan memberikan semangat baru dan berkah yang lebih besar dan banyak untuk semua pihak. amiin.

No comments:

Powered By Blogger