Friday 10 July 2009

Sabtu 4 Juli 2009 (Dan Berharap Hanya Sekali Saja)

This is the story :)

Azka hampi menginjam 8.5 bulan. Tetapi rasanya, kepercayaan diri Hani untuk menjaga Azka masihlah tipis. terbukti, Jika Hani berdua dengan Azka, Hani akan merasa cemas dan gugup. Padahal, yang sudah-sudah, ALHAMDULILLAH semua baik-baik saja. bahkan, hani sangat menikmati waktu emas untuk berduaan dengan pangeraan tampannya itu.

Mungkin, ketidakpercayaan diri Hani dalam merawat Azka adalah karena Hani takut berbuat kesalahan, takut menyakiti Azka, dan sepertinya, bacaan apapun yang sudah dibac, tetap tidak memenuhi pengetahuan Hani mengenai tumbuh kembang Azka. SUBHANALLAH... berarti masih dalam lagi ilmu yang harus digali untuk mendidik anak.

Tetapi... di hari Sabtu itu hani belajar sesuatu, bahwa anak adalah memang amanah kita untuk kita rawat dan didik sebaik mungkin. Namun, tetap penjagaan yang utama adalah pemilik sejati anak itu, yaitu ALLAH SWT.

Ceritanya begini ...

Sabtu siang, di rumah hanya ada Hani dan Azka. Azka dah mulai gesit, dah coba-coba berdiri, bahkan dititah pun dia seneng banget. Pokonya dah ga bisa ditinggal. Trus, siang kan waktunya bobo. Setelah mimik buah, Hani menidurkan Azka di kamar Utinya. Setelah Azka lelap, Hani lingkari tempat tidur Azka dengan bantal dan guling. Hani pun bergegas makan siang. Makan siang pun dilakukan di depan pintu kamar.

Makan siang selesai, lekas singkirkan piring, ambil minum. Saat menuangkan air dari dispenser, Hani mendengar tangisan azka. Sambil emmegang cangkir berisi air, Hani berlari menuju kamar Ibu.

MASYAALLAH... Azka sudah di pinggir kasur, sudah posisi mau merosot dari bantal yang disusun Hani untuk tameng. Hiks... Azka pun meluncur. Dalam sekejap... Hani refleks melempar gelas ke kasur, dan menangkap Azka. Kejadiannya cepat sekali. Agak lupa, apakah Azka sudah menyentuh lantai apa belum (seingat Hani siyh belum). Dan posisi meluncurnya adalah badan sisi kanan Azka dahulu yang sampai ke lantai.

Azka pun menangis kejer... Setelah 2 tarikan tangisan, di gendongan hani sambil dipeluk erat, dan dielus-elus kepalanya, sambil Hani minta maaf dan mengatakan 'It's OK, ga papa Nak', Azka berhenti menangis. Yang terjadi selanjutnya... kaki Hani gemetar, Jantung berdegup kencang, dan air mata mengalir.. bahkan lebih deras daripada air mata Azka. Hani pun duduk. Azka yang melihat bundanya menangis, ikut diam dan ia melihat wajah Hani dengan muka heran. Keduanya duduk dan saling diam. Hani tetap merasa bersalah...

Kemudian, Hani telepon Mas Agus yang sedang daam perjalanan kampanye ke Senayan. Pastinya, bicara di telepon sambil menangis. Hani ceritakan semuanya. Dan mas Agus, tidak panik. hanya berkata "Ga papa, badannya panas ga?". ALHAMDULILLAH badannya ga panas.

Ouh anakku, penjagaan terbaik memang oleh ALLAH SWT> Seingin apapun Bunda dan Abi menjagamu, kami aalah makhluk yang lalai... Tetapi sungguh, kami benci kelalaian dan kebodohan itu.

Maafkan Bunda ya Azka.

Semoga Bunda lebih pintar dalam merawat dan mendidik Azka. Amien.

Meja kerja, 10 Juli 2009 jam 11.40

No comments:

Powered By Blogger