Wednesday 1 September 2010

Kalau Bukan Memeras, Lalu Apa Namanya?

This is the story :)

Selama bulan Ramadhan ini, Bunda diantar Abi sampai terminal Kampung Melayu, kemudian Bunda lanjut naik kopaja No. 502.

Beberapa hari terakhir ini Bunda 'diresahkan' dengan anak muda yang 'berorasi' di bus. Isinya kira-kira begini :

Selamat pagi Bapak, Ibu.. Mohon maaf kami mengganggu perjalanan. Kami di sini sekedar meminta rizki dari bapak / Ibu. Uang 500 atau 1000 tidak akan membuat Bapak / Ibu jatuh miskin, dan juga tidak pula membuat kami kaya.
Bukannya kami malas, kami sudah mencari pekerjaan di ibu kota ini, tetapi sia-sia. Dan kami harus menyambung hidup demi sesuap nasi. Tolonglah Bapak / Ibu... kami tidak mungkin gelap mata dengan menodong / merampok demi sesuap nasi.
kami hanya ingin sebagian kecil rizki bapak / Ibu.


Kata-katanya sih secara halus ya... namun, diucapkan dengan nada yang hm.. kalo Menurut Bunda sih kasar. Trus setelah orasi kaya gitu, anak-anak muda itu samperin kursi penumpang satu persatu sambil nyodorin telapak tangan meminta.

Well, Bunda antara kesal, miris, prihatin, campur aduk deyh. Sebel banget kalau mereka bilang udah berusaha cari kerja, tapi sia-sia. MasyaALLAH... Semaksimal apa sih mereka sudah bekerja, masa ALLAH ga kasih rejeki? bunda yakin, mereka pasti ga kerja semaksimal seperti definisi 'maksimal' yang ada di otak Bunda.

Let's see... Maaf, sejelek-jeleknya, apa mereka pernah jadi pemungut sampah / pemulung trus dijual ke lapa? Belom kan..? Apa mereka pernah jualan aqua dan rokok asongan gitu, yang keliling di jalanan dari pagi sampai malam? belum kan.. ?

RASULULLAH SAW udah mencontohkan bagaimana Beliau kerja keras. Beliau menggembalakan kambing dari kecil, membawa kafilah dagang ke negeri Syam, yang jauh dari Arab, dan seterusnya. Sahabat pun mencontohkan demikian. Putra-putri RASULULLAH SAW juga bekerja keras, baik di dalam rumah ataupun di luar rumah dalam upaya menggapai maisya.

Alah Bunda... kalo ga mau kasih ya udah deyh, ga usah pake dalih kerja keras apalah gitu.

Emang Bunda ga mau kasih. Mungkin Bunda pelit, mungkin Bunda perhitungan, atau apalah. Cuma satu hal, Bunda ingin memutus rantai mental peminta-minta di kalangan anak muda ini. Lha wong mereka sehat bugar kok. Tinggal dirapiin aja penampilannya sedikit, jualan apa kek atau jadi apa, insyaALLAH pasti ada rejekinya kok.

Ternyata tugas kita sebagai orang tua 'buanyak' sekali ya. Bukan hanya ngurusin anak sendiri, tapi anak-anak itu adalah anak negeri, yang nantinya, baik langsung atau tidak langsung, pasti akan punya interaksi dengan anak kandung kita.

Ada sih hal-hal yang Bund audah pikirin, misal... kasih kerjaan konkret ke anak-anak ini. tapi apa ya? (ini yang lagi dipikrin metodenya).

Bismillah ... Moga-moga ketemu solusi konkret yang bisa dikerjakan Bunda / Abi dalam masalah ini. Amien ..

Meja kerja Bunda,
1 September 2010
9.02

No comments:

Powered By Blogger