Thursday 2 September 2010

Kenapa Anak Kecil Suka Coret-coret?

This is the story :)

Artikel ini Bunda co-paste dari Detik-Health, tulisan Vera Farah Bararah

Jakarta,* Orangtua seringkali menemukan coretan-coretan pada dinding
rumah yang dilakukan oleh si kecil. Kenapa anak kecil suka sekali
mencoret-coret?

Kelakuan ini seringkali membuat orangtua menjadi kesal dan marah, karena
tembok rumah yang tadinya bersih jadi kotor. Biasanya anak belum bisa
menggambar bentuk yang benar, sehingga coretan yang ada hanya berupa
garis lurus saja.

Meskipun kondisi ini tidak menyenangkan dan membuat rumah terlihat
kotor, sebaiknya orangtua tidak memarahi atau membentak si kecil.

Namun beritahukan pada anak di mana seharusnya ia boleh menggambar atau
mencoret-coret. Sediakan pula sarana seperti buku gambar, kertas kosong
dan crayon ukuran besar sehingga mudah digenggam oleh anak.

Kebiasaan mencoret-coret ini merupakan salah satu cara untuk melatih
perkembangan motorik halusnya, perkembangan ini nantinya akan dibutuhkan
untuk membantu anak menulis dan menggambar.

Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi si kecil untuk mengungkapkan atau
mengekspresikan dirinya, meskipun gambar yang dihasilkan terkadang tidak
bisa dimengerti oleh orangtua.

Dikutip dari /Family,go.com/, Rabu (1/9/2010) coretan yang dihasilkan
oleh si kecil berbeda-beda tergantung pada usianya, yaitu:

Coretan acak terjadi pada usia 12-30 bulan (2,5 tahun)
Pada usia ini anak masih belajar untuk memegang pensil warna dan membuat
tanda atau garis di atas kertas. Anak-anak cenderung mengalami
kenikmatan kinestetik, yaitu kesenangan atau kenikmatan untuk bergerak
dan membuat tanda. Coretan yang dihasilkan masih acak dan tidak teratur
serta cenderung menghasilkan garis panjang sepanjang kertas atau tembok.

Coretan terkontrol terjadi pada usia 2,5-3 tahun
Pada usia ini anak mulai menggunakan gerakan pergelangan tangan,
mengontrol coretannya dan membuat gambar yang lebih kecil. Namun coretan
yang dihasilkan belum sepenuhnya bisa dimengerti orang lain, dan juga
anak masih suka menggambar atau mencoret-coret tembok.

Coretan yang dihasilkan mulai berbentuk, terjadi pada usia 3-4,5 tahun
Anak-anak mulai memegang krayon dengan menggunakan jari serta sudah
mampu membuat berbagai garis dan bentuk serta gambarnya sudah mulai bisa
dimengerti. Selain itu anak-anak juga cenderung 'mengisahkan' atau ada
cerita di balik gambar yang dibuatnya.

Preskematik terjadi pada usia 4,5-7 tahun
Anak mulai menggambar simbol-simbol seperti garis yang meliuk-liuk,
lingkaran, spiral, angka-angka dan sesuatu yang mulai menyerupai objek
sebenarnya. Tapi anak-anak masih belajar untuk mengungkapkan sesuatu
pada orang lain melalui gambarnya.

Orangtua sebaiknya tidak melarang kegiatan anaknya ini, karena banyaknya
larangan yang diterima oleh si kecil akan menghambat sisi kreativitas
anak untuk berani mengekspresikan dirinya. Selain itu larangan yang
diberikan atau memarahinya tidak akan memberitahu anak apa yang salah
dan bagaimana yang benar.

Karena itu orangtua harus menyediakan sarana bagi anak untuk menggambar,
serta memberitahu dan memberi pengertian pada anak dimana saja anak
boleh menggambar dan daerah mana saja yang tidak boleh.

Memang tidak mudah dan tidak cukup sekali saja memberitahunya, untuk itu
orangtua harus sabar dan mengulanginya terus, serta jangan lupa untuk
memberi anak pujian jika ia berhasil menggambar di tempat yang benar.


Ha..ha.. jadi inget, waktu Bunda kecil, Bunda dan Tante Arie senengnya coret-coret di tembok kamar. Kayanya enak banget coret-coret tembok. trus sama Uti, temboknya didiemin aja sampai Bunda & Tante Arie udah besar, soalnya kalo bolak-balik dicat tanggung, kotor lagi, cat lagi, kotor, cat lagi.

Sejauh ini, kelihatannya Azka belum menunjukkan interest sama corat-coret. Hm.. ntar deh dicoba, kasih pensil warna dan kertas, dia suka corat-coret ga. Moga-moga Bunda ga kurang dalam memberikan stimulus ke Azka.

Meja kerja Bunda,
8.37 2 September 2010

No comments:

Powered By Blogger