Thursday 24 June 2010

Metode Mendidik Anak, Seperti yang Diajarkan Rasulullah SAW

This is the story :)

Tadi siang, ada kajian keputrian di kantor Bunda. Yang membaakan materi adalah Ustadzash Sinta Santi. Ini rangkumannya .

Masa Pendidikan Anak Yang Dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
1. Uaia 0 - 7 tahun.
Usia ini adalah usia bermain. Maka sangat tidak tepat apabila anak TK sudah disuruh belajar duduk serius. Boleh belajar, tapi ajarkan lewat permainan.
Golden age ada di usia 0 - 5 tahun. Pada usia ini anak mampu menyerap bahkan sampai 5 bahasa. Dan usia ini adalah usia yang sangat baik juga untuk anak menghafalkan Al Quran. Di usia 7 tahun, anak juga mulai belajar disiplin untuk shalat. Lebih dini, melalui pembiasaan atau ikut orang tua ke masjid, pastinya lebih baik
2. Usia 7 - 14 tahun.
Usia di mana anak mengalami pubertas. Di usia ini, adalah benar-benar pendidikan yang musti ditanamkan. Karena, yang ditanamkan di usia ini akan berefek pada kelanjutan usia anak selanjutnya. Perintah shalat juga sudah mulai didisiplinkan, di usia 10 tahun.
3. Usia 15 - 24 tahun.
Adalah usia di mana orang tua bisa berpartner dengan anak. Diharapkan orang tua bisa 'mengimbangi' karakter anak. Orang tua musti membuka diri terhadap anak, sehingga anak pun mau membuka dirinya (misal : untuk curhat) kepada orang tuanya.
4. Usia 24 tahun ke atas dan seterusnya.
Orang tua dan anakbisa menjadi seperti sahabat, yang selalu membantu di kala suka dan duka.

Hal yang penting dalam mendidik anak. Ada 5 hal (duhh maaf, Bunda cuma inget 4, tadi ga bawa catetan soalnya) :
1. Keteladanan dari orang tua.
Bagaimanapun, anak akan mencontoh orang tua, baik dalam berprilaku, bicara, atau cara berfikir. Oleh karena itu, orang tua semustinya belajar agar bisa menjadi teladan untuk anaknya.
2. Ketaatan
Anak akan taat pada kedua orang tuanya apabila orang tuanya juga menunjukkan ketaatan pada orang tua mereka (eyang nya si anak), Bunda taat pada Ayah, dan yang paling penting, ketaatan orang tua pada ALLAH SWT.
3. Kasih sayang
Jadikan anak merasa disayangi dan dicintai. Cium anak dengan sepenuh kasih sayang seperti yang dicontohkan Rasulullah pada cucunya, Hasan dan Husein. bermain dengan mereka, dan jangan remehkan kebutuhan mereka, walaupun di mata orang tua nampaknya sepele.
Note : He..he.. jadi inget kemaren malem. Bunda ngereview cerita Azka yang hari Senin lalu ikut Akung ek masjid untuk shalat Dzuhur. Saat cerita berlangsung, Azka bolak balik bilang 'Da' , 'Da', 'Da'. Mulanya Bunda ga ngerti. Trus Bunda inget lagi, oiya.. Azka ke Masjid boncengan sepeda sama Akung. OK lah.. jadi Bunda masukkan cerita Azka dibonceng sepeda sama Akung di review itu. Dan ALHAMDULILLAH bener... Azka denger Bunda cerita kaya gitu jadi seneng. Dia nyengir. He..he.. berarti ada kebutuhan Azka untuk memasukkan detail 'alat transportasi' apa yang digunakan dalam aktivitasnya dia. SUBHANALLAH ...
4. Sabar dan pengorbanan
Makanya ada hadist 'surga di bawah telapak kaki ibu' atau quotes 'kasih ibu sepanjang zaman, kasih anak sepanjang galah'. Karena, ALLAH memberikan perasaan yang lebih halus pada ibu (dibandingkan pada ayah), sehingga ibu yang lebih sabar menghadapi prilaku anaknya.

Informasi lain yang disampaikan :
jangan pernah sekalipun menyakiti fisik anak. Misal : mencubit, enjewer, memukul, dll. Karena dengan perlakuan seperti itu, saraf halus anak di tempat yang disakiti tersebut akan putus. Dalam Islam, anak boleh dipukul apabila di usia 10 tahun ia tidak menjalankan shalat. Pemukulan pun tidak dilakukan di wajah, tidak menggunakan alat (misalkan tongkat, ikat pinggang), tidak bertubi-tubi, dan tidak keras.
Tapi... (menurut analisa Bunda lho..) kemungkinan untuk memukul anak yang tidak mau shalat ini sangat kecil, apabila sedari kecil anak sudah memiliki teladan dari orang tuanya untuk shalat.
Moga bermanfaat ya, terutama untuk Bunda n Abi yang baru 20 bulanan j=menyangdang status orang tua.

Meja Kerja Bunda
24 Juni 2010
3.42

No comments:

Powered By Blogger