Thursday 24 June 2010

Trauma Cedera Kepala

This is the story :)

Artikel ini adalah copy-paste dari milis hypnobirthing, di bawah thread 'Terjun Bebas dari ketinggian 50cm'. Secara, nampaknya kejadian kejedug / terbentur kepala karena akibat lain pada balita adalah hal yang sering terjadi. Hiks... Azka juga pernah.

Ini ya salinannya ...

Trauma kepala umum terjadi pada anak pada umur berapapun. Penyebab trauma kepala ini antara lain jatuh, kecelakaan saat berolahraga, kecelakaan lalu lintas, dan trauma bukan karena kecelakaan.

Pemeriksaan

Lakukan primary survey dan pastikan jalan napas, tulang servikal, pernapasan dan sirkulasi anak dalam keadaan aman.

Segera periksa status mental anak dengan meggunakan skala AVPU. Gunakan penekanan pada supraorbital yang cukup keras sebagai rangsang nyeri.

A Alert (sadar)

V Responds to voice (berespon terhadap suara)

P Responds to pain (berespon terhadap nyeri)

Purposefully

Non-purposefully

Withdrawal/flexor response

Extensor response

U Unresponsive
(tidak berespon)

Nilai ukuran pupil, sama tidaknya dan reaktivitasnya, dan cari tanda-tanda neurologis fokal lainnya.

Lakukan secondary survey untuk melihat secara spesifik pada:

Leher dan tulang servikal – deformitas, nyeri, spasme otot
Kepala – lecet di kulit kepala, laserasi, pembengkakan, nyeri, Battles
Mata – ukuran pupil, ekualitas danreaktivitas, funduskopi
Telinga – darah di belakang gendang telinga, kebocoran LCS
Hidung – deformitas, pembengkakan,perdarahan, kebocoran LCS
Mulut – trauma gigi, trauma jaringan lunak Patah tulang wajah
Fungsi motorik – periksa alat gerak untuk melihat adanya refleks dan kelemahan sesisi
Lakukan pemeriksaan Glasgow Coma Score Pertimbangkan kemungkinan adanya traumanon-kecelakaan selama secondary survey terutama pada bayi dengan trauma kepala


Tatalaksana

Trauma kepala ringan:

Tidak kehilangan kesadaran Satu kali atau tidak ada muntah Stabil dan sadar Dapat mengalami luka lecet atau laserasi di kulit kepala Pemeriksaan lainnya normal

Anak-anak ini dapat dipulangkan dari Gawat Darurat untuk kemudian dirawat oleh orang tuanya. Jika terdapat keraguan apakah telah terjadi hilangnya kesadaran atau tidak, anggap
telah terjadi dan tatalaksana sebagai trauma kepala sedang. Pastikan orang tua mendapatkan instruksi yang jelas mengenai tatalaksana anak mereka di rumah terutama untuk segera kembali ke rumah sakit jika anak:

Menjadi tidak sadar atau sulit dibangunkan menjadi bingung mengalami kejang timbul sakit kepala menetap berulang kali muntah keluar
darah atau cairan dari hidung atau telinga

Trauma kepala sedang:

Kehilangan kesadaran singkat saat kejadian Saat ini sadar atau berespon terhadap suara. Mungkin mengantuk Dua atau lebih episode muntah Sakit kepala persisten Kejang singkat (<2menit) style="font-weight: bold;">Trauma kepala berat:

Kehilangan kesadaran dalam waktu lama Status kesadaran menurun – responsif hanya terhadap nyeri atau tidak responsif Terdapat kebocoran LCS dari hidung atau telinga.

Tanda-tanda neurologis lokal (pupil yang tidak sana, kelemahan sesisi)
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial: Herniasi unkus: dilatasi pupil ipsilateral akibat kompresi nervus okulomotor Herniasi sentral: kompresi batang otak menyebabkan bradikardi dan hipertensi Trauma kepala yang berpenetrasi Kejang (selain Kejang singkat
(<2menit) style="font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">Tatalaksana awal trauma

kepala berat:

Mencegah kerusakan otak sekunder dengan mempertahankan jalan napas yang paten, ventilasi dan oksigenasi adekuat, dan menghindari hipotensi.

Imobilisasi tulang servikal harus dipertahankan bahkan apabila foto lateral tulang servikal normal.

Pastikan intervensi bedah sarah dan ICU sejak dini.

Dengan konsultasi bersama ahli bedah saraf pertimbangkan untuk menurunkan
tekanan intrakranial:

Naikkan kepala 20-30° (hanya setelah syok dikoreksi) Ventilasi sampai pCO2 35mmHg Pertimbangan pemberian mannitol 0.5-1g/kg IV Pastikan tekanan darah adekuat

Kontrol kejang.

Lakukan CT scan kepala segera.

Berdasarkan National Institute for Health and Clinical Excellence, CT scan
kepala dilakukan jika terdapat satu atau lebih keadaan di bawah ini:

Kehilangan kesadaran lebih dari 5 menit
Tidak dapat mengingat kejadian sebelum atau sesudah trauma dan berlangsung lebih dari 5 menit.
Mengantuk yang tidak lazim Mual tiga kali atau lebih sejak trauma
Kemungkinan kerusakan yang timbul perlahan.
Kejang setelah trauma (jika anak tidak menderita epilepsi)
GCS kurang dari 14 atau kurang dari 15 untuk bayi kurang dari 1 tahun, ketika
pertama kali diperiksa di IGD Tanda-tanda yang menunjukkan tengkorak menekan otak Tanda-tanda fraktur basis cranii (misal, mata panda’) Luka lecet, bengkak, atau robekan di kepala >5cm pada bayi di bawah 1 tahun Mengalami kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi Jatuh dari ketinggian lebih dari 3 meter Terluka oleh benda atau sesuatu dengan kecepatan tinggi

PANDUAN UNTUK ORANG TUA

Anak-anak seringkali mengalami benturan di kepala dan sulit untuk diketahui
apakah hal itu merupakan masalah yang serius atau tidak. Jika anak Anda
terbentur di kepala, sebaiknya Anda menemui dokter. Trauma kepala adalah
benturan apa pun yang mengenai kepala yang menyebabkan benjol, luka lecet,
robekan, atau luka yang lebih parah pada kepala anak. Kebanyakan trauma kepala
bukan merupakan hal yang serius dan hanya menimbulkan benjol atau luka lecet. Namun terkadang trauma kepala dapat mengakibatkan kerusakan pada otak.

Cari bantuan medis segera jika :

Anak Anda mengalami benturan keras di kepala, seperti jatuh dari ketinggian
atau kecelakaan mobil.

Anak Anda kehilangan kesadaran.

Anak Anda tampak tidak sehat dan muntah beberapa kali setelahnya

Gejala dan Tanda

Gejala trauma kepala digunakan untuk menentukan berat tidaknya trauma tersebut.
Trauma kepala dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu trauma kepala ringan,
sedang, dan berat.

Trauma kepala berat adalah ketika anak Anda:

Tidak sadar lebih dari 30 detik.
Mengantuk dan tidak berespon terhadap suara Anda.
Memiliki tanda-tanda trauma kepala lain yang signifikan, seperti lebar pupil yang
tidak sama, kelemahan lengan dan kaki.
Ada sesuatu yang tersangkut di kepalanya.
Mengalami kejang kedua selain kejang singkat pertama ketika trauma terjadi.
Anda sebaiknya menghubungi ambulans segera jika anak Anda mengalami trauma kepala berat.

Trauma kepala sedang adalah ketika anak Anda:

Tidak sadar selama kurang dari 30 detik.
Sadar dan berespon terhadap suara Anda.
Muntah 2 kali atau lebih.
Sakit kepala.
Kejang singkat satu kali dapat terjadi langsung setelah trauma.
Bisa mengalami luka lecet, benjol, atau luka robek yang besar di kepala.

Anak Anda sebaiknya diawasi dengan ketat di rumah sakit selama paling sedikit 4 jam
setelah trauma kepala sedang.

Trauma kepala ringan adalah ketika anak Anda:

Tidak kehilangan kesadaran/tidak pingsan.
Sadar atau dapat berinteraksi dengan Anda.
Mungkin muntah, namun hanya sekali.
Bisa terdapat luka lecet atau robek di kepalanya. Selain itu normal.

Tatalaksana

untuk trauma kepala ringan

Sebagian besar anak dengan trauma kepala ringan sembuh sepenuhnya. Sebagian besar benturan ringan hanya menyebabkan luka lecet dan nyeri sebentar.

Berikan es atau handuk dingin pada daerah yang mengalami trauma untuk membantu
mengurangi bengkak.

Jika terdapat luka, tutup dengan perban bersih dan tekan selama 5 menit. Luka
robek di kepala sering berdarah banyak.

Masalah-masalah yang harus diperhatikan 1-2 hari setelahnya:

Sakit kepala. Anak Anda dapat mengalami sakit kepala. Berikan parasetamol tiap 4-6 jam jika diperlukan untuk menghilangkan nyeri.

Muntah. Anak Anda dapat mengalami muntah sekali, namun jika muntah berkelanjutan, bawalah ke dokter.

Mengantuk. Segera setelah trauma kepala Anak Anda mungkin merasa
mengantuk. Anda tidak perlu menjaganya agar tetap bangun bila ia ingin tidur.
Jika anak Anda tidur, bangunkan tiap ½-1 jam untuk memeriksa kondisinya dan
reaksinya pada hal-hal yang dikenalnya. Anda sebaiknya melakukan ini sampai ia
tak lagi mengantuk dan telah terjaga selama beberapa jam. Beberapa pertanyaan yang
dapat Anda ajukan:

Apakah ia mengetahui namanya? Apakah ia mengetahui nama orang lain yang dikenalnya? Apakah ia mengetahui hari apa hari ini? Atau jika anak Anda masih kecil: apakah reaksinya tampak sesuai? Misalnya mengambil sebuah mainan. Apakah ia tampak interaktif dan tidak terlalu rewel?

Jika Anda mengalami kesulitan membangunkan anak Anda, bawa anak ke gawat
darurat terdekat atau hubungi ambulans.

Jika perilaku anak Anda sangat berbeda dengan perilaku normalnya atau bila
nyeri tidak hilang, pergilah ke dokter.

Follow up

Beberapa masalah yang mungkin timbul akibat trauma kepala bisa sulir untuk
dideteksi pada awalnya. Pada beberapa minggu selanjutnya orang tua mungkin melihat adanya:

Rewel Mood yang berganti-ganti Kelelahan Masalah konsentrasi Perubahan perilaku

Sampaikan pada dokter Anda jika Anda khawatir akan tanda-tanda tersebut.

Temui dokter Anda atau kembali ke rumah sakit segera jika anak Anda mengalami/memiliki:

Perilaku yang tidak lazim Sakit kepala terus menerus atau beray yang tidak hilang dengan parasetamol (rewel pada bayi) Muntah berulang kali Keluar darah atau cairan dari telinga
atau hidung. Kejang atau spasme pada wajah, lengan, atau kaki Sulit bangun Sulit untuk tetap terjaga Jika Anda merasa khawatir dengan sebab apapun

Hal-hal yang harus diingat

Jika anak Anda mengalami trauma kepala, sebaiknya temui dokter.

Berikan es atau handuk dingin pada daerah yang terkena trauma untuk membantu
mengurangi bengkak.

Algoritme Evaluasi dan
Triase Anak dan Remaja dengan Trauma Kepala (Berdasarkan American
Academy of Pediatrics dan
American of Family Physician)

No comments:

Powered By Blogger