Thursday 5 July 2012

Kandidat Pilkada Incumbent

This is the story :)

Di pilkada DKI tahun 2012, ada calon incumbent yang maju lagi. si Incumbent ini menang Pilkada DKI tahun 2007. Rivalnya saat itu adalah pasangan Adang Daradjatun & Dani Anwar. Adang - Dani diusung PKS, sementara si Incumbent didukung all partai. Kemenangan mereka bedanya ga jauh kok, hampir 50-50 juga (ALLAHU AKBAR!). 

Nah, sekarang si Incumbent mengajukan diri lagi jadi kandidat cagub DKI. Hm... Bunda sih mendukung Foke untuk menjadi MANTAN Gubernur DKI di Pilkada DKI 2012 ini. Sebab apa, hm.. ini ada unsur subjektivitas dan obejctivitas. Kalo di media, Bunda kok melihat sosok ini cukup emosional yah (kalo ga mau dibilang temperamen). Teyus, barusan pagi ini Bunda baca rtikel di sini :

http://politik.kompasiana.com/2012/06/23/penipu-besar-itu-bernama-foke/
ditulis oleh Bimo tejo

Waduhh,,, sekali lagi Bunda bilang, kalo scientist itu salah it's ok, cuma kalo bohong atau ngakal-ngakalin, itu sudah NO WAY BUS WAY lah yaa... Ga dipercaya. ok dey, read the rest article yah... Bunda kurang kompeten untuk bercuap2 dari sisi objective, Karena emang bukan pengamat politik. he..he.. Kalo asal cuap-cuap tak bertanggung jawab sih bisa aja, cuma nggak lah, ga bikin cerdas juga (jiaahhh).


Dalam rapat paripurna DPRD Jakarta kemarin (22/6), Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo membanggakan prestasi Jakarta yang dianggapnya setara dengan kota-kota besar dunia lainnya. Ini ucapan Foke seperti dikutip oleh detikcom:
“Menurut data yang dirilis UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Kota Jakarta berada pada kelompok high human development. Sejajar dengan kota Rio de Janeiro, Beijing, Guangdong dan Kuala Lumpur.”
Dari mana Foke mencomot data ini? Setahu saya Program Pembangunan PBB (UNDP) tidak pernah mengeluarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) untuk setiap kota di Indonesia dan membandingkannya dengan kota-kota lain di dunia. Saya jadi bertanya-tanya data apa yang digunakan oleh Foke.
Keheranan saya terjawab dengan pernyataan Foke selanjutnya:
Menurut Foke, IPM selama 5 tahun terakhir di Jakarta mengalami peningkatan dari 76,6 pada tahun 2007 menjadi 78 pada tahun 2011. Nilai ini di atas rata-rata tingkat nasional yang mencapai 72,60 dan merupakan yang tertinggi pada level provinsi secara nasional.
Menilik data yang dikutip Foke, jelas terlihat bahwa yang dikutip Foke adalah data Biro Pusat Statistik (BPS). HDI keluaran UNDP memiliki indeks 0 sampai 1 (HDI semakin mendekati 1 berarti negara itu semakin makmur). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikutip Foke adalah keluaran BPS yang memang punya indeks pembangunan manusia tersendiri (0-100). Datanya bisa dilihat di link ini dan memang disana tertulis angka IPM Jakarta seperti yang dibilang Foke.
Apakah IPM keluaran BPS dan HDI keluaran UNDP sama saja? Oh tidak, keduanya berbeda jika dilihat dari metode penghitungan yang digunakan oleh kedua lembaga tersebut. Dalam laporan Indeks Pembangunan Manusia 2006-2007 yang dikeluarkan BPS (klik disini), mereka secara jelas menegaskan bahwa metode penghitungan yang dipakai berbeda dengan metode UNDP. Misalnya cara menghitung standar hidup layak (hal. 11), UNDP menggunakan Produk Domestik Bruto riil sedangkan BPS menggunakan rata-rata pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan dengan formula Atkinson.
Nah, setahu saya BPS tidak pernah mensurvey kota-kota besar dunia yang disebut oleh Foke dalam pidatonya. Jadi bagaimana Foke bisa ngomong kalau Jakarta memiliki indeks pembangunan manusia setara dengan Rio de Janeiro, Beijing, Guangdong dan Kuala Lumpur?
Hampir semua negara di dunia memiliki HDI atau IPM yang dihitung berdasarkan metode perhitungan berbeda-beda. Laporan ini kemudian dirangkum oleh perwakilan UNDP di setiap negara. UNDP perwakilan Indonesia misalnya, rutin mengeluarkan laporan HDI untuk setiap propinsi (contohnya klik disini). Tetapi dalam laporan itu dijelaskan bahwa metode yang dipakai adalah metode BPS (hal. 197), sehingga HDI yang diukur di Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan HDI yang diukur di negara lain.
HDI hanya bisa dibandingkan antar negara, atau antar propinsi/kota dalam satu negara. HDI antar negara bisa dibandingkan karena diukur dengan parameter dan metodologi yang seragam oleh UNDP pusat. HDI antar propinsi/kota dalam satu negara juga bisa dibandingkan karena dihitung oleh badan statistik setempat. Tetapi HDI antar kota di negara berlainan tidak bisa dibandingkan. Tidak masuk akal membandingkan HDI Jakarta yang dihitung oleh BPS dengan HDI Guangdong yang dihitung oleh China Development Research Foundation. Parameternya beda, metodenya lain, bagaimana mau dibandingkan?
Kalau ingin membandingkan antar kota di dunia, parameter yang lebih sahih adalah City Development Index (CDI) yang dikeluarkan oleh UN-HABITAT. Karena metode perhitungannya sama, dilakukan oleh lembaga yang sama, perbandingan antar kota bisa dilihat lebih adil. Atau kalau kata orang bule “apple to apple, not apple to orange”.
Kalau melihat data CDI (contohnya klik disini, dan data lengkapnya klik disini), Jakarta justru lebih buruk dibanding Havana yang sudah puluhan tahun jadi korban embargo Amerika. Skor CDI Jakarta adalah 69.2, sedangkan Havana meraih skor 71.0. Kalau dengan Havana saja kalah, nggak usah deh membandingkan Jakarta dengan Kuala Lumpur. Dengan mata telanjang saja, tak perlu data statistik orang bisa melihat kok betapa jomplangnya kualitas hidup di Jakarta dibanding Kuala Lumpur. Saya 10 tahun tinggal di Jakarta dan 12 tahun tinggal di KL, jadi Foke jangan coba-coba bohong.
Kalau melihat data CDI, Jakarta memang mengenaskan. Tidak lebih baik dari Havana, Jakarta juga kalah dari Bangkok (82.6), ChiangMai (78.5), bahkan Hanoi (74.2) yang hancur habis-habisan sewaktu Perang Vietnam.
Satu lagi, Foke membanggakan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta yang terus naik dari tahun 2007 hingga 2011, bahkan tambahnya lagi IPM Jakarta lebih tinggi dari IPM nasional. Data yang dikutip Foke memang betul, sumbernya adalah data BPS. Tapi kalau kita tengok, sebelum Foke menjadi gubernur di tahun 2007, IPM Jakarta memang selalu berada di atas angka IPM nasional. Dan bukan hanya Jakarta yang IPM-nya naik dalam kurun waktu 2007-2011, hampir semua propinsi di Indonesia juga naik IPM-nya bahkan dengan kenaikan yang lebih tinggi dibanding Jakarta.
Terakhir,saya benar-benar dibuat bingung oleh statistik ala Foke. Dia bilang angka IPM Jakarta adalah 78 dan termasuk high human development. Padahal BPS dan UNDP perwakilan Indonesia menggolongkan IPM antara 66-79.9 sebagai upper medium dan hanya IPM 80 ke atas yang digolongkan high (baca disini hal. 11).
There are three kinds of lies: lies, damned lies, and statistics (Ada 3 jenis kebohongan: bohong, bohong besar, dan statistik) - Benjamin Disraeli.
So, yang masih mau pilih incumbent di Pilkada 2012 ini, R U sure? Posisi kita di tanggal 5 Juli 2012, Pilkada tanggal 11 Juli 2012. Masih ada 6 hari lagi untuk bener-bener buka mata buka telinga untuk menentukan pilihan ke kandidat yang (insya ALLAH) lebih baik dari ini yach.

No comments:

Powered By Blogger