Wednesday 15 June 2016

Alisha, Ekspresi Kejujuran

This is the story :)

Kali ini edisi curcol. he..he..

Jadi begini. Saat berbuka puasa kemarin, kami berkumpul di ruang tamu -ruang tamu, ruang keluarga jadi satu. maklum, efisiensi rumah tipe imut-. Ade kue-kue yang kami siapkan untuk berbuka.
Lalu Alisha meminta sepotong kue, "Dede mawo itu.", sambil menunjuk ke piring kue.
Lalu Bunda bilang, "Bunda suapin ya." Maksudnya hendak mencuil kuenya menjadi potongan yang lebih kecl agar mudah dimakan.
Alisha menjawab, "Nda.. cama mba xxx aja."
"Mba xxx nya lagi masak, sama Bunda ya."
Dan dengan wajah marah, Alisha berkata,"Ndak."
Entah kepancing emosi atau bagaimana, mungkin karena baru pulang kerja, lalu sedikit membereskan hidangan untuk berbuka, Bunda malah membalas, "Ya udah.". Bunda melanjutkan berbuka. Ada jealous dan kesal juga dibegitukan.
"Alisha nya masih melihat Bunda dengan wajah rda cemberut." Kalo dipikir, wajahnya Alisha tuh mau ekspresi apa aja lucu. tidur, ketawa, serius main, nangis, cemberut, semuanya bikin gemes. he..he..

Kejadian itu menjadikan Bunda kesal. Kesal karena Alisha maunya sama mba xxx. Kalau tanggapan Azka sih, "ya iyalah, maunya sama mba xxx, karena kan biasanya sama mba xxx." Yeaah... Azka memang suka berfikir logis. Lurus tanpa tedeng aling-aling. Mirip Abinya.

Tapi kesal ini tidak berlangsung lama. Ternyata walau bagaimanapun, sayangnya anak VS kedekatan dengan khadimat berbeda. Dengan Bundanya, Alisha panggil-panggil dengan senyum, mau disun, dipeluk, menatap wajah Bunda, dan saat Alisha ikut tarawih di masjid pun, Alisha sangat kooperatif bermain sendiri. Kadang bermainnya naik ke punggung Bunda juga sih. he..he..

Lalu detik-detik berikutnya Bunda disadarkan. Jangan-jangan ekspresi yang ditunjukan Alisha adalah sekedar ekspresi kolokan aja. Sebenarnya Alisha ingin diperhatikan Bunda. Dan Bunda pun butuh sekali untuk berduaan dekat dengan Alisha agar lebih paham. Ya Robb, mudah-mudahan selalu ada jalan untuk kesempatan ini setiap hari.

Udah ah. Demikian curcolnya. Hm... just curcol. ga usah berfikir untuk dikotomi ibu kantoran VS ibu di rumah. Semua punya rejeki, semua punya ujian.

No comments:

Powered By Blogger